SlideShare a Scribd company logo
1
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP NY.N UMUR 27
TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 8 MINGGU DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT I
DI BPS EVI ANDRIANI, Amd.Keb
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
KARYA TULIS ILMIAH
DISUSUN OLEH
EPTA MAYASARI
201207079
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
2015
2
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP NY.N UMUR 27
TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 8 MINGGU DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT I
DI BPS EVI ANDRIANI, Amd.Keb
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan
Gelar Profesi Ahli Madya Kebidanan Prodi DIII Kebidanan
Akbid Adila Bandar Lampung
DISUSUN OLEH
EPTA MAYASARI
201207079
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
2015
i
3
PENGESAHAN
Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Akhir Program Pendidikan
Diploma III Kebidanan Adila pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 08 Juli 2015
Penguji I Penguji II
Andhesty S, S.ST M.Kes Vionita Gustianto,S.ST
NIK. 0230099002 NIK. 2015021054
Direktur Akademi Kebidanan ADILA
Bandar Lampung
dr. Wazni Adila, MPH
NIK.2011041008
ii
4
CURRICULUM VITAE
Nama : EPTA MAYASARI
Nim : 201207079
Tempat/tanggal lahir : Tri Tunggal Jaya, 23 Mei 1994
Alamat : Desa Tri Tunggal Jaya, RT/RW: 004/003 Penawartama,
Tulang Bawang
Institusi : Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung
Angkatan : Ke VII
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. TK Bhakti Pertiwi Tri Tunggal Jaya 2001
2. SDN 01 Tri Tunggal Jaya Penawartama Tulang Bawang 2006
3. SMPN 01 Penawartama Tulang Bawang 2009
4. SMAN 01 Penawartama Tulang Bawang 2012
5. Penulis Sekarang terdaftar sebagai mahasiswa Akademi Kebidanan ADILA
Bandar Lampung Sejak Tahun 2012 hingga sekarang.
iii
5
MOTTO
Optimislah dalam berusaha,
karna orang yang optimis mudah melewati jalan yang sempit dan sulit.
iv
6
PERSEMBAHAN
Puji syukur penulis ucapkan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
selalu mendampingi setiap langkah penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Study kasus ini, dan dibalik penyelesaian tugas ini tidak lupa penulis
memberikan persembahan kepada orang-orang yang telah membantu penulis baik
secara langsung maupun tidak langsung.
1 Terima kasih untuk bapak tersayang (Mujiono) dan ibu tercinta (Nur
Fatimah) yang selalu memberikan semangat dan mendoakan setiap
kegiatan apapun yang terbaik bagi penulis serta selalu mengharapkan
setiap keberhasilan yang penulis lakukan.
2 Adik - adiku tercinta Muhammad Andika dan Putri indah Rahmadani
yang selalu memberikan semangat dalam segala hal kepada penulis.
3 Teman-teman angkatan yang selalu ada dalam kebersamaan, saling
memberikan semangat belajar untuk menyelesaikan perkuliahan.
4 Pembimbing Akademik ku yang selalu membimbingku, memberikan
nasehat dan ilmu nya tanpa pamrih ibu Risa Aryantri M.Si dan ibu
Margareta Rinjani, S.ST
5 Almamater tercinta Akademi kebidanan ADILA Bandar lampung
sebagai tempat penulis menuntut ilmu selama tiga tahun.
v
7
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan kebidanan ibu hamil
terhadap ny.N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu dengan
hiperemesis gravidarum tingkat I di BPS Evi andriani, Amd.Keb Bandar lampung
Tahun 2015.
Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan berkat bantuan berbagai pihak, maka
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Wasni Adila, MPH selaku direktur Akademi Kebidanan Adila Bandar
Lampung dan Pembimbing Akademik
2. Risa Aryantri M.Si dan Margareta Rinjani,S.ST selaku pembimbing Karya
Tulis Ilmiah
3. Bidan Evi Andriani, Amd.Keb yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian di BPS Evi Andriani, Amd.Keb Bandar Lampung
4. Seluruh Staf dan Dosen Akademi Kebidanan ADILA Bandar Lampung
5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tuis
Ilmiah ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat
ditulis satu persatu.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis telah berusaha sungguh–
sungguh untuk menyelesaikannya, dengan harapan dapat bermanfaat bagi
penelitian khususnya dan pihak - pihak yang membutuhkan. Namun meski
demikian, penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian ini.
