SlideShare a Scribd company logo
2
Most read
3
Most read
12
Most read
TUGAS AKHIR
1. PENGERTIAN JEMBATAN WHEATSTONE
Rangkaian sekarang kita kenal sebagai Jembatan Wheatstone sebenarnya pertama
kali dijelaskan oleh Samuel Hunter Christie (1784-1865) pada tahun 1833.
Namun, Sir Charles Wheatstone menemukan banyak kegunaan untuk sirkuit ini
setelah ia menemukan deskripsi pada tahun 1843. Akibatnya, sirkuit ini umumnya
dikenal sebagai Jembatan Wheatstone.
Untuk hari ini, jembatan Wheatstone tetap metode yang paling sensitif dan akurat
untuk mengukur nilai resistansi tepat.
Circuit Dasar Jembatan
Konsep dasar dari Jembatan Wheatstone adalah dua pembagi tegangan, baik
diberi makan oleh input yang sama, seperti yang ditunjukkan ke kanan. Output
rangkaian ini diambil dari kedua output pembagi tegangan, seperti yang
ditunjukkan di sini.
Dalam bentuk klasik, galvanometer (meter dc sangat sensitif saat ini)
dihubungkan antara terminal output, dan digunakan untuk memantau arus yang
mengalir dari satu pembagi tegangan yang lain. Jika dua pembagi tegangan
memiliki rasio yang sama persis (R1/R2 = R3/R4), maka jembatan dikatakan
seimbang dan tidak ada arus ke arah baik melalui galvanometer. Jika salah satu
resistor perubahan bahkan sedikit nilai, jembatan akan menjadi tidak seimbang
dan arus akan mengalir melalui galvanometer. Jadi, galvanometer menjadi
indikator yang sangat sensitif dari kondisi keseimbangan.
Menggunakan Jembatan Wheatstone
Dalam aplikasi dasar, tegangan dc (E) diterapkan ke Jembatan Wheatstone, dan
galvanometer (G) digunakan untuk memantau kondisi keseimbangan. Nilai-nilai
R1 dan R3 diketahui secara tepat, tetapi tidak harus identik. R2 adalah resistansi
variabel dikalibrasi, yang saat ini nilainya dapat dibaca dari dial atau skala.
Sebuah resistor yang tak diketahui, R X, terhubung sebagai sisi keempat sirkuit,
dan kekuasaan diterapkan. R2 disesuaikan sampai galvanometer, G, membaca
arus nol. Pada titik ini, R X = R2 × R3/R1.
Sirkuit ini paling sensitif ketika keempat resistor memiliki nilai resistansi yang
sama. Namun, sirkuit bekerja cukup baik dalam hal apapun. Jika R2 dapat
bervariasi pada kisaran resistensi 10:1 dan R1 adalah nilai sama, kita dapat beralih
nilai-nilai dekade dari R3 ke dalam dan keluar dari sirkuit sesuai dengan kisaran
nilai yang kita harapkan dari R X. Menggunakan metode ini, kita secara akurat
dapat mengukur setiap nilai R X dengan memindahkan satu multi-posisi saklar dan
menyesuaikan satu potensiometer presisi.
Jembatan Wheatstone digunakan secara luas untuk pengukuran presisi tahanan dari
sekitar 1 Ω sampai rangkuman mega ohm ( MΩ ) rendah.
Prinsip Dasar
Prinsip dasar dari jembatan Wheatstone didasarkan pada rangkaian yang
ditunjukkan pada gambar 1, dimana rangkaian terdiri dari :
- sumber tegangan baterai ( E )
empat lengan tahanan, yaitu tahanan R1
dan R2
, disebut lengan
pembanding,
- tahanan R3
, disebut lengan standar, dan tahanan R4
adalah tahanan yang
besarnya tidak diketahui.
- Sebuah galvanometer, yang merupakan detektor nol.
Besar arus yang melalui galvanometer tergantung pada beda
potensial(tegangan) antara titik c dan titik d.
Jembatan dikatakan setimbang, jika beda potensial pada galvanometer adalah
nol, artinya tidak ada arus yang mengalir melalui galvanometer. ( kondisi ini
terjadi, jika Vca
= Vda
atau Vcb
= Vdb
).
Jadi jembatan dikatakan setimbang setimbang, jika :
I1
R1
= I2
R2
….. …………..( 8-1 )
Pengukuran tahanan Rx
tidak bergantung pada karakteristik atau kalibrasi galvanometer
defleksi nol, asalkan detektor nol tersebut mempunyai sensitivitas yang cukup, untuk
menghasilkan posisi setimbang jembatan pada tingkat presisi yang diperlukan.
2. Aplikasi Jembatan Wheatstone Secara Umum
Hal ini tidak mungkin untuk menutup semua variasi praktis dan aplikasi dari
Jembatan Wheatstone, apalagi semua jenis jembatan, di halaman Web tunggal. Sir
Charles Wheatstone ditemukan banyak menggunakan dirinya sendiri, dan lain-
lain telah dikembangkan, bersama dengan banyak variasi, sejak saat itu. Salah
satu aplikasi yang sangat umum dalam industri saat ini adalah untuk memonitor
perangkat sensor seperti pengukur regangan. Perangkat tersebut resistensi
perubahan internal mereka sesuai dengan tingkat tertentu strain (atau tekanan,
suhu, dll), dan berfungsi sebagai resistor R X diketahui. Namun, bukannya
mencoba untuk terus menyesuaikan R2 untuk menyeimbangkan sirkuit,
galvanometer digantikan oleh sebuah sirkuit yang dapat dikalibrasi untuk
merekam tingkat ketidakseimbangan dalam jembatan sebagai nilai strain atau
kondisi lain yang diterapkan pada sensor.
Sebuah aplikasi kedua digunakan oleh distributor daya listrik secara akurat
menemukan istirahat di kabel listrik. Metode ini cepat dan akurat, dan tidak
memerlukan sejumlah besar teknisi lapangan.
Jembatan Wheatstone dengan Pengaman
Jembatan Wheatstone dengan pengaman digunakan untuk pengukuran tahanan
yang sangat tinggi, seperti : tahanan isolasi kabel atau tahanan kebocoran
kapasitor ( umumnya dalam orde beberapa ribu mega ohm ).
Salah satu masalah utama dalam pengukuran tahanan tinggi, terjadinya
kebocoran arus, yaitu :
- disekitar dan sekeliling komponen atau bahan yang diukur.
- sekeliling jepitan kutub pada titik mana komponen dihubungkan ke instrumen
- di dalam instrumen sendiri.
Arus kebocoran ini tentu tidak diinginkan, karena dapat memasuki rangkaian
pengukuran dan mempengaruhi ketelitian pengukuran yang sangat besar sekali.
Arus kebocoran ini, jelas kelihatan pada pengukuran tahanan tinggi, karena
tegangan tinggi diperlukan untuk memperoleh sensitivitas defleksi yang cukup.
Dalam pengukuran, pengaruh dari arus bocor ini, umumnya dihilangkan dengan suatu
rangkaian pengaman.
Rangkaian Pengaman
Dari gambar 9, dapat dijelaskan prinsip sebuah rangkaian pengaman sederhana
di dalam lengan Rx
dari sebuah jembatan Wheatstone, sebagai berikut :
Jika rangkaian pengaman tidak ada, maka arus kebocoran Il
sepanjang permu-kaan jepitan
kutub yang terisolasi akan bergabung dengan arus Ix
melalui komponen yang diukur,
sehingga menghasilkan arus total rangkaian yang lebih besar daripada arus peralatan yang
sebenarnya.
Jika kawat pengaman dipasang mengelilingi permukaan kutub yang terisolasi,
maka kawat pengaman akan menahan arus kebocoran dan mengembalikan ke
baterai.
( agar arus kebocoran selalu menuju sebagian dari kawat pengaman dan mencegah-nya
masuk ke rangkaian jembatan, maka pengaman harus ditempat-kan secara cermat. ). Pada
rangkaian jembatan dalam gambar 10, pengaman sekeliling jepitan kutub di lengan Rx
,
ditunjukkan oleh sebuah lingkaran kecil disekitar terminal, dan tidak me-nyentuh satu
bagianpun dari rangkaian jembatan dan langsung dihu- bungkan ke baterai. Gambar
Jika dalam aplikasi teknik sipil salah satunya adalah dalam percobaan mengukur
regangan pada benda uji berupa beton atau baja. Dalam percobaan kita gunakan
strain gauge, yaitu semacam pita yang terdiri dari rangkaian listrik untuk
mengukur dilatasi benda uji berdasarkan perubahan hambatan penghantar di
dalam strain gauge. Strain gauge ini direkatkan kuat pada benda uji sehingga
deformasi pada benda uji akan sama dengan deformasi pada strain gauge.
