Program menghitung tarif taksi berdasarkan jarak tempuh dengan menentukan tarif km pertama sebesar Rp. 2500 dan tarif km selanjutnya sebesar Rp. 1800. Jika jarak kurang dari 1 km, tarif tetap Rp. 2500.
3. Percabangan / Pemilihan
• Struktur runtunan hanya terdapat pada program
sederhana.
• Pada umumnya, masalah yang akan diselesaikan
memiliki beberapa alternative pelaksanaan aksi.
• Suatu aksi (pernyataan) hanya dilakukan bila
persyaratan atau kondisi tertentu dipenuhi. Kita
katakan bahwa masalah dalam Percabangan memiliki
beberapa kasus.
• Jadi, dalam memecahkan masalah, kita harus
menganalisis kasus-kasus apa saja yang mungkin ada,
lalu aksi apa yang dilakukan bila suatu kasus
dimasuki.
4. Kondisi = Ekspresi Boolean
(true/false)
• Menganalisis kasus dari suatu masalah adalah
menentukan kondisi boolean (bernilai true atau false)
untuk setiap kasus dan menentukan aksi yang
dilakukan jika kondisi tersebut bernilai true (terpenuhi)
dan aksi yang dilakukan jika bernilai false (tidak
terpenuhi).
• Kondisi boolean adalah ekspresi boolean yang bernilai
true atau false bergantung pada nilai masing-masing
operand yang terlibat di dalamnya.
• Ekspresi boolean dibentuk dengan mengkombinasikan
operand yang bertipe sama dengan salah satu dari
operator relasional =, ≠, <, >, ≤, ≥, dan operator uner
not.
5. Contoh Ekspresi Boolean :
• x > y
• a ≠ 10
• m = n
• p ≤ q
• a + b > 1
• str = ‘itb’
• k mod 4 = 0
• ketemu = true
• not berhenti
• (x > 0) and (y < 0)
6. Aksi = Pernyataan
• Aksi dikerjakan bila kondisi boolean bernilai true
(terpenuhi)
• Dapat berupa pernyataan, pengisian nilai
(assignment), kalkulasi, baca, tulis, dan
sebagainya, bergantung pada masalahnya.
• Penentuan kondisi boolean dan aksi yang
dilakukan bergantung pada jumlah kasus yang
terdapat pada masalah tersebut : satu kasus (IF-
THEN), dua kasus (IF-THEN-ELSE), atau lebih dari
dua kasus (IF Bersarang).
7. Percabangan 1 Kasus (IF-THEN)
• Notasi algoritmik untuk analisis dengan satu
kasus adalah dengan menggunakan struktur
IF-THEN (jika-maka) :
Aksi sesudah kata then (dapat berupa satu atau
lebih aksi) hanya akan dilaksanakan bila kondisi
bernilai benar (true). Bila kondisi bernilai salah
(false), tidak ada aksi apapun yang dikerjakan.
8. Contoh Percabangan 1 Kasus IF-THEN
Program IF-THEN
Var
nilai : Integer ;
Begin
Write(‘ Masukkan Nilai Ujian : ');
Readln(nilai);
If nilai > 60 then
write (‘Anda Lulus’); {Kasus 1}
Readln;
End.
IF
nilai>60
END
Read (nilai)
Write
(‘LULUS’)
9. Latihan
• Buat Program Pascal
yang menghitung total
pembayaran dimana
jika dia pelanggan akan
mendapat diskon 10%
dari jumlah
belanjanya….
IF
Pelanggan
TotBayar=
JumBelanja – Diskon
Diskon :=
10%*
JumBelanja
Read
(JumBelanja)
Diskon := 0;
10. Program Toko_IFTHEN;
uses crt;
Var
p : char;
jml : longint;
diskon, total : real;
Begin
clrscr;
write ('Apakah Pelanggan (y/t) : '); readln(p);
write ('Berapa jumlah pembelian : Rp. '); readln(jml);
diskon := 0;
if (p='y') then
diskon := Jml*0.1;
total := jml - diskon;
writeln ('==============IndoApril==============');
writeln ('Jumlah Pembelanjaan : Rp. ',jml);
writeln ('Diskon : ',diskon:0:0);
writeln ('-------------------------------------');
writeln ('Total Bayar = Rp. ',total:0:0);
readln;
end.