Bandar Lampung, Juni2015
Penulis
vi
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................ ii
INTI SARI.......................................................................................... iii
CURRICULUM VITAE.................................................................... iv
MOTTO ............................................................................................. v
PERSEMBAHAN .............................................................................. iv
KATA PENGANTAR........................................................................ vii
DAFTAR ISI...................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 2
1.3 Tujuan Masalah.................................................................. 3
1.4 Ruang Lingkup................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................. 5
1.6 Metodelogi dan Teknik Memperoleh Data.......................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan teori medis........................................................... 7
2.2 Tinjauan teori asuhan kebidanan ........................................ 51
2.3 Landasan hukum kewenangan bidan .................................. 73
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian.......................................................................... 75
3.2 Matriks............................................................................... 84
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian.......................................................................... 111
4.2 Interpretasi data.................................................................. 139
4.3 Diagnosa potensial ............................................................. 144
4.4 Tindakan segera.................................................................. 145
4.5 Perencanaan ....................................................................... 146
4.6 Pelaksanaan........................................................................ 149
4.7 Evaluasi ............................................................................. 155
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ....................................................................... 159
5.2 Saran ................................................................................. 162
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
9
DAFTAR TABEL
Table 2.1 Bentuk Uterus menurut usia Kahamilan ............................... 11
Table 2.2 Tinggi fundus uteri (TFU) menurut penambahan per tiga jari 12
Table 2,3 Komponen pertambahan berat badan ibu hamil .................... 22
Table 2.4 Pemberian suntikan TT......................................................... 34
Tabel 2.5 Ketidaknyamanan masa hamil pada trimester pertama dan
cara mengatasinya ............................................................... 35
Tabl 3.1 Matriks .................................................................................. 81
viii
10
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat izin permohonan pengambilan data
Lampiran 2 : Surat izin pengambilan data serta melakukan asuhan
Lampiran 3 : Dokumentasi
Lampiran 4 : SAP dan Leaflet
Lampiran 5 : Lembar konsul
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Menurut defenisi WHO (World Health Organitation) Kematian maternal
merupakan kematian seorang wanita waktu hamil atau 42 hari sesudah
berakhirnya kehamilan oleh sebab apa pun, terlepas dari tuanya kehamilan dan
tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan (Prawirohardjo,
2009;hal.7).
kematian maternal tidak bergantung pada tempat atau usia kehamilan.
Dimana indikator yang umum digunakan dalam kematian maternal adalah
Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rasio) yaitu jumlah kematian ibu
dalam 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mencerminkan resiko obstetrik
yang dihadapi oleh seorang ibu sewaktu ia hamil. Jika ibu tersebut hamil
beberapa kali, resikonya meningkat dan digambarkan sebagai resiko kematian
ibu sepanjang hidupnya, yaitu probabilitas menjadi hamil dan probabilitas
kematian karena kehamilan sepanjang masa reproduksi. Kematian ibu dibagi
menjadi kematian langsung dan tidak langsung. Kematian ibu langsung adalah
sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan, atau masa nifas dan segala
intevensi atau penanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut. Kematian ibu
tidak langsung merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyulit
yang timbul sewaktu kehamilan terjadinya gestosis
(Prawirohardjo, 2010;hal.53-54).
2
Di Indonesia, berdasarkan perhitungan oleh Departemen Kesehatan RI
diperoleh AKI tahun 2007 sebesar 248/100.000 kelahiran hidup. Jika
dibandingkan dengan AKI tahun 2002 sebesar 307/100.000 kelahiran hidup,
AKI tersebut sudah jauh menurun, namun masih jauh dari target Millenium
Development Goals (MDGs) tahun 2015 (102/100.000 kelahiran hidup)
(Efendy, 2009; hal. 205)
Berdasarkan data propinsi lampung tahun 2010 dari 182.815 ibu hamil
yang mengalami emesis gravidarum sebesar 60-50% (95.826) yang berlanjut
menjadi hiperemesis gravidarum mencapai 10-15% (25.500 orang), sedangkan
di kota bandar lampung yang mengalami hiperemesis gravidarum sebanyak
25% dari 22,791 orang (profildinkes tahun 2015).