Seperti kita ketahui, jika suatu material ditarik atau ditekan, maka terjadi
perubahan dimensi dari material tersebut sesuai dengan sifat2 elastisitas benda.
Perubahan dimensi pada penghantar akan menyebabkan perubahan hambatan
listrik, ingat persamaan R = ρL/A. Perubahan hambatan ini sedemikian kecilnya,
sehingga untuk mendapatkan hasil eksaknya harus dimasukkan kedalam
rangkaian jembatan Wheatstone. Rangkaian listrik beserta jembatan
Wheatstonenya sudah ada di dalam strain gauge.
Berbagai pemanfaatan penginderaan jauh dalam berbagai bidang kehidupan,
khususnya dibidang kelautan, hidrologi, klimatologi, lingkungan
dankedirgantaraan. Manfaat dibidang kelautan (seasat mos) adalah untuk
pengamatan sifat fisi air laut, pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi dan
lain-lain.(Aryadamis,2009)
Menangkap ikan menggunakan cahaya adalah kegiatan perburuan seperti halnya
menangkap harimau,babi hutan atau hewan-hewan liar lainnya di hutan, karena
sifat memburu,menjadikan kegiatan penangkapan ikan mengandung ketidak
pastian yang tinggi. Untuk mengurangi ketidak pastian hasil tangkap ikan tersebut
nelayan sejak lama menggunakan sarana cahaya sebagai alat bantu penangkapan
ikan. Sesunguhnya sangat berkaitan dengan upaya nelayan dalam memahami
prilaku ikan disekitarnya.(vandef,2010)
3. Contoh Aplikasi Jembatan Wheatstone yang Berkaitan dengan Sensor
Perkembangan teknologi elektronika memicu berkembangnya dunia elektronika
yang pada mulanya menggunakan cara konvensional berubah menggunakan cara
modern dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Bukan hanya di sektor
industri, sektor diluar industi pun tidak luput dari penggunaan kemajuan
teknologi, salah satunya adalah benda alat penghitung beban, peralatan ini sangat
praktis dan efisien. Untuk pengukuran beban yang bersifat manual sering terjadi
kali terjadi kesalahan dalam pengukuran baik yang berasal dari alat ukur atau dari
manusianya itu sendiri. Hal ini terjadi biasanya karena ketidaktelitian dalam
pembacaan alat ukur yang kurang presisi atau mungkin dari faktor manusianya itu
sendiri.
Tujuan yang hendak dicapai pada tugas akhir ini adalah pembuatan perangkat
keras yaitu Model Timbangan Digital menggunakan Load Cell berbasis
mikrokontroler AT89S51 dan LCD sebagai penampil dari hasil pengukuran yang
telah dilakukan. Sehingga diharapkan pada akhirnya dalam pengukuran beban
yang dilakukan dapat lebih akurat dan dalam proses pelayanan pengukuran beban
lebih singkat dan lebih baik.Metode yang digunakan dalam tugas akhir ini
meliputi tahap-tahap studi literatur perangkat keras dan lunak, perancangan sistem
alat; pembuatan perangkat keras, dan perangkat lunak, pengujian sistem berdasar
pada teori yang ada sampai dengan penyelesaian akhir dan pembuatan laporan.
Perkembangan teknologi yang sangat cepat ini memicu berkembangnya dunia
elektronika yang pada mulanya menggunakan cara konvensional berubah
menggunakan cara modern dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.
Bukan hanya di sektor industri, sektor diluar pun tidak luput dari
penggunaan kemajuan teknologi, seperti misalnya pada pengukuran beban di
pasar swalayan,pengukuran beban di terminal barang dan ditempat-tempat lainnya
yang tersebar di berbagai wilayah. Hampir semuanya sudah menggunakan
teknologi digital guna mendukung aktivitas yang mereka lakukan. Dalam
kaitannya dengan hal tersebut, maka penulis membuat sebuah alat pengukur berat
yang dapat digunakan dalam berbagai pengukuran berbasis mikrokontroller
AT89S51. Dengan menampilkan suatu hasil pengukuran secara digital, sehingga
diharapkan pengukuran yang dilakukan lebih akurat,lebih singkat dalam hal
pelayanan dapat lebih baik.
Pembuatan perangkat keras dan lunak dari model jembatan timbang menggunakan
Load Cell berbasis mikrokontroler AT89S51 dan LCD sebagai penampil dari
pengukuran beban yang telah dilakukan.
Dalam sistem yang akan dibuat dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :
a. Perangkat keras yang digunakan berbasis mikrokontroler AT89S51.
b. Sensor yang digunakan adalah Load Cell sebagai penerima input.
c. Data pengukuran ditampilkan ke LCD sebagai hasil pengukuran yang telah
dilakukan.
d. Perangkat lunak untuk mikrokontroler menggunakan bahasa assembly.
e. Konfigurasi ADC diatur secara free running.
f. Pengukuran beban maksimal 5000 Gram dengan beban awal 0 gram.
A. PENGERTIAN
1. Sensor Berat (Load Cell)
Sensor berat yang digunakan adalah load cell. Load cell yang dipakai dalam
Tugas Akhir ini memiliki kapasitas berat maksimum 8kg. Tetapi dalam
perancangan tugas akhir dibuat beban pengukuran maksimal 5kg.
Pada saat load cell digunakan dengan diberi alas di bawahnya dan tempat di
atasnya seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1 Pada saat dalam kondisi tidak ada
beban tegangan keluaran dari load cell tersebut adalah 0v.
Gambar 2.1 Load Cell tampak samping
a.Penguat Operasional (Operasional Amplifier)
Penguat operasional adalah rangkaian terpadu (IC) yang mempunyai 5 buah
terminal dasar. Dua terminal untuk catu daya, 2 yang lain digunakan untuk isyarat
masukan yang berupa masukan membalik (-) dan masukan tak membalik (+) serta
1 terminal untuk keluaran.
b. Penguat Tak Membalik (Non-inverting Amplifier)
Penguat tak membalik merupakan suatu penguat dimana tegangan
keluarannya atau Vo mempunyai polaritas yang sama dengan tegangan masukan
atau Vi. Rangkaian penguat tak membalik ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2.3. Penguat tak membalik
Arus i mengalir ke Ri karena impedansi masukan op – amp sangat besar sehingga
tidak ada arus yang mengalir pada kedua terminal masukannya. Tegangan pada Ri
sama dengan Vi karena perbedaan tegangan pada kedua terminal masukannya
mendekati 0 V.
i = RiVi …………….… (2.1)
Tegangan pada Rf
dapat dinyatakan sebagai
VRf
= I Rf
= ……..…... (2.2)
Tegangan keluaran Vo didapat dengan menambahkan tegangan pada Ri yaitu Vi
dengan tegangan pada Rf yaitu VRf
.
Vo = Vi +xRiRfVi ……………..(2.3)
c. Penguat Differensial
Penguat differensial merupakan suatu penguat dimana tegangan keluarannya atau
Vo merupakan hasil selisih antara kedua buah tegangan masukan pada terminal
inverting dan non-invertingnya. Rumus umum yang berlaku untuk penguat
differensial adalah sebagai berikut :
Vout = (R2/R1)(V2-V1)=………. (2.4)
Rangkaian penguat differensial ditunjukkan pada Gambar 2.4
Gambar 2.4. Penguat differensial.
d. Rangkaian penguat instrumentasi
Rangkaian pengkondisi sinyal menggunakan rangkaian penguat instrumentasi.
Penguat instrumentasi dibuat dengan menghubungkan sebuah penguat tersangga
ke sebuah penguat diferensial.
2. Rangkaian Analog to Digital Converter (ADC)
ADC pada rancangan ini digunakan untuk mengubah masukan analog keluaran
sensor berat yang sudah dikuatkan menjadi data digital 8 bit. Tipe ADC yang
digunakan adalah ADC 0804 pada mode kerja free running.