11. Percabangan 2 Kasus (IF-THEN-ELSE)
• Notasi algoritma untuk analisis dengan dua buah
kasus adalah dengan menggunakan struktur IF-
THEN-ELSE (jika-maka-kalau tidak) :
Aksi1 akan dilaksanakan jika kondisi bernilai benar,
tetapi jika kondisi bernilai salah, maka aksi2 yang akan
dilaksanakan. Perhatikanlah bahwa “else” menyatakan
ingkaran (negation) dari kondisi.
12. Contoh Percabangan 2 Kasus
(IF-THEN-ELSE)
Program IF-THEN-ELSE
Var
nilai : Integer ;
Begin
Write(‘ Masukkan Nilai Ujian : ');
Readln(nilai);
If nilai > 60 then
write (‘Anda Lulus’); {Kasus 1}
Else
write (‘Anda Tidak Lulus’); {Kasus 2}
Readln;
End.
IF
nilai>60
END
Read (nilai)
Write
(‘LULUS’)
Write
(‘TIDAK LULUS’)
13. Program Toko_IFTHENELSE;
uses crt;
Var
p : char;
jml : longint;
diskon, total : real;
Begin
clrscr;
write ('Apakah Pelanggan (y/t) : ');
readln(p);
write ('Berapa jumlah pembelian : Rp. ');
readln(jml);
if (p='y') then
diskon := Jml*0.5
else diskon:=Jml*0.1;
total := jml - diskon;
writeln ('=========IndoApril=========');
writeln ('Jumlah Pembelanjaan : Rp. ',jml);
writeln ('Diskon : ',diskon:0:0);
writeln ('-------------------------------------');
writeln ('Total Bayar = Rp. ',total:0:0);
readln;
end.
IF
Pelanggan
Diskon:=
10% *JumBelanja
Diskon :=
10%*
JumBelanja
TotBayar:=
JumBelanja – Diskon
Read
(JumBelanja)
Write
(TotBayar)
14. Latihan
• Buatlah algoritma dan program yang membaca angka tahun
masehi,lalu menentukan apakah tahun tersebut merupakan tahun
kabisat. Secara sederhana, tahun kabisat adalah tahun yang habis
dibagi dengan 4.
Penyelesaian :
Misalkan tahun masehi tersebut adalah Tahun.
Analisis kasus :
– Kasus 1 : Tahun mod 4 = 0, maka tulis Tahun adalah tahun
kabisat
– Kasus 2 : Tahun mod 4 ≠ 0, maka tulis Tahun bukan tahun
kabisat
15. Program TAHUN_KABISAT;
{* menentukan apakah suatu tahun
merupan tahun kabisat atau bukan kabisat *}
Var {* DEKLARASI *}
Tahun : integer;
Begin {* DESKRIPSI *}
write('TAHUN '); readln (Tahun);
if (Tahun mod 4 = 0) then
write(' adalah tahun kabisat')
{Kasus 1}
else
write(' bukan tahun kabisat') ;
{Kasus 2}
end.
IF
Tahun
Mod 4 =0
END
Read (Tahun)
Write
(‘Tahun
Kabisat’)
Write (‘Bukan
Tahun Kabisat’)
16. Kondisi – Aksi
Lebih 2 Kasus (IF-THEN-ELSE Majemuk)
• Masalah yang mempunyai lebih dari 2 kasus tetap
dapat dianalisis dengan struktur IF-THEN-ELSE
sebagaimana halnya pada masalah dua kasus.
Tiga Kasus : Empat Kasus :
17. Contoh Percabangan 3 Kasus
IF-THEN-ELSE
Program Maks1
{menentukan bilangan terbesar dari 3 buah bilangan bulat positif}
Var
a, b, c , maks : Integer ;
Begin
Write(' Entry bil 1 : ');Readln(a);
Write(' Entry bil 2 : ');Readln(b);
Write(' Entry bil 3 : ');Readln(c);
{Menentukan bilangan terbesar }
If (a>b) then
maks :=a { Kasus 1}
else maks:=b; { Kasus 2}
If (c>maks) then
maks:=c; { Kasus 3}
{ Cetak bilangan terbesar }
Writeln(' Bil terbesar = ',maks);
Readln;
End.