Menurut Sastrawinata dalam Rukiyah dan Yulianti (2010;hal.118.)
dikatakan bahwa salah satu masalah yang terjadi pada masa kehamilan, yang
bisa meningkatkan derajat kesakitan dan rasionalnya akan menjadi angka
kematian maternal salah satunya terjadinya gestosis pada masa kehamilan atau
penyulit yang khas pada masa kehamilan dan salah satu gestosis dalam
kehamilan adalah Hiperemesis Gravidarum (mual-muntah yang berlebih
hingga mempengaruhi keadaan umum ibu lemah, dehidrasi, nadi meningkat
dan tekan darah menurun pada kehamilan TM I).
Berdasarkan hasil studi kasus pendahuluan di BPS Evi Andriani Amd.Keb
Bandar Lampung pada tanggal 07 April 2015, terdapat ibu hamil yang
3
berkunjung dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat I yaitu Ny. N umur 27
tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu (pada tanggal 07 april 2015).
maka penulis melakukan pengkajian dan memberikan asuhan terhadap Ny. N
dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat I dengan judul ”Asuhan kebidanan
pada ibu hamil terhadap Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8
minggu (pada tanggal 07 april 2015) dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat
I di BPS Evi Andriani Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2015”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan pada latar belakang diatas maka masalah dalam
penelitian ini adalah : “Bagaimanakah asuhan kebidanan pada ibu hamil
terhadap Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu (pada tanggal
07 april 2015) dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPS Evi
Andriani Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2015.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Penulis dapat melakukan Asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
Hiperemesis Gravidarum tingkat 1 terhadap Ny. N umur 27 tahun
G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu (pada tanggal 07 april 2015) di BPS
Evi Andriani Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2015 sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
4
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Penulis dapat melakukan pengumpulan data dasar terhadap Ny.
N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu (pada
tanggal 07 april 2015) dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat
I di BPS Evi Andriani Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2015.
1.3.2.2 Penulis dapat melakukan interpretasi data dasar terhadap Ny.N
umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu (pada tanggal
07 april 2015) dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di
BPS Evi Andriani Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2015.
1.3.2.3 Penulis dapat mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
terhadap Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu
(pada tanggal 07 april 2015) dengan Hiperemesis Gravidarum
Tingkat I di BPS Evi Andriani Amd.Keb Bandar Lampung tahun
2015.
1.3.2.4 Penulis dapat mengidentifikasi kebutuhan yang membutuhkan
penanganan segera terhadap Ny.N umur 27 tahun G1P0A0 usia
kehamilan 8 minggu (pada tanggal 07 april 2015) dengan
Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPS Evi Andriani
Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2015.
1.3.2.5 Penulis dapat merencanakan asuhan yang sesuai dengan
kebutuhan terhadap Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan
8 minggu (pada tanggal 07 april 2015) dengan Hiperemesis
5
Gravidarum Tingkat I di BPS Evi Andriani Amd.Keb Bandar
Lampung tahun 2015.
1.3.2.6 Penulis dapat melaksanakan rencana asuhan secara menyeluruh
terhadap Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu
(pada tanggal 07 april 2015) dengan Hiperemesis Gravidarum
Tingkat I di BPS Evi Andriani Amd.Keb Bandar Lampung tahun
2015.
1.3.2.7 Penulis dapat mengevaluasi hasil pelaksanaan asuhan sesuai
kebutuhan terhadap Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan
8 minggu (pada tanggal 07 april 2015) dengan Hiperemesis
Gravidarum Tingkat I di BPS Evi Andriani Amd.Keb Bandar
Lampung tahun 2015.
1.4 Ruang Lingkup
1.4.1 Sasaran
Objek penelitian dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah Ny. N umur 27
tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu (pada tanggal 07 april 2015)
dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I.
1.4.2 Tempat
Penelitian ini dilakukan di BPS Evi Andriani Amd.Keb Bandar
Lampung.
6
1.4.3 Waktu
Waktu penelitian ini dilakukan pada tanggal 07 April 2015 sampai
dengan 16 April 2015.
1.5 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan dalam karya tulis ini adalah :
1.5.1 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menjadi sumber bacaan untuk menambah informasi dan
ilmu pengetahuan bagi mahasiswa serta acuan untuk penelitian
selanjutnya.
1.5.2 Bagi Lahan praktik
Dapat memberikan informasi dan menjadi bahan masukan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil khususnya dengan
masalah Hiperemesis Gravidarum tingkat I Mengetahui
perkembangan secara nyata dilapangan sesuai teori yang ada.