Untuk membuat mode kerja ADC 0804 menjadi free running, maka harus
diketahui bagaimana urutan pemberian nilai pada RDdan WR serta perubahan nilai
pada INTR. Urutan pemberian nilai pada RD, WR perubahan nilai pada INTR
Mode kerja free running ADC diperoleh jika RD danCS dihubungkan ke ground
agar selalu mendapat logika 0 sehingga ADC akan selalu aktif dan siap
memberikan data. Pin WR dan INTR dijadikan satu karena perubahan logika INTR
sama dengan perubahan logika pada WR, sehingga pemberian logika pada WR
dilakukan secara otomatis oleh keluaran INTR.
Nilai tegangan masukan (Vx) dari sebuah adc secara umum dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Sedangkan resolusi dari sebuah adc secara umum dapat dirumuskan sebagai
berikut:
3. Mikrokontroller AT89S51
Gambar 2.7. Mikrokontroller AT89S51
Keterangan :
Vcc : Suplai Tegangan
GND : Ground atau pentanahan
RST : Masukan reset. Kondisi logika ‘1’ selama siklus mesin saat osilator bekerja
dan akan mereset mikrokontroler yang bersangkutan.
Fungsi - fungsi Port :
Port 0 : Merupakan port paralel 8 bit open drain dua arah. Bila digunakan untuk
mengakses memori luar, port ini akan memultipleks alamat memori dengan data.
Port 1 : merupakan port paralel 8 bit dua arah yang dapat digunakan untuk
berbagai keperluan.
Port 2 : merupakan port paralel selebar 8 bit dua arah. Port ini melakukan
pengiriman byte alamat bila dilakukan pengaksesan memori eksternal.
P3.0 : Saluran masukan serial
P3.1 : Saluaran keluaran serial
P3.2 : Interupsi eksternal 0
P3.3 : Interupsi eksternal 1
P3.4 : Masukan eksternal pewaktu / pencacah 0
P3.5 : Masukan eksternal pewaktu / pencacah 1
P3.6 : Sinyal tanda baca memori data ekstrenal.
P3.7 : Sinyal tanda tulis memori data eksternal.
AT89S51 adalah sebuah mikrokontroller 8 bit terbuat dari CMOS, yang
berkonsumsi daya rendah dan mempunyai kemampuan tinggi. Mikrokontroller ini
memiliki 4Kbyte In-System Flash Programmable Memory, RAM sebesar 128
byte, 32 input/output, watchdog timer, dua buah register data pointer, dua buah 16
bit timer dan counter, lima buah vektor interupsi, sebuah port serial full-duplex,
osilator on-chip, dan rangkaian clock.
AT89S51 dibuat dengan teknologi memori non-volatile dengan kepadatan tinggi
oleh ATMEL. Mikrokontroller ini cocok dengan instruksi set dan pinout 80C51
standart industri.
Flash on-chip memungkinkan memori program untuk diprogram ulang dengan
programmer memory nonvolatile yang biasa.
B. PERANCANGAN SISTEM
a. Perancangan Perangkat Keras
penjelasan masing-masing dari blok diagram adalah sebagai berikut :
1. Sensor : Sensor yang digunakan sensor pergeseran adalah hal ini adalah Load
Cell,sensor ini berfungsi pada saat model timbangan digital diberi beban
sensor akan yang mengubah pergeseran mekanis menjadi perubahan tahanan.
2. Rangkaian Pengkondisi sinyal : Setelah Sensor (Load Cell) mendapat pressure
atau tekanan tegangan ini disesuaikan terlebih dahulu dangan rangkaian
peangkondisi sinyal dengan tujuan mencari titik ukur awalnya.
3. Rangkaian ADC : Tegangan analog yang berasal dari rangkain pengkondisi
sinyal diubah menjadi data digital
4. Mikrokontroller : Data digital yang berasal dari Rangkaian ADC diolah yang
nantinya di tampilkan ke LCD
5. LCD : Sebagai penampil hasil dari pengukuran beban yang dilakukan.
b. Rangkaian Mikrokontoler dan LCD
Gambar 3.2 Koneksi mikrokontroler dan lcd.
Untuk dapat menampilkan data karakter ke LCD maka koneksi mikrokontroler
dan LCD dapat dijelaskan sebagai berikut. Data masukan untuk penampil LCD
diberikan melalui Port 0 yaitu P0.0-P0.7 dihubungkan dengan D0-D7 pada LCD,
sedangkan untuk mengontrol LCD kaki RS dan E pada LCD dihubungkan dengan
kaki P3.6 dan P3.7 pada mikrokontroller.
C. PERANCANGAN SOFTWARE
Pemrograman AT89S51
Bahasa asembler adalah suatu bahasa pemrograman yang dapat digunakan untuk
memprogram mikrokontroller. Algoritma pemrograman dari sistem ini dapat
dituliskan sebagai berikut:
1. Start (awal program)
2. Inisialisasi μρdan LCD
3. Baca data ADC 10 X
4. Mengubah format data .
5. Menampilkan tulisan di LCD pada baris 1 “ BERAT BENDA”
6. Menampilkan data berat di LCD pada baris 2
D. PENGUJIAN DAN ANALISA
Pengujian Hardware
1.Pengujian Load Cell dan Jembatan Wheatstone
Pengujian Load Cell dan jembatan Wheatsone dilakukan agar sensor tersebut
dapat bekerja dengan baik,berdasarkan pengujian tanpa diberi beban terjadi
pergeseran nilai pada jembatan whaetstone sebesar 0,19mV,dengan menggunakan
rangkaian yang ada keluaran load cell dan jembatan wheatsone diseting
menggunakan Variable resistor supaya mendapatkan 0Volt dan ini berhasil.
2. Pengujian Rangkaian Pengkondisi Sinyal
Pengujian Rangkaian Pengkondisi sinyal bertujuan untuk mengetahui apakah
rangkaian yang dihasilkan oleh rangkaian pengkondisi sinyal tersebut sudah
sesuai dengan rangkaian yang diinginkan dan menguji kestabilan rangkaian
tersebut,
Gambar 4.3 Rangkaian pengkondisi sinyal dari sensor berat
Tabel 4.1.1 Hasil pengujian Pengkondisi sinyal terhadap beban yang diberikan
3. Pengujian ADC
ADC 0804 adalah bagian yang sangat penting pada suatu instrumentasi
elektronika. Untuk itu diperlukan pengujian terlebih dahulu untuk menetukan
dapat tidaknya ADC ini digunakan sebagai pengubah tegangan analog menjadi
bit-bit digital.
Setelah melakukan perancangan dan pengujian perangkat keras dan perangkat
lunak dari Model Timbangan Digital berbasis mikrokontroler AT89S51, maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Masa yang diukur oleh sensor Load Cell dapat diubah menjadi tegangan listrik
yang diinginkan dengan menggunakan rangkaian jembatan Wheatstone.
2. Hubungan yang di dapat antara beban yang diberikan terhadap output
pengkondisi sinyal adalah linear
3. Adanya tegangan offset masukan yaitu sebesar 0,74mV pada saat tidak ada
beban.
4. Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat kesalahan beban
berat yang ditampilkan adalah sebesar - 0,6%
E. SENSOR BERBASIS FLUXGATE
Sensor Berbasis Fluxgate
1. Prinsip Kerja
Sensor fluxgate adalah sensor magnetik yang bekerja berdasarkan perubahan
fluxmagnetik disekitar elemen sensor . Elemen sensor fluxgate terdiri dari
kumparanprimer excitation coil , kumparan sekunder pick-up coil dan inti
ferromagnetik core.
Berdasarkan arah medan eksitasi yang dihasilkan kumparan eksitasi,
elemensensor fluxgate terdiri dari dua jenis, yaitu: sensor fluxgate orthogonal
dengan arahmedan eksitasi tegak lurus arah medan eksternal yang diukur, dan
sensor fluxgateparallel dengan arah medan medan eksitasi sejajar dengan medan
eksternal yangdiukur, seperti ditunjukkan Gambar (10b) dan (10c).Pada metoda
fluxgate, pengukuran kuat medan magnet didasarkan pada hubunganantara kuat
medan magnet H yang diberikan dengan fluks medan magnet induksi B.Jika B
yang dihasilkan berasal dari masukan H berupa gelombang pulsa bolak-
balik,maka dalam keadaan saturasi pada keluaran B akan timbul gelombang
harmonikgenap, gelombang harmonik ke dua, yang besarnya sebanding dengan
medan magnetluar yang mempengaruhi inti dan arahnya sebanding dengan arah
medan magnet luar.