18. Contoh Percabangan 4 Kasus
IF-THEN-ELSE
Program Maks2;
{menentukan bilangan terbesar dari 3 buah bilangan bulat positif}
Var
a, b, c , maks : Integer ;
Begin
Write(' Entry bil 1 : ');Readln(a);
Write(' Entry bil 2 : ');Readln(b);
Write(' Entry bil 3 : ');Readln(c);
{Menentukan bilang[9an terbesar }
If (a>b) {Kondisi1} then
if (a>c) {KOndisi2} then
maks a { Kasus 1}
else maks c { Kasus 2}
else
if (b>c) {kondisi3}then
maks b { Kasus 3}
else maks c; { Kasus 4}
{ Cetak bilangan terbesar }
Writeln(' Bil terbesar = ', maks);
Readln;
End.
19. Analisis Kasus
Kondisi 1 Kondisi2 Kondisi3
(a>b) (a>c) (b>c)
• Kasus1 y (a>b) and y (a>c)
– Maks:=a;
• Kasus2 y (a>b) and t (c>a) c>a>b
– Maks:=c;
• Kasus3 t (b>a) and y (b>c)
– Maks:=b;
• Kasus4 t (b>a) and t (c>b)
– Maks:=c;
20. Contoh Percabangan Lebih dari 1 Kondisi
Menggunakan Relational Operator OR dan AND
Program Maks3
{menentukan bilangan terbesar
dari 3 buah bilangan bulat positif}
Var
a, b, c , maks : Integer ;
Begin
Write(' Entry bil 1 : ');Readln(a);
Write(' Entry bil 2 : ');Readln(b);
Write(' Entry bil 3 : ');Readln(c);
If (a>b) And (a>c) Then
max:=a; {Kasus 1}
If (b>a) And (b>c) Then
max:=b; {Kasus 2}
If (c>a) And (c>b) Then
max:=c; {Kasus 3}
{ Cetak bilangan terbesar }
Writeln(' Bil terbesar = ',maks);
Readln;
End.
Program Maks2
{menentukan bilangan terbesar }
Var
a, b, c , maks : Integer ;
Begin
Write(' Entry bil 1 : ');Readln(a);
Write(' Entry bil 2 : ');Readln(b);
Write(' Entry bil 3 : ');Readln(c);
If (a>b) then
if (a>c) then
maks a { Kasus 1}
else maks c { Kasus 2}
else
if (b>c) then
maks b { Kasus 3}
else maks c; { Kasus 4}
{ Cetak bilangan terbesar }
Writeln(' Bil terbesar = ', maks);
Readln;
End.
21. Program HurufVokal;
Var
c : char;
Begin
write (‘Masukkan sebuah huruf :’);
readln (c);
if (c=‘a’) or (c=‘i’) or (c=‘u’) or (c=‘e’) or (c=‘o’) then
write (‘Huruf itu adalah huruf hidup’);
End.
22. Latihan
• Buatlah algoritma dan program pascal yang
membaca temperatur air, T, (dalam suatu derajat
celcius) pada tekanan normal, lalu menentukan
apakah wujud air tersebut dalam keadaan padat
(T ≤ 0°C), cair (0 < T< 100), atau gas (T > 100).
Penyelesaian :
Misalkan suhu air adalah T.
Analisis kasus :
– Kasus 1 : T ≤ 0, maka tulis “padat”
– Kasus 2 : 0 < T < 100, maka tulis “cair”
– Kasus 3 : T ≥ 100, maka tulis “uap”
23. Program WUJUD_AIR;
{ menentukan wujud air : padat, cair, atau gas, bergantung pada suhunya }
Var {* DEKLARASI *}
T : real; { suhu air, dalam derajat celcius }
Begin (*DESKRIPSI*}
write('suhu ');read(T);
write('adalah ');
If T <= 0 then
write('padat') { kasus 1 }
else
if ( T > 0) and ( T < 100 ) then
write('cair') { kasus 2 }
else
if T >= 100 then
write('gas atau uap'); { kasus 3 }
end.
end.
end.
End.