1.5.3 Bagi Pasien/Masyarakat
Dapat menambah informasi dan pengetahuan khususnya bagi ibu
hamil mengenai Hiperemesis Gravidarum tingkat I atau mual
muntah yang berlebihan dan mengganggu aktivitas.
1.5.4 Bagi Penulis
Dapat menambah informasi dan ilmu pengetahuan serta dapat
mengaplikasikan ilmu yang didapat selama perkuliahan mengenai
7
asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum
tingkat I secara langsung.
1.6 Metodologi dan Teknik Memperoleh Data
1.6.1 Metodologi penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian
deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang
digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu
keadaan secara objektif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk
memecahkan atau menjawab permasalahan yang dihadapi pada situasi
sekarang (Notoatmodjo,2005;hal.138).
1.6.2 Teknik memperoleh data
Teknik yang digunakan untuk memperoleh data ada 2 cara, yaitu:
1. Data primer
a. Anamnesa
Anamnesa adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data
tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan–pertanyaan. Dalam
penulisan karya tulis ini anamnesa yang dilakukan menggunakan
cara auto anamnesa, yaitu anamnesa yang dilakukan kepada
pasien langsung (Sulistyawati, 2010;hal.166.).
b. Pengkajian Fisik
pengkajian pada proses keperawatan atau tahap pengkajian atau
pemeriksaan klinis dari sistem pelayanan terintegrasi, yang
8
prinsipnya menggunakan cara – cara yang sama dengan
pengkajian fisik kedokteran, yaitu inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi (Prihardjo,2006;hal.2-3.)
2. Data sekunder
a. Studi Pustaka
metode pengumpulan data dengan mempelajari catatan tentang
pasien yang ada (Notoatmodjo, 2005;hal.62).
b. Studi Dokumentasi
Semua bentuk dokumen baik yang diterbitkan maupun yang
tidak diterbitkan, yang ada dibawah tanggung jawab instansi
resmi, misalnya laporan, statistik, catatan-catatan di dalam
kartu klinik (Notoatmodjo, 2005;hal.62).
9
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori Medis
2.1.1 Kehamilan
2.1.1.1 Pengertian kehamilan
Menurut Obstetri Ginekologi internasional, kehamilan di
definisikan sebagai penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila di hitung dari
saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan
menurut kalender internasional (Prawirohardjo, 2009; hal. 213).
Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20-35
tahun. kehamilan dikatakan beresiko tinggi adalah kurang dari
20 tahun dan diatas 35 tahun (Kumalasari, 2012;hal 9).
Umur pasien dikaji untuk mengetahui adanya resiko seperti
kurang dari 20 tahun, alat - alat reproduksi belum matang,
mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35
tahun, rentan sekali terjadi perdarahan saat persalinan maupun
nifas (walyani;2015;hal 118).
10
2.1.1.2 Tujuan asuhan kehamilan
1. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan
ibu dan tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental,
serta sosial ibu dan bayi.
3. Menemukan secara dini adanya masalah/gangguan dan
kemungkinan komplikasi yang terjadi selama masa
kehamilan.
4. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat,
baik ibu maupun bayi dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI
eksklusif berjalan normal.
6. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan
baik dalam memilih bayi agar dapat tumbuh dan
berkembang secara normal.
Kunjungan Ante-natal Care (ANC) minimal :
1) satu kali pada trimester I ( usia kehamilan 0 – 13 minggu)
2) satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14 – 27 minggu)
3) dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28 – 40 minggu).
(Sulistyawati, 2012;hal.4).
Standar Pelayanan
11
Pelayanan ANC minimal 5T, meningkat menjadi 7T, dan
sekarang menjadi 12T, sedangkan untuk daerah gondok dan
endemik malaria menjadi 14T, yakni :
1) Ukur tinggi badan/berat badan
2) Ukur tekanan darah
3) Ukur tinggi fundus uteri
4) Pemberian imunisasi TT
5) Pemberian tablet zat besi ( minimal 90 tablet ) selama
kehamilan
6) Test terhadap penyakit menular seksual/VDRL
7) Temu wicara/konseling
(sulistyawati,2012;hal 5).
2.1.1.3 Perubahan anatomi dan fisiologi kehamilan
1. Sistem Reproduksi
Uterus
Pembesaran uterus merupakan perubahan anatomik yang
paling nyata pada ibu hamil. Peningkatan konsentrasi hormon
estrogen dan progesteron pada awal kehamilan akan
menyebabkan hipertrofi miometrium. Hipertrofi tersebut
dibarengi dengan peningkatan yang nyata dari jaringan elastis
dan akumulasi dari jaringan fibrosa sehingga struktur dinding
uterus menjadi lebih kuat terhadap regangan dan distensi.