2. Teknologi Pembuatan Elemen FluxgateTeknologi Konvensional
Teknologi konvensional adalah teknologi manual dimana kawat yang
menjadikumparan eksitasi ( excitation core ) dan kumparan sekunder ( pick-up
coil ) dililitkansecara manual. Inti ferromagnetik menggunakan material buatan
industri seperti Vitrovac Metglas
3. Teknologi PCBs
Teknik PCBs memiliki tiga tahapan proses, yaitu: (1) desain teknik, (2) desain
fisikPCBs, (3) pencetakan ke PCBs. Semua tahapan proses mempunyai
keterkaitan yangsangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Pembuatan elemen sensor
fluxgate denganteknik PCBs yang sangat menentukan adalah:
footprint dan track (jalur).
4. Teknologi Mikro (Microfabrication)
Kawat sebagai bahan kumparan eksitasi dan pick-up serta inti
ferromagnetiksebagai inti dibuat dengan menggunakan berbagai proses teknologi
mikro. Adapunyang termasuk teknologi mikro antara lain:
electroplated/electroplating chemical etching ,flex-foil , photolithograpy
, photoresist dan evaporasi.
Teknologi Hybrid Kombinasi dari teknologi di atas disebuthybrid technology
(Dezuari, dkk., 1999).Teknologi ini mengkombinasikan proses pembuatan elemen
sensor diantara teknologidi atas.
5. Aplikasi Sensor Berbasis FluxgateSensor Medan Magnet Lemah DC
Karakteristik keluaran sensor magnetik ditunjukkan pada Gambar 12. Tampak
padaGambar 12 daerah linier terdapat pada daerah medan magnet
antara40T hingga40T. Pada daerah ini terdapat hubungan linier antara tegangan
keluaran sensor dengan kuat medan magnet yang diukur.
6. Sensor Kuat arus
Pengukuran kuat arus dilakukan dengan cara menghitung arus yang mengalir
padakawat lurus dengan mendeteksi medan magnet yang dipancarkan. Pada garis
(Printed Circuit Board ) PCB dengan panjang 20 cm dibuat untuk aliran arus.
Sensor magnetikdimasukkan tegak lurus stripe. Arus dilewatkan
mulai dari 0,1 mA-1900 mA padaPCB-garis, dengan interval tertentu.
Dalam penelitian dilakukan pengukuran untuk jarak 4 mm, 8 mm, dan 18 mm.
Hasilpengukuran arus bahwa keluaran sensor bersifat linier dan kuadratis.
Pendekatankuadratis diaplikasikan untuk daerah pengukuran arus 0-1900mA, dan
pendekatanlinier dilakukan untuk daerah pengukuran arus 0-100mA. Dari kedua
cara pendekatantersebut diperoleh kesalahan maksimum yang relatif kecil, untuk
daerah 0-1900mAkesalahan maksimumnya adalah 4.6 % untuk jarak pengukuran
4 mm, 2.3 % untuk jarak pengukuran8 mm, dan 1.4 % untuk jarak pengukuran 18
mm. Untuk daerahpengukuran arus yang kecil kesalahan dapat lebih dihindari, hal
ini terbukti ketikadilakukan pengukuran pada daerah arus 0-100mA, kesalahan
maksimum pengukuranpada daerah ini adalah 1.64% (18mm),0.62 %
(8mm) dan 0.9 % (4mm).
Jembatan Wheatstone

More Related Content

PDF
Timer dan counter
PDF
Sensor dan aktuator
PPTX
Alat ukur
DOCX
Katup-katup Pada Pneumatik
DOCX
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
PPTX
13 jembatan arus bolak – balik
PDF
Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 2A 2020
PPTX
Jembatan Wheastone.pptx
Timer dan counter
Sensor dan aktuator
Alat ukur
Katup-katup Pada Pneumatik
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
13 jembatan arus bolak – balik
Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 2A 2020
Jembatan Wheastone.pptx

What's hot (20)

DOC
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
PPTX
9 rangkaian arus bolak balik
DOCX
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
PPTX
8 pengukuran tahanan
DOCX
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
PPT
Transformasi Laplace
PDF
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
DOCX
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
PPTX
Bilangan kompleks
DOCX
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
PDF
9 sistem 3 phasa beban seimbang
PDF
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
PPT
RL - Metode Node dan Mesh
PDF
Transmisi Daya Listrik
DOCX
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miring
DOCX
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
PPT
4.hukum gauss
PDF
Medan elektromagnetik 2
PDF
6 faktor daya
PPTX
Transformasi laplace (bag. kedua)
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
9 rangkaian arus bolak balik
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
8 pengukuran tahanan
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Transformasi Laplace
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Bilangan kompleks
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
9 sistem 3 phasa beban seimbang
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
RL - Metode Node dan Mesh
Transmisi Daya Listrik
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miring
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
4.hukum gauss
Medan elektromagnetik 2
6 faktor daya
Transformasi laplace (bag. kedua)
Ad

Viewers also liked (20)

DOC
Jembatan wheatstone-l3 (3)
PDF
Bridge circuits
DOCX
Jembatan wheatstone
DOC
jembatan wheatstone
PPT
Basic electronics
PPTX
WORKING OF PMMC INSTRUMENTS
PPTX
Presentasi Praktikum Fisika Modul Pengisian Kapasitor
DOCX
Acar 4 sensor cahaya
PPT
LTC3108 – Ultralow Voltage Step-Up Converter and Power Manager
DOCX
Makalah pengisian dan pengosongan
PPTX
How do we measure current, voltage and resistance
PDF
5. pengisian dan pengosongan kapasitor
DOCX
Laporan Praktikum Fisika “Cepat Rambat Bunyi dalam Dawai dan Tabung Resonansi”
DOCX
Resonansi Bunyi
PDF
Common Emitter With Emitter Resistance Re
PDF
Fis 03-pembacaan-besar-besaran-listrik
DOCX
UTILISATION OF ELECTRICAL ENERGY
PPT
6 d electronics 061210
DOC
Sistem pada engine
PPT
Ac meters-part-1
Jembatan wheatstone-l3 (3)
Bridge circuits
Jembatan wheatstone
jembatan wheatstone
Basic electronics
WORKING OF PMMC INSTRUMENTS
Presentasi Praktikum Fisika Modul Pengisian Kapasitor
Acar 4 sensor cahaya
LTC3108 – Ultralow Voltage Step-Up Converter and Power Manager
Makalah pengisian dan pengosongan
How do we measure current, voltage and resistance
5. pengisian dan pengosongan kapasitor
Laporan Praktikum Fisika “Cepat Rambat Bunyi dalam Dawai dan Tabung Resonansi”
Resonansi Bunyi
Common Emitter With Emitter Resistance Re
Fis 03-pembacaan-besar-besaran-listrik
UTILISATION OF ELECTRICAL ENERGY
6 d electronics 061210
Sistem pada engine
Ac meters-part-1
Ad

Similar to Jembatan Wheatstone (13)

DOCX
Jembatan wheastone (1)
PPTX
9 jembatan arus searah
DOCX
Acara 2 ikb
PPT
Jembatan Wheatstone by_Satrio Tri Utomo 13041011.ppt
PDF
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
PPTX
PPT bluelock..................... pptx.pptx
DOC
Jembatan wheatstone-l3
DOC
Jembatan wheatstone-l3
PPT
JEMBATAN-ARUS-SEARAH.ppt njsjsjsjhshsjhsj
PPTX
Ppt jw
DOCX
Makalah penggunaan rlc bridge
PPT
PERTEMUAN 4 SIGNAL CONDITIONING SENSOR DAN TRANDUCER
Jembatan wheastone (1)
9 jembatan arus searah
Acara 2 ikb
Jembatan Wheatstone by_Satrio Tri Utomo 13041011.ppt
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
PPT bluelock..................... pptx.pptx
Jembatan wheatstone-l3
Jembatan wheatstone-l3
JEMBATAN-ARUS-SEARAH.ppt njsjsjsjhshsjhsj
Ppt jw
Makalah penggunaan rlc bridge
PERTEMUAN 4 SIGNAL CONDITIONING SENSOR DAN TRANDUCER

More from Risdawati Hutabarat (20)

PDF
Impedansi Antena Oleh Risdawati Hutabarat
PPTX
Designed Sorting Conveyor with Recognition Shape Pattern and Colour Using Webcam
PPTX
Prototype Jemuran Otomatis Berbasis Arduino Mega 2560
PPT
Modulasi digital ASK kelompok 2
PPTX
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)
DOCX
Enkapsulasi dalam Komunikasi Data
PPTX
Propagasi Gelombang Langit
DOCX
Soal dan Penyelesaian Bab 16 Efek Frekuensi (Electronics Principles Seventh E...