24. Kondisi – Aksi Kasus CASE
• Instruksi case digunakan sebagai instruksi pemilihan di
mana aksi yang akan dilakukan hanya bergantung pada nilai
dari satu macam variabel. Dengan kata lain, variabel
memiliki banyak macam nilai dan setiap nilainya berkaitan
dengan satu macam aksi
• Dimungkinkan ada n buah aksi
Notasi Penulisan Case :
Case ( variabel)
nilai-1 : Aksi_1;
nilai-2 : Aksi_2;
nilai-3 : Aksi_3;
……….
default : aksi_n;
Endcase
25. • Buat program yang membaca angka bulan lalu
menuliskan/menampilkan nama bulan
tersebut.
Contoh Percabangan
Kondisi - Lebih dari 1 Aksi (Kasus CASE)
26. Program JUMLAH_HARI;
{ menentukan nama bulan berdasarkan nomor bulan yang di inputkan }
Var {* DEKLARASI *}
AngkaBulan : integer; { 1 . . 12 }
NamaBulan : string;
Begin {* DESKRIPSI *}
write('Bulan (1-12) = '); readln(AngkaBulan);
case AngkaBulan of
1 : NamaBulan:=‘Januari’;
2 : NamaBulan:=‘Febuari’;
3 : NamaBulan:=‘Maret’;
4 : NamaBulan:=‘April’;
5 : NamaBulan:=‘Mei’;
6 : NamaBulan:=‘Juni’;
7 : NamaBulan:=‘Juli’;
8 : NamaBulan:=‘Agustus’;
9 : NamaBulan:=‘September’;
10 : NamaBulan:=‘Oktober’;
11 : NamaBulan:=‘November’;
12 : NamaBulan:=‘Desember’;
end;
writeln(‘Nama Bulan ke- ',AngkaBulan,' adalah ‘,Namabulan);
end.
27. Latihan 1 Kasus Percabangan
• Taxi “Azmar-Azmir” mempunyai tarif:
– Km pertama : Rp. 2500
– Km selanjutnya : Rp. 1800
Jarak minimal adalah 1 km.
• Jika seseorang menempuh jarak perjalanan kurang
dari 1 km, ia tetap harus membayar Rp.2500
• Untuk menghitung berapa tarif yang harus dibayar
dengan inputan Jarak yang ditempuh buatlah:
– Analisa Kasus Penyelesaiannya / Psedocodenya
– Flowchartnya
– Programnya Algoritma/Dalam Bahasa Pascal
30. Program TotTarif;
uses crt;
Var
JarakTempuh, J1, J2 : real;
Tarif : real;
Begin
clrscr;
write('Jarak Tempuh anda = '); readln(JarakTempuh);
clrscr;
writeln('Jarak Tempuh anda = ',JarakTempuh:2:2,' KM');
Jmin := 1;
Js := JarakTempuh - Jmin;
if (JarakTempuh <= Jmin) then {Kasus 1}
Tarif := 2500
else
Tarif := 2500 + (Js*1800); {Kasus 2}
writeln('Tarif yang harus dibayar adalah =',Tarif:2:2);
readln;
end.
Programnya
31. Latihan 2 Kasus Percabangan
• Untukmenghitung gaji total karyawan dimana gaji karyawan
pada sebuah perusahaan didasarkan pada jam kerja dalam
satu bulan serta posisi atau golongannya dalam perusahaan
tersebut. Upah per jam berdasarkan golongan adalah
sebagai berikut:
• Bila karyawan sudah bekerja lebih dari 150 jam per minggu
maka kelebihan jam kerja tersebut dihitung sebagai lembur
dengan upah/jam 25% di atas upah reguler. Buatlah :
– Analisa Kasus Penyelesaiannya / Psedocodenya
– Flowchartnya
– Programnya Algoritma/Dalam Bahasa Pascal
Golongan Upah/jam (Rp)
A 5000
B 6000
C 7500
D 9000
32. Input (JamKerja, Golongan);
Analisis kasus :
– Kasus 1 : JamKerja > 150, maka
• JK – 150 JamLembur
• UpahLembur = JamLembur * (100%+25%) * Upah
• Gaji = 150 * Upah
– Kasus 2 : JamKerja ≤ 150, maka
• JamLembur = 0 sehingga UpahLembur = 0
• Gaji = JamKerja * Upah
GajiTotal := Gaji + UpahLembur;
Output(GajiTotal);
Analisa Kasus
34. Program HitungLembur;
{ Algoritma yg menerima nama, golongan serta jam kerja kemudian menghitung Upah Lembur dan menampilkan
total gaji yang diterima karyawan}
Var {* DEKLARASI *}
Nama : String;
Golongan : char;
JK, JamLembur, UpahLembur, Gaji, Upah, TotGaji : real;
Begin {* DESKRIPSI *}
write('Masukkan Nama Anda : '); readln(Nama);
write('Golongan (A/B/C/D) : '); readln(Golongan);
case Golongan of
'A' : Upah := 5000;
'B' : Upah := 6000;
'C' : Upah := 7500;
'D' : Upah := 9000;
end;
writeln('Upah anda = ',Upah:0:0);
write('Masukkan Jam Kerja Per Minggu Anda : '); readln(JK);
if (JK > 150) then
JamLembur := JK - 150;
UpahLembur := JamLembur * Upah * 1.25;
Gaji := 150 * Upah;
If (JK <= 150) then
UpahLembur := 0;
Gaji := JK * Upah;
TotGaji := Gaji + UpahLembur;
writeln('Total Gaji yang anda peroleh adalah : ',TotGaji:0:0);
end.
36. Perulangan (LOOPING)
• Dalam bahasa pascal ada 3 macam cara untuk
perulangan atau yang lebih dikenal dengan
Looping.
• Konsep perulangan adalah agar para pengguna
(User) yang menggunakan program yang kita buat
bisa menggunakan beberapa baris atau beberapa
kalimat secara berulang.
Contohnya, jika kita akan memasukan nilai 10 siswa
maka kita harus menggulang proses tampilan untuk
mengisi nilai sebanyak 10 kali.
37. Struktur Perulangan
Struktur pengulangan secara umum terdiri 2 bagian :
1. Kondisi pengulangan, yaitu ekspresi Boolean
yang harus dipenuhi untuk melaksanakan
pengulangan. Kondisi ini ada yang dinyatakan
secara eksplisit oleh pemrogram atau dikelola
sendiri oleh komputer (implisit);
2. Badan (body) pengulangan, yaitu bagian
algoritma yang diulang.
38. Disamping itu, struktur pengulangan biasanya disertai bagian:
• Inisialisasi, yaitu aksi yang dilakukan sebelum pengulangan
dilakukan pertama kali. Inisialisasi dan terminasi tidak
selalu harus ada, namun pada berbagai kasus inisialisasi
umumnya diperlukan.
• Terminasi, yaitu aksi yang dilakukan setelah pengulangan
selesai dilaksanakan
• Struktur pengulangan
secara umum :
Dalam hal ini awal dan akhir pengulangan dinyatakan
sebagai kata kunci yang bergantung pada struktur
pengulangan yang digunakan. Selain itu, <inisialisasi> dan
<terminasi> adalah bagian yang opsional.
39. Notasi Struktur Pengulangan
• Struktur FOR
• Struktur WHILE
• Struktur REPEAT
Note:
• Pemilihan struktur pengulangan untuk masalah
tertentu dapat mempengaruhi kebenaran
algoritma.
• Pemilihan struktur pengulangan yang tepat
bergantung pada masalah yang akan deprogram.
40. Struktur FOR
• Struktur pengulangan FOR digunakan untuk
menghasilkan pengulangan sejumlah kali yang
dispesifikasikan.
• Jumlah pengulangan diketahui atau dapat ditentukan
sebelum eksekusi.
• Untuk mencacah sudah berapa kali pengulangan
dilakukan, kita memerlukan sebuah peubah (variable)
pencacah (counter).
– Peubah ini nilainya selalu bertambah satu setiap kali
pengulangan dilakukan.
• Jika cacah pengulangan sudah mencapai jumlah yang
dispesifikasikan, maka proses pengulangan berhenti
41. Bentuk umum struktur FOR
• Keterangan :
• Pencacah haruslah dari tipe data yang memiliki predecessor dan
successor, yaitu integer atau karakter. Tipe riil tidak dapat
digunakan sebagai pencacah.
• Aksi adalah satu atau lebih instruksi yang diulang.
• Nilai_awal harus lebih kecil atau sama dengan nilai_akhir. Jika
nilai_awal lebih besar dari nilai_akhir, maka badan pengulangan
tidak dimasuki.
• Pada awalnya,pencacah diinisialisasi dengan nilai_awal. Nilai
pencacah secara otomatis bertambah satu setiap kali pengulangan
dimasuki, sampai akhirnya nilai pencacah sama dengan nilai_akhir.