DOCX
Tugas teknik optimasi (Employee Scheduling)
DOCX
3 Jenis Model (pemodelan dan simulasi)
DOCX
Makalah Kutub Empat
DOCX
MAKALAH APLIKASI FILTER DAYA AKTIF SHUNT DENGAN BEBAN RESISTIF
DOCX
Makalah Motor DC
DOCX
Paper Generator AC
DOCX
Macam-macam tipe Earth Tester dan Spesifikasinya
DOCX
Makalah Luxmeter
DOCX
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PPTX
Pkn sebagai mpk
DOCX
Makalah Dasar Telekomunikasi Sinyal Digital
DOCX
Analisis Kompleks Gelombang Sinusoid
Impedansi Antena Oleh Risdawati Hutabarat
Designed Sorting Conveyor with Recognition Shape Pattern and Colour Using Webcam
Prototype Jemuran Otomatis Berbasis Arduino Mega 2560
Modulasi digital ASK kelompok 2
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)
Enkapsulasi dalam Komunikasi Data
Propagasi Gelombang Langit
Soal dan Penyelesaian Bab 16 Efek Frekuensi (Electronics Principles Seventh E...
Tugas teknik optimasi (Employee Scheduling)
3 Jenis Model (pemodelan dan simulasi)
Makalah Kutub Empat
MAKALAH APLIKASI FILTER DAYA AKTIF SHUNT DENGAN BEBAN RESISTIF
Makalah Motor DC
Paper Generator AC
Macam-macam tipe Earth Tester dan Spesifikasinya
Makalah Luxmeter
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
Pkn sebagai mpk
Makalah Dasar Telekomunikasi Sinyal Digital
Analisis Kompleks Gelombang Sinusoid

Recently uploaded (19)

PDF
12. Mekanisme Pelaporan Kegiatan Sanimas_rev08082024.pptx.pdf
PPTX
Metode Penanggulangan Kehilangan Air dan Strategi Pengendalian Kehilangan Air...
PPTX
1 Peraturan Perundangan terkait Keselamatan Konstruksi 18.10 - Copy.pptx
PPTX
Seminar Hasil Penelitian Analisis Pegas Daun
PDF
07. Mekanisme Penyusunan RKM_Sanimas 2024 (Tahap 2).pptx.pdf
PDF
03. Konsep Dasar.. Sanimas Rev.1.pptx.pdf
PPTX
Data mining mengolah informasi dan menjadikannya dasar pengambilan keputusan
PPTX
KETERAMPILAN KADER - Copy TAHUN 2024.pptx
PPTX
20240805-ppt-pendahuluan-temef-dan-manikin.pptx
PPTX
TUGAS Pandangan Aksiologi dalam Filsafat Ilmu.pptx
PPTX
4. PENERAPAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA.pptx
PPTX
PEMBUATAN PANEL TRAINER DAN PROTOTYPE UNTUK PENINGKATAN KOMPETENSI TENTANG S...
PPT
Presentasi Tentang Diagram P-h dan Diagram Psikrometrik.ppt
PPT
hand-tools-service-special-tools-alat-ukur.ppt
PPTX
PPT mssp arham muthahhari mata kuliah ms
PPTX
Aalat Pelindung Diri_Keselamatan_Bengkel Otomotif_SMK
PPTX
Ilmu Geologi pertambangan dan peran dalam industri.pptx
PPTX
PPT Mitigasi Banjir dnajsndj;asjdkaskldhjkash
PPT
CARA ROAD NOTE NO 4 POWER POINT CIVIL ENGINEERING
12. Mekanisme Pelaporan Kegiatan Sanimas_rev08082024.pptx.pdf
Metode Penanggulangan Kehilangan Air dan Strategi Pengendalian Kehilangan Air...
1 Peraturan Perundangan terkait Keselamatan Konstruksi 18.10 - Copy.pptx
Seminar Hasil Penelitian Analisis Pegas Daun
07. Mekanisme Penyusunan RKM_Sanimas 2024 (Tahap 2).pptx.pdf
03. Konsep Dasar.. Sanimas Rev.1.pptx.pdf
Data mining mengolah informasi dan menjadikannya dasar pengambilan keputusan
KETERAMPILAN KADER - Copy TAHUN 2024.pptx
20240805-ppt-pendahuluan-temef-dan-manikin.pptx
TUGAS Pandangan Aksiologi dalam Filsafat Ilmu.pptx
4. PENERAPAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA.pptx
PEMBUATAN PANEL TRAINER DAN PROTOTYPE UNTUK PENINGKATAN KOMPETENSI TENTANG S...
Presentasi Tentang Diagram P-h dan Diagram Psikrometrik.ppt
hand-tools-service-special-tools-alat-ukur.ppt
PPT mssp arham muthahhari mata kuliah ms
Aalat Pelindung Diri_Keselamatan_Bengkel Otomotif_SMK
Ilmu Geologi pertambangan dan peran dalam industri.pptx
PPT Mitigasi Banjir dnajsndj;asjdkaskldhjkash
CARA ROAD NOTE NO 4 POWER POINT CIVIL ENGINEERING

Jembatan Wheatstone

  • 1. TUGAS AKHIR 1. PENGERTIAN JEMBATAN WHEATSTONE Rangkaian sekarang kita kenal sebagai Jembatan Wheatstone sebenarnya pertama kali dijelaskan oleh Samuel Hunter Christie (1784-1865) pada tahun 1833. Namun, Sir Charles Wheatstone menemukan banyak kegunaan untuk sirkuit ini setelah ia menemukan deskripsi pada tahun 1843. Akibatnya, sirkuit ini umumnya dikenal sebagai Jembatan Wheatstone. Untuk hari ini, jembatan Wheatstone tetap metode yang paling sensitif dan akurat untuk mengukur nilai resistansi tepat. Circuit Dasar Jembatan Konsep dasar dari Jembatan Wheatstone adalah dua pembagi tegangan, baik diberi makan oleh input yang sama, seperti yang ditunjukkan ke kanan. Output rangkaian ini diambil dari kedua output pembagi tegangan, seperti yang ditunjukkan di sini. Dalam bentuk klasik, galvanometer (meter dc sangat sensitif saat ini) dihubungkan antara terminal output, dan digunakan untuk memantau arus yang mengalir dari satu pembagi tegangan yang lain. Jika dua pembagi tegangan memiliki rasio yang sama persis (R1/R2 = R3/R4), maka jembatan dikatakan seimbang dan tidak ada arus ke arah baik melalui galvanometer. Jika salah satu resistor perubahan bahkan sedikit nilai, jembatan akan menjadi tidak seimbang dan arus akan mengalir melalui galvanometer. Jadi, galvanometer menjadi indikator yang sangat sensitif dari kondisi keseimbangan.
  • 2. Menggunakan Jembatan Wheatstone Dalam aplikasi dasar, tegangan dc (E) diterapkan ke Jembatan Wheatstone, dan galvanometer (G) digunakan untuk memantau kondisi keseimbangan. Nilai-nilai R1 dan R3 diketahui secara tepat, tetapi tidak harus identik. R2 adalah resistansi variabel dikalibrasi, yang saat ini nilainya dapat dibaca dari dial atau skala. Sebuah resistor yang tak diketahui, R X, terhubung sebagai sisi keempat sirkuit, dan kekuasaan diterapkan. R2 disesuaikan sampai galvanometer, G, membaca arus nol. Pada titik ini, R X = R2 × R3/R1. Sirkuit ini paling sensitif ketika keempat resistor memiliki nilai resistansi yang sama. Namun, sirkuit bekerja cukup baik dalam hal apapun. Jika R2 dapat bervariasi pada kisaran resistensi 10:1 dan R1 adalah nilai sama, kita dapat beralih nilai-nilai dekade dari R3 ke dalam dan keluar dari sirkuit sesuai dengan kisaran nilai yang kita harapkan dari R X. Menggunakan metode ini, kita secara akurat dapat mengukur setiap nilai R X dengan memindahkan satu multi-posisi saklar dan menyesuaikan satu potensiometer presisi. Jembatan Wheatstone digunakan secara luas untuk pengukuran presisi tahanan dari sekitar 1 Ω sampai rangkuman mega ohm ( MΩ ) rendah. Prinsip Dasar Prinsip dasar dari jembatan Wheatstone didasarkan pada rangkaian yang ditunjukkan pada gambar 1, dimana rangkaian terdiri dari : - sumber tegangan baterai ( E ) empat lengan tahanan, yaitu tahanan R1 dan R2 , disebut lengan pembanding, - tahanan R3 , disebut lengan standar, dan tahanan R4 adalah tahanan yang besarnya tidak diketahui. - Sebuah galvanometer, yang merupakan detektor nol.