• Jumlah pengulangan yang tejadi adalah nilai_akhir - nilai_awal + 1.
42. Contoh For…to...do
Buat program mencetak angka 1, 2, .., N, yang
dalam hal ini nilai N dibaca terlebih dahulu dari
piranti masukan.
Analisa Kasus :
Misal N = Berapa jumlah angka yang ingin kita cetak
Input(N)
Misal i = Bilangan yg akan dicetakkan
for i:=1 to N do
Write(i)
43. Algoritma Programnya
Program CETAK_N_ANGKA;
{ mencetak 1, 2, …, N ke piranti
keluaran }
Var { * DEKLARASI *}
N : integer;
k : integer;
Begin {* DESKRIPSI *}
write(‘Jumlah Angka yang
akan dicetak = ');
read(N);
for k:=1 to N do { ulangi
sebanyak N kali }
writeln(k);
end.
k = N ?
Read (N)
write (k)
END
k=1
44. Contoh For…downto…do
Buat Program peluncuran roket dengan
hitung mundur, mulai dari 10, 9, 8,7,6 …,0
Analisa Kasus :
Misalkan k itu adalah bilangan
for (k:=10) downto 0 do
Write (k)
45. Algoritma Programnya
Program Peluncuran_Roket;
{ hitung mundur peluncuran roket }
Var { * DEKLARASI *}
k : integer;
Begin {* DESKRIPSI *}
for k:=10 downto 0 do
writeln(k) ;
write (GO!!!!!!!!); {Roket Meluncur}
end.
46. Struktur WHILE
• Bentuk Umum :
• Aksi (atau runtunan aksi) akan dilaksanakanberulangkali
selama kondisi benilai true. Jika kondisi bernilai false, badan
pengulangan tidak akan dilaksanakan, yang berarti
pengulangan selesai.
• Yang harus diperhatikan adalah pengulangan harus berhenti.
• Pengulangan yang tidak pernah berhenti menandakan bahwa
logika algoritma tersebut salah. Pengulangan berhenti apabila
kondisi bernilai false.
• Agar kondisi suatu saat bernilai false, maka di dalam badan
pengulangan harus ada instruksi yang mengubah nilai peubah
kondisi.
47. Contoh While…Do
• Buat program untuk memasukkan sejumlah bilangan bulat positif.
Banyaknya bilangan yang dimasukkan tidak diketahui sebelumnya
(bebas/sembarang), tetapi program akan berhenti bila bilangan
yang dimasukkan bernilai -99. Maka bilangan -99 akan
diinterpretasikan sebagai tanda berhenti proses pengisian data. Kita
diminta menghitung jumlah seluruh nilai yang dimauskkan (-99
tidak termasuk data yang dijumlahkan).
Analisa Kasus:
• Misalkan dibaca berturut-turut data: 10, 4, 5, 8, -99, maka jumlah
seluruh nilai adalah 10 + 4 + 5 + 8 = 27
• While (k <> -99)
Input(k);
jum := Jum + k;
Write (jum);
48. Program JUMLAH_DATA;
{ menghitung jumlah seluruh nilai bilangan bulat positif yang dibaca dari
piranti masukan. akhir pembacaan data: -99 }
Var {* DEKLARASI *}
x, jumlah : integer;
Begin {* DESKRIPSI *}
jumlah:=0;
write('Ketikkan sembarang bilangan bulat ( -99 mengakhiri )');
readln(x);
while (x <> -99) do
begin
jumlah:=jumlah + x;
write('Ketikkan sembarang bilangan bulat ( -99 mengakhiri )');
readln(x);
end;
writeln('Jumlah seluruh nilai = ',jumlah);
end.
Algoritma Programnya
49. Struktur REPEAT
• Bentuk Umum :
• Notasi ini mendasarkan pengulangan pada kondisi boolean.
• Aksi di dalam badan kalang diulang sampai kondisi boolean
bernilai true. Dengan kata lain, jika kondisi boolean masih
false, pengulangan masih terus dilakukan. Karena proses
pengulangan suatu saat harus berhenti, maka di dalam
badan pengulangan harus ada aksi yang mengubah nilai
peubah kondisi.