  • 3. Besar arus yang melalui galvanometer tergantung pada beda potensial(tegangan) antara titik c dan titik d. Jembatan dikatakan setimbang, jika beda potensial pada galvanometer adalah nol, artinya tidak ada arus yang mengalir melalui galvanometer. ( kondisi ini terjadi, jika Vca = Vda atau Vcb = Vdb ). Jadi jembatan dikatakan setimbang setimbang, jika : I1 R1 = I2 R2 ….. …………..( 8-1 ) Pengukuran tahanan Rx tidak bergantung pada karakteristik atau kalibrasi galvanometer defleksi nol, asalkan detektor nol tersebut mempunyai sensitivitas yang cukup, untuk menghasilkan posisi setimbang jembatan pada tingkat presisi yang diperlukan. 2. Aplikasi Jembatan Wheatstone Secara Umum Hal ini tidak mungkin untuk menutup semua variasi praktis dan aplikasi dari Jembatan Wheatstone, apalagi semua jenis jembatan, di halaman Web tunggal. Sir Charles Wheatstone ditemukan banyak menggunakan dirinya sendiri, dan lain- lain telah dikembangkan, bersama dengan banyak variasi, sejak saat itu. Salah satu aplikasi yang sangat umum dalam industri saat ini adalah untuk memonitor perangkat sensor seperti pengukur regangan. Perangkat tersebut resistensi perubahan internal mereka sesuai dengan tingkat tertentu strain (atau tekanan, suhu, dll), dan berfungsi sebagai resistor R X diketahui. Namun, bukannya mencoba untuk terus menyesuaikan R2 untuk menyeimbangkan sirkuit,
  • 4. galvanometer digantikan oleh sebuah sirkuit yang dapat dikalibrasi untuk merekam tingkat ketidakseimbangan dalam jembatan sebagai nilai strain atau kondisi lain yang diterapkan pada sensor. Sebuah aplikasi kedua digunakan oleh distributor daya listrik secara akurat menemukan istirahat di kabel listrik. Metode ini cepat dan akurat, dan tidak memerlukan sejumlah besar teknisi lapangan. Jembatan Wheatstone dengan Pengaman Jembatan Wheatstone dengan pengaman digunakan untuk pengukuran tahanan yang sangat tinggi, seperti : tahanan isolasi kabel atau tahanan kebocoran kapasitor ( umumnya dalam orde beberapa ribu mega ohm ). Salah satu masalah utama dalam pengukuran tahanan tinggi, terjadinya kebocoran arus, yaitu : - disekitar dan sekeliling komponen atau bahan yang diukur. - sekeliling jepitan kutub pada titik mana komponen dihubungkan ke instrumen - di dalam instrumen sendiri. Arus kebocoran ini tentu tidak diinginkan, karena dapat memasuki rangkaian pengukuran dan mempengaruhi ketelitian pengukuran yang sangat besar sekali. Arus kebocoran ini, jelas kelihatan pada pengukuran tahanan tinggi, karena tegangan tinggi diperlukan untuk memperoleh sensitivitas defleksi yang cukup. Dalam pengukuran, pengaruh dari arus bocor ini, umumnya dihilangkan dengan suatu rangkaian pengaman. Rangkaian Pengaman Dari gambar 9, dapat dijelaskan prinsip sebuah rangkaian pengaman sederhana di dalam lengan Rx dari sebuah jembatan Wheatstone, sebagai berikut : Jika rangkaian pengaman tidak ada, maka arus kebocoran Il sepanjang permu-kaan jepitan kutub yang terisolasi akan bergabung dengan arus Ix melalui komponen yang diukur, sehingga menghasilkan arus total rangkaian yang lebih besar daripada arus peralatan yang sebenarnya.
  • 5. Jika kawat pengaman dipasang mengelilingi permukaan kutub yang terisolasi, maka kawat pengaman akan menahan arus kebocoran dan mengembalikan ke baterai. ( agar arus kebocoran selalu menuju sebagian dari kawat pengaman dan mencegah-nya masuk ke rangkaian jembatan, maka pengaman harus ditempat-kan secara cermat. ). Pada rangkaian jembatan dalam gambar 10, pengaman sekeliling jepitan kutub di lengan Rx , ditunjukkan oleh sebuah lingkaran kecil disekitar terminal, dan tidak me-nyentuh satu bagianpun dari rangkaian jembatan dan langsung dihu- bungkan ke baterai. Gambar Jika dalam aplikasi teknik sipil salah satunya adalah dalam percobaan mengukur regangan pada benda uji berupa beton atau baja. Dalam percobaan kita gunakan strain gauge, yaitu semacam pita yang terdiri dari rangkaian listrik untuk mengukur dilatasi benda uji berdasarkan perubahan hambatan penghantar di dalam strain gauge. Strain gauge ini direkatkan kuat pada benda uji sehingga deformasi pada benda uji akan sama dengan deformasi pada strain gauge. Seperti kita ketahui, jika suatu material ditarik atau ditekan, maka terjadi perubahan dimensi dari material tersebut sesuai dengan sifat2 elastisitas benda. Perubahan dimensi pada penghantar akan menyebabkan perubahan hambatan listrik, ingat persamaan R = ρL/A. Perubahan hambatan ini sedemikian kecilnya, sehingga untuk mendapatkan hasil eksaknya harus dimasukkan kedalam rangkaian jembatan Wheatstone. Rangkaian listrik beserta jembatan Wheatstonenya sudah ada di dalam strain gauge. Berbagai pemanfaatan penginderaan jauh dalam berbagai bidang kehidupan, khususnya dibidang kelautan, hidrologi, klimatologi, lingkungan dankedirgantaraan. Manfaat dibidang kelautan (seasat mos) adalah untuk pengamatan sifat fisi air laut, pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi dan lain-lain.(Aryadamis,2009) Menangkap ikan menggunakan cahaya adalah kegiatan perburuan seperti halnya menangkap harimau,babi hutan atau hewan-hewan liar lainnya di hutan, karena
  • 6. sifat memburu,menjadikan kegiatan penangkapan ikan mengandung ketidak pastian yang tinggi. Untuk mengurangi ketidak pastian hasil tangkap ikan tersebut nelayan sejak lama menggunakan sarana cahaya sebagai alat bantu penangkapan ikan. Sesunguhnya sangat berkaitan dengan upaya nelayan dalam memahami prilaku ikan disekitarnya.(vandef,2010) 3. Contoh Aplikasi Jembatan Wheatstone yang Berkaitan dengan Sensor Perkembangan teknologi elektronika memicu berkembangnya dunia elektronika yang pada mulanya menggunakan cara konvensional berubah menggunakan cara modern dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Bukan hanya di sektor industri, sektor diluar industi pun tidak luput dari penggunaan kemajuan teknologi, salah satunya adalah benda alat penghitung beban, peralatan ini sangat praktis dan efisien. Untuk pengukuran beban yang bersifat manual sering terjadi kali terjadi kesalahan dalam pengukuran baik yang berasal dari alat ukur atau dari manusianya itu sendiri. Hal ini terjadi biasanya karena ketidaktelitian dalam pembacaan alat ukur yang kurang presisi atau mungkin dari faktor manusianya itu sendiri. Tujuan yang hendak dicapai pada tugas akhir ini adalah pembuatan perangkat keras yaitu Model Timbangan Digital menggunakan Load Cell berbasis mikrokontroler AT89S51 dan LCD sebagai penampil dari hasil pengukuran yang telah dilakukan. Sehingga diharapkan pada akhirnya dalam pengukuran beban yang dilakukan dapat lebih akurat dan dalam proses pelayanan pengukuran beban lebih singkat dan lebih baik.Metode yang digunakan dalam tugas akhir ini meliputi tahap-tahap studi literatur perangkat keras dan lunak, perancangan sistem alat; pembuatan perangkat keras, dan perangkat lunak, pengujian sistem berdasar pada teori yang ada sampai dengan penyelesaian akhir dan pembuatan laporan. Perkembangan teknologi yang sangat cepat ini memicu berkembangnya dunia elektronika yang pada mulanya menggunakan cara konvensional berubah menggunakan cara modern dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Bukan hanya di sektor industri, sektor diluar pun tidak luput dari penggunaan kemajuan teknologi, seperti misalnya pada pengukuran beban di pasar swalayan,pengukuran beban di terminal barang dan ditempat-tempat lainnya yang tersebar di berbagai wilayah. Hampir semuanya sudah menggunakan teknologi digital guna mendukung aktivitas yang mereka lakukan. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, maka penulis membuat sebuah alat pengukur berat yang dapat digunakan dalam berbagai pengukuran berbasis mikrokontroller AT89S51. Dengan menampilkan suatu hasil pengukuran secara digital, sehingga