• Struktur REPEAT memiliki makna yang sama dengan WHILE,
dan dalam beberapa masalah kedua struktur tersebut
komplemen satu sama lain.
50. Contoh Repeat…Until
• Algoritma dan program untuk menghitung jumlah angka
dari 1 sampai N. Nilai N dibaca dari papan kunci. Misalnya N
= 5, maka 1 +2 + 3 + 4 + 5 = 15.
Analisa Kasus :
Misalkan : N = {banyaknya suku deretnya}
jumlah = { inisialisasi jumlah deret }
k = {suku deretnya}
Input(N)
jumlah :=0;
k :=1;
repeat
jumlah:=jumlah + k;
k:=k+1;
until (Bil>N)
• Output Hasilnya :
51. Algoritma Programnya
Program PENJUMLAHAN_DERET;
{ menjumlahkan deret 1 + 2 + 3 + ... + N dengan N adalah bilangan bulat positif yang
dibaca dari piranti
masukan. jumlah deret dicetek ke piranti keluaran. }
Var {* DEKLARASI *}
N, k, jumlah : integer;
Begin {* DESKRIPSI *}
write('N = ');readln(N); {banyaknya suku deret}
jumlah:=0; { inisialisasi jumlah deret }
k:=1; { suku deret }
repeat
jumlah:=jumlah + k; {jumlah deret sekarang} {Badan Perulangan}
k:=k+1; {suku deret berikutnya}
until k > N; {Kondisi Berhenti}
writeln('jumlah deret = ', jumlah);
end.
52. Latihan 1 Kasus Perulangan
• Buatlah program untuk menampilkan deretan
angka dengan menerima masukkan angka
awal, kelipatan berapa dan berapa banyak
angka yang akan ditampilkan.
• Hasil Output :
53. Analisa Kasus
• Buatlah program untuk
menampilkan deretan angka
dengan menerima masukkan angka
awal, kelipatan berapa dan berapa
banyak angka yang akan
ditampilkan.
Analisa kasus :
• Input(nilai awal,kelipatan,banyak
angka)
• m=nilai awal, k=kelipatan,
n=banyak angka
• For i=1 to n do
write(m)
m=m+k
Input(nilai
awal -> m),
kelipatan -> k),
banyaknya
angka -> n)
i = n ?
m=m+k
Write (m)
END
54. Program Deret_Angka;
uses crt;
Var
k, m, n, i : byte;
Begin
clrscr;
writeln('Input Nilai Awal : '); readln(k);
writeln('Input Kelipatan : '); readln(m);
writeln('Input Banyak Angka : '); readln(n);
clrscr;
for i:=1 to n do
Begin
write(k:4);
k:=k+m;
end;
readln;
end.
Algoritma Programnya
55. Latihan 2 Kasus Perulangan
• Buatlah program untuk menampilkan jumlah
bilangan bulat 0 - 15
56. Analisa Kasus
Conts Batas awal=0
Batas akhir=15
i=batas awal
n=batas akhir
jum=0
while (i<=n)
write(i)
i=i+1;
jum=jum+1
write(jum);
Batas awal=5
Batas akhir =15
i=Batas awal
n = Batas akhir
Jum=0
i=i+1
Jum=jum+1
write (m)
write (jum)
While
(i<=n)
57. Program Jumlah_Bilangan;
Uses crt;
Const
Batas_Awal = 0;
Batas_Akhir = 15;
Var
I, Jml : integer;
Begin
clrscr;
writeln('---------------------------------------------------');
writeln(' Jumlah Bilangan Bulat 0 - 15 ');
writeln('---------------------------------------------------');
I := Batas_Awal;
Jml := 0;
While I <= Batas_Akhir do
Begin
writeln(I);
Jml:=Jml + 1;
I:=I+1;
end;
writeln('Jumlah bilangan Bulat dari ',Batas_Awal,' Sampai ',Batas_Akhir,' adalah = ',Jml);
readln;
end.
Algoritma Programnya
58. Jawab Repeat…Until
Conts Batas awal=0
Batas akhir=15
i=batas awal
n=batas akhir
jum=0
repeat
write(i)
i=i+1;
jum=jum+1
until (i > n)
write(jum);
Batas awal=5
Batas akhir =15
i=Batas awal
n = Batas akhir
Jum=0
i=i+1
Jum=jum+1
write (m)
write (jum)
i > n