  • 7. diharapkan pengukuran yang dilakukan lebih akurat,lebih singkat dalam hal pelayanan dapat lebih baik. Pembuatan perangkat keras dan lunak dari model jembatan timbang menggunakan Load Cell berbasis mikrokontroler AT89S51 dan LCD sebagai penampil dari pengukuran beban yang telah dilakukan. Dalam sistem yang akan dibuat dibatasi pada hal-hal sebagai berikut : a. Perangkat keras yang digunakan berbasis mikrokontroler AT89S51. b. Sensor yang digunakan adalah Load Cell sebagai penerima input. c. Data pengukuran ditampilkan ke LCD sebagai hasil pengukuran yang telah dilakukan. d. Perangkat lunak untuk mikrokontroler menggunakan bahasa assembly. e. Konfigurasi ADC diatur secara free running. f. Pengukuran beban maksimal 5000 Gram dengan beban awal 0 gram. A. PENGERTIAN 1. Sensor Berat (Load Cell) Sensor berat yang digunakan adalah load cell. Load cell yang dipakai dalam Tugas Akhir ini memiliki kapasitas berat maksimum 8kg. Tetapi dalam perancangan tugas akhir dibuat beban pengukuran maksimal 5kg. Pada saat load cell digunakan dengan diberi alas di bawahnya dan tempat di atasnya seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1 Pada saat dalam kondisi tidak ada beban tegangan keluaran dari load cell tersebut adalah 0v. Gambar 2.1 Load Cell tampak samping
  • 8. a.Penguat Operasional (Operasional Amplifier) Penguat operasional adalah rangkaian terpadu (IC) yang mempunyai 5 buah terminal dasar. Dua terminal untuk catu daya, 2 yang lain digunakan untuk isyarat masukan yang berupa masukan membalik (-) dan masukan tak membalik (+) serta 1 terminal untuk keluaran. b. Penguat Tak Membalik (Non-inverting Amplifier) Penguat tak membalik merupakan suatu penguat dimana tegangan keluarannya atau Vo mempunyai polaritas yang sama dengan tegangan masukan atau Vi. Rangkaian penguat tak membalik ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2.3. Penguat tak membalik Arus i mengalir ke Ri karena impedansi masukan op – amp sangat besar sehingga tidak ada arus yang mengalir pada kedua terminal masukannya. Tegangan pada Ri sama dengan Vi karena perbedaan tegangan pada kedua terminal masukannya mendekati 0 V. i = RiVi …………….… (2.1) Tegangan pada Rf dapat dinyatakan sebagai VRf = I Rf = ……..…... (2.2) Tegangan keluaran Vo didapat dengan menambahkan tegangan pada Ri yaitu Vi dengan tegangan pada Rf yaitu VRf . Vo = Vi +xRiRfVi ……………..(2.3)
  • 9. c. Penguat Differensial Penguat differensial merupakan suatu penguat dimana tegangan keluarannya atau Vo merupakan hasil selisih antara kedua buah tegangan masukan pada terminal inverting dan non-invertingnya. Rumus umum yang berlaku untuk penguat differensial adalah sebagai berikut : Vout = (R2/R1)(V2-V1)=………. (2.4) Rangkaian penguat differensial ditunjukkan pada Gambar 2.4 Gambar 2.4. Penguat differensial. d. Rangkaian penguat instrumentasi Rangkaian pengkondisi sinyal menggunakan rangkaian penguat instrumentasi. Penguat instrumentasi dibuat dengan menghubungkan sebuah penguat tersangga ke sebuah penguat diferensial. 2. Rangkaian Analog to Digital Converter (ADC) ADC pada rancangan ini digunakan untuk mengubah masukan analog keluaran sensor berat yang sudah dikuatkan menjadi data digital 8 bit. Tipe ADC yang digunakan adalah ADC 0804 pada mode kerja free running. Untuk membuat mode kerja ADC 0804 menjadi free running, maka harus diketahui bagaimana urutan pemberian nilai pada RDdan WR serta perubahan nilai pada INTR. Urutan pemberian nilai pada RD, WR perubahan nilai pada INTR Mode kerja free running ADC diperoleh jika RD danCS dihubungkan ke ground agar selalu mendapat logika 0 sehingga ADC akan selalu aktif dan siap memberikan data. Pin WR dan INTR dijadikan satu karena perubahan logika INTR
  • 10. sama dengan perubahan logika pada WR, sehingga pemberian logika pada WR dilakukan secara otomatis oleh keluaran INTR. Nilai tegangan masukan (Vx) dari sebuah adc secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut: Sedangkan resolusi dari sebuah adc secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut: 3. Mikrokontroller AT89S51 Gambar 2.7. Mikrokontroller AT89S51 Keterangan : Vcc : Suplai Tegangan GND : Ground atau pentanahan RST : Masukan reset. Kondisi logika ‘1’ selama siklus mesin saat osilator bekerja dan akan mereset mikrokontroler yang bersangkutan. Fungsi - fungsi Port : Port 0 : Merupakan port paralel 8 bit open drain dua arah. Bila digunakan untuk mengakses memori luar, port ini akan memultipleks alamat memori dengan data. Port 1 : merupakan port paralel 8 bit dua arah yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Port 2 : merupakan port paralel selebar 8 bit dua arah. Port ini melakukan pengiriman byte alamat bila dilakukan pengaksesan memori eksternal. P3.0 : Saluran masukan serial P3.1 : Saluaran keluaran serial P3.2 : Interupsi eksternal 0 P3.3 : Interupsi eksternal 1 P3.4 : Masukan eksternal pewaktu / pencacah 0 P3.5 : Masukan eksternal pewaktu / pencacah 1 P3.6 : Sinyal tanda baca memori data ekstrenal. P3.7 : Sinyal tanda tulis memori data eksternal.
  • 11. AT89S51 adalah sebuah mikrokontroller 8 bit terbuat dari CMOS, yang berkonsumsi daya rendah dan mempunyai kemampuan tinggi. Mikrokontroller ini memiliki 4Kbyte In-System Flash Programmable Memory, RAM sebesar 128 byte, 32 input/output, watchdog timer, dua buah register data pointer, dua buah 16 bit timer dan counter, lima buah vektor interupsi, sebuah port serial full-duplex, osilator on-chip, dan rangkaian clock. AT89S51 dibuat dengan teknologi memori non-volatile dengan kepadatan tinggi oleh ATMEL. Mikrokontroller ini cocok dengan instruksi set dan pinout 80C51 standart industri. Flash on-chip memungkinkan memori program untuk diprogram ulang dengan programmer memory nonvolatile yang biasa. B. PERANCANGAN SISTEM a. Perancangan Perangkat Keras penjelasan masing-masing dari blok diagram adalah sebagai berikut : 1. Sensor : Sensor yang digunakan sensor pergeseran adalah hal ini adalah Load Cell,sensor ini berfungsi pada saat model timbangan digital diberi beban sensor akan yang mengubah pergeseran mekanis menjadi perubahan tahanan. 2. Rangkaian Pengkondisi sinyal : Setelah Sensor (Load Cell) mendapat pressure atau tekanan tegangan ini disesuaikan terlebih dahulu dangan rangkaian peangkondisi sinyal dengan tujuan mencari titik ukur awalnya. 3. Rangkaian ADC : Tegangan analog yang berasal dari rangkain pengkondisi sinyal diubah menjadi data digital 4. Mikrokontroller : Data digital yang berasal dari Rangkaian ADC diolah yang nantinya di tampilkan ke LCD 5. LCD : Sebagai penampil hasil dari pengukuran beban yang dilakukan. b. Rangkaian Mikrokontoler dan LCD Gambar 3.2 Koneksi mikrokontroler dan lcd.
  • 12. Untuk dapat menampilkan data karakter ke LCD maka koneksi mikrokontroler dan LCD dapat dijelaskan sebagai berikut. Data masukan untuk penampil LCD diberikan melalui Port 0 yaitu P0.0-P0.7 dihubungkan dengan D0-D7 pada LCD, sedangkan untuk mengontrol LCD kaki RS dan E pada LCD dihubungkan dengan kaki P3.6 dan P3.7 pada mikrokontroller. C. PERANCANGAN SOFTWARE Pemrograman AT89S51 Bahasa asembler adalah suatu bahasa pemrograman yang dapat digunakan untuk memprogram mikrokontroller. Algoritma pemrograman dari sistem ini dapat dituliskan sebagai berikut: 1. Start (awal program) 2. Inisialisasi μρdan LCD 3. Baca data ADC 10 X 4. Mengubah format data . 5. Menampilkan tulisan di LCD pada baris 1 “ BERAT BENDA” 6. Menampilkan data berat di LCD pada baris 2 D. PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian Hardware 1.Pengujian Load Cell dan Jembatan Wheatstone Pengujian Load Cell dan jembatan Wheatsone dilakukan agar sensor tersebut dapat bekerja dengan baik,berdasarkan pengujian tanpa diberi beban terjadi pergeseran nilai pada jembatan whaetstone sebesar 0,19mV,dengan menggunakan rangkaian yang ada keluaran load cell dan jembatan wheatsone diseting menggunakan Variable resistor supaya mendapatkan 0Volt dan ini berhasil. 2. Pengujian Rangkaian Pengkondisi Sinyal Pengujian Rangkaian Pengkondisi sinyal bertujuan untuk mengetahui apakah rangkaian yang dihasilkan oleh rangkaian pengkondisi sinyal tersebut sudah sesuai dengan rangkaian yang diinginkan dan menguji kestabilan rangkaian tersebut,
  • 13. Gambar 4.3 Rangkaian pengkondisi sinyal dari sensor berat Tabel 4.1.1 Hasil pengujian Pengkondisi sinyal terhadap beban yang diberikan 3. Pengujian ADC ADC 0804 adalah bagian yang sangat penting pada suatu instrumentasi elektronika. Untuk itu diperlukan pengujian terlebih dahulu untuk menetukan dapat tidaknya ADC ini digunakan sebagai pengubah tegangan analog menjadi bit-bit digital. Setelah melakukan perancangan dan pengujian perangkat keras dan perangkat lunak dari Model Timbangan Digital berbasis mikrokontroler AT89S51, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Masa yang diukur oleh sensor Load Cell dapat diubah menjadi tegangan listrik yang diinginkan dengan menggunakan rangkaian jembatan Wheatstone. 2. Hubungan yang di dapat antara beban yang diberikan terhadap output pengkondisi sinyal adalah linear 3. Adanya tegangan offset masukan yaitu sebesar 0,74mV pada saat tidak ada beban. 4. Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat kesalahan beban berat yang ditampilkan adalah sebesar - 0,6%
  • 14. E. SENSOR BERBASIS FLUXGATE Sensor Berbasis Fluxgate 1. Prinsip Kerja Sensor fluxgate adalah sensor magnetik yang bekerja berdasarkan perubahan fluxmagnetik disekitar elemen sensor . Elemen sensor fluxgate terdiri dari kumparanprimer excitation coil , kumparan sekunder pick-up coil dan inti ferromagnetik core. Berdasarkan arah medan eksitasi yang dihasilkan kumparan eksitasi, elemensensor fluxgate terdiri dari dua jenis, yaitu: sensor fluxgate orthogonal dengan arahmedan eksitasi tegak lurus arah medan eksternal yang diukur, dan sensor fluxgateparallel dengan arah medan medan eksitasi sejajar dengan medan eksternal yangdiukur, seperti ditunjukkan Gambar (10b) dan (10c).Pada metoda fluxgate, pengukuran kuat medan magnet didasarkan pada hubunganantara kuat medan magnet H yang diberikan dengan fluks medan magnet induksi B.Jika B yang dihasilkan berasal dari masukan H berupa gelombang pulsa bolak- balik,maka dalam keadaan saturasi pada keluaran B akan timbul gelombang harmonikgenap, gelombang harmonik ke dua, yang besarnya sebanding dengan medan magnetluar yang mempengaruhi inti dan arahnya sebanding dengan arah medan magnet luar. 2. Teknologi Pembuatan Elemen FluxgateTeknologi Konvensional Teknologi konvensional adalah teknologi manual dimana kawat yang menjadikumparan eksitasi ( excitation core ) dan kumparan sekunder ( pick-up coil ) dililitkansecara manual. Inti ferromagnetik menggunakan material buatan industri seperti Vitrovac Metglas 3. Teknologi PCBs Teknik PCBs memiliki tiga tahapan proses, yaitu: (1) desain teknik, (2) desain fisikPCBs, (3) pencetakan ke PCBs. Semua tahapan proses mempunyai keterkaitan yangsangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Pembuatan elemen sensor fluxgate denganteknik PCBs yang sangat menentukan adalah: footprint dan track (jalur).
  • 15. 4. Teknologi Mikro (Microfabrication) Kawat sebagai bahan kumparan eksitasi dan pick-up serta inti ferromagnetiksebagai inti dibuat dengan menggunakan berbagai proses teknologi mikro. Adapunyang termasuk teknologi mikro antara lain: electroplated/electroplating chemical etching ,flex-foil , photolithograpy , photoresist dan evaporasi. Teknologi Hybrid Kombinasi dari teknologi di atas disebuthybrid technology (Dezuari, dkk., 1999).Teknologi ini mengkombinasikan proses pembuatan elemen sensor diantara teknologidi atas. 5. Aplikasi Sensor Berbasis FluxgateSensor Medan Magnet Lemah DC Karakteristik keluaran sensor magnetik ditunjukkan pada Gambar 12. Tampak padaGambar 12 daerah linier terdapat pada daerah medan magnet antara40T hingga40T. Pada daerah ini terdapat hubungan linier antara tegangan keluaran sensor dengan kuat medan magnet yang diukur. 6. Sensor Kuat arus Pengukuran kuat arus dilakukan dengan cara menghitung arus yang mengalir padakawat lurus dengan mendeteksi medan magnet yang dipancarkan. Pada garis (Printed Circuit Board ) PCB dengan panjang 20 cm dibuat untuk aliran arus. Sensor magnetikdimasukkan tegak lurus stripe. Arus dilewatkan mulai dari 0,1 mA-1900 mA padaPCB-garis, dengan interval tertentu. Dalam penelitian dilakukan pengukuran untuk jarak 4 mm, 8 mm, dan 18 mm. Hasilpengukuran arus bahwa keluaran sensor bersifat linier dan kuadratis. Pendekatankuadratis diaplikasikan untuk daerah pengukuran arus 0-1900mA, dan pendekatanlinier dilakukan untuk daerah pengukuran arus 0-100mA. Dari kedua cara pendekatantersebut diperoleh kesalahan maksimum yang relatif kecil, untuk daerah 0-1900mAkesalahan maksimumnya adalah 4.6 % untuk jarak pengukuran 4 mm, 2.3 % untuk jarak pengukuran8 mm, dan 1.4 % untuk jarak pengukuran 18 mm. Untuk daerahpengukuran arus yang kecil kesalahan dapat lebih dihindari, hal ini terbukti ketikadilakukan pengukuran pada daerah arus 0-100mA, kesalahan maksimum pengukuranpada daerah ini adalah 1.64% (18mm),0.62 % (8mm) dan 0.9 % (4mm).