Hipertrofi miometrium juga disertai dengan peningkatan
12
vaskularisasi dan pembuluh limfatik. Peningkatan
vaskularisasi, kongesti, dan edema jaringan dinding uterus
dan hipertrofi kelenjar servik menyebabkan berbagai
perubahan yang dikenal sebagai tanda Chadwick, Goodell,
dan Hegar (Prawirohardjo,2009;hal 217)
Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram
akan mengalami hipertropi dan hiperplasia, sehingga menjadi
seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Perubahan pada
isthmus uteri (rahim) menyebabkan isthmus menjadi lebih
panjang dan lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-
olah kedua jari dapat saling sentuh. Perlunakan isthmus
disebut tanda Hegar.
Perubahan konsentrasi hormonal yang memengaruhi rahim,
yaitu estrogen dan progesteron menyebabkan progesteron
mengalami kontraksi rahim yang disebut Braxton
Hicks Pertumbuhan rahim tidak sama ke semua arah, tetapi
terjadi pertumbuhan yang cepat di daerah implantasi plasenta,
sehingga rahim bentuknya tidak sama. Bentuk rahim yang
tidak sama disebut tanda Piskaseck (Manuaba, 2012;hal.85-
88).
13
Tabel 2.1
Bentuk uterus menurut usia kehamilan
Usia Kehamilan Bentuk dan Konsistensi Uterus
Bulan pertama
Seperti buah alpukat. Isthmus rahim menjadi
hipertropi dan bertambah panjang, sehingga
bila diraba terasa lebih lunak, yang disebut
dengan tanda Hegar.
2 bulan Sebesar telur bebek
3 bulan Sebesar telur angsa
4 bulan Berbentuk bulat
5 bulan
Rahim teraba seperti berisi cairan ketuban,
rahim terasa tipis, sehingga bagian – bagian
janin dapat dirasakan melalui perabaan
dinding perut.
Sumber : Sulistyawati, 2012;hal.60
Panjang fundus uteri pada usia kehamilan 28 minggu adalah
25 cm, pada usia kehamilan 32 minggu panjangnya 27 cm,
dan umur kehamilan 36 minggu panjangnya 30 cm.
Regangan dinding rahim karena besarnya pertumbuhan dan
perkembangan janin menyebabkan isthmus uteri makin
tertarik ke atas dan menipis di segmen bawah rahim (SBR)
(Manuaba, 2012;hal. 88).
14
Tabel 2.2
Tinggi fundus uteri (TFU) menurut penambahan per tiga jari
Usia Kehamilan (Minggu) Tinggi Fundus Uteri (TFU)
12 3 jari diatas simfisis
16 Pertengahan pusat – simfisis
20 3 jari dibawah simfisis
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat – prosesus xipoideus (px)
36 3 jari dibawah prosesus xipoideus (px)
40 Pertengahan pusat – prosesus xipoideus(px)
Sumber : Sulistyawati, 2012; hal 60
Servik
Serviks uteri bertambah vaskularisasinya dan menjadi
lunak, kondisi ini yang disebut dengan tanda goodel
(Dewi dan Sunarsih,2012;hal 91)
Ovarium
Dengan Terjadinya kehamilan indung telur yang
mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan
fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna
pada usia 16 minggu. Kejadian ini tidak dapat lepas dari
kemampuan vilikorealis yang mengeluarkan hormon
korionikgonadotropin yang mirip dengan hormon
luteotropik hifofisis anterior (Manuaba, 2009; hal.92).
15
Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva mengalami perubahan karena pengaruh
estrogen. Akibat dari hipervaskularisasi, vagina dan vulva
terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna livid pada vagina
disebut tanda chadwick (Dewi dan Sunarsih, 2012; hal. 91).
2. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan
sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi.
Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari
pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen,
progesteron, dan somatomamotrofin.
Fungsi hormon mempersiapkan payudara untuk memberikan
ASI dijabarkan sebagai berikut.
a. Estrogen, berfungsi :
1. Menimbulkan hipertofi sistem saluran payudara
2. Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam
sehingga payudara tampak makin membesar.
3. Tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air dan
garam menyebabkan rasa sakit pada payudara.
b. Progesteron, berfungsi :
1. Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi.
2. Meningkatkan jumlah sel as
c. Somatomamotrifin, berfungsi :
16
1. Memengaruhi sel asinus untuk membuat kasien,
laktalbumin, dan laktoglobulin.
2. Penimbunan lemak disekitar alveolus payudara.
3. Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan
(Manuaba,2010;hal 92).
Perubahan payudara pada ibu hamil :
a. Payudara menjadi lebih besar
b. Areola payudara makin hitam karena hiperpigmentasi
c. Glandula Montgomery makin tampak menonjol
dipermukaan areola mamae.
d. Pada kehamilan 12 minggu keatas dari putting susu akan
cairan putih jernih (kolustrum) yang berasal dari kelenjar
asinus yang mulai bereaksi.
e. Pengeluaran ASI belum terjadi karena prolaktin ini
ditekan oleh PIH (Prolactine inhibiting hormone).
f. Setelah persalinan, dengan dilahirkan plasenta, maka
pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotrofin
terhadap hipotalamus hilang sehingga prolaktin dapat
dikeluarkan dan laktasi terjadi (Dewi dan
Sunarsih,2012;hal 92).
17
3. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan
hiperpigmentasi karena pengaruh Melanophore stimulating
hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar
suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada stiae
gravidarum livide atau alba, areola mamae, papila mamae,
linea nigra, pipi (kloasma gravidarum). Setelah persalinan
hiperpigmentasi ini akan menghilang (Manuaba,2010;hal 94).
Topeng kehamilan adalah bintik–bintik pigmen kecoklatan
yang tampak di kulit kening dan pipi. Peningkatan
pigmentasi juga terjadi disekeliling puting susu, sedangkan
diperut bawah bagian tengah biasanya tampak garis gelap
yaitu spider angioma (pembuluh darah kecil yang seperti
laba–laba) bisa muncul dikulit dan biasanya diatas pinggang.
Pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding tipis sering
kali tampak ditungkai bawah.
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan
menyebabkan robekan serabut elastis di bawah kulit,
sehingga menimbulkan striae gravidarum. Kulit perut pada
linea alba bertambah pigmentasinya disebut linea nigra.
Adanya vasodilatasi kulit menyebabkan ibu mudah
berkeringat. Ibu hamil mulai akan mengalami
hiperpigmentasi pada muka biasanya terjadi pada usia
18
kehamilan 12 minggu akibat dari pengaruh hormon
(Sulistyawati, 2012; hal. 65).
4. Sistem endokrin
Selama minggu–minggu pertama, korpus luteum dalam
ovarium menghasilkan estrogen dan progesteron fungsi
utamanya pada stadium ini adalah untuk mempertahankan
pertumbuhan desidua dan mencegah pelepasan serta
pembebasan desidua tersebut. Sel–sel trofoblast
menghasilkan hormon korionik gonadotropin yang akan
mempertahankan korpus luteum sampai plasenta berkembang
penuh dan mengambil alih produksi estrogen dan
progesteron dari korpus luteum (Rukiyah, 2009; hal. 43).
5. Sistem perkemihan
Selama kehamilan ginjal bekerja lebih berat. Ginjal
menyaring darah yang volumenya meningkat (sampai 30-
50% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada usia kehamilan
16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat
ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim
yang membesar). Dalam keadaan normal, aktivitas
meningkat ketika berbaring dan menurun ketika berdiri.
Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena
itu wanita hamil sering ingin merasa berkemih ketika mereka
mencoba untuk berbaring atau tidur. Pada akhir kehamilan,
19
peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi pada
wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi
tekanan dari rahim pada vena yang membawa darah dari
tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang
selanjutnya akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah
jantung (Sulistyawati, 2012; hal. 62).
Pengaruh desakan hamil muda dan turunya kepala bayi pada
hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering
berkemih. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih
cepat terasa penuh. Hemodulusi menyebabkan metabolisme
air makin lancar sehingga pembentukan urine akan
bertambah. Filtrasi pada glomerulus bertambah sekitar 69
sampai 70 %. Pada kehamilan, ureter membesar untuk dapat
menampung banyaknya pembentukan urine, terutama pada
ureter kanan karena peristaltik ureter terhambat karena
pengaruh progesteron, tekanan rahim yang membesar dan
terjadi perputaran ke kanan, dan terdapat kolom dan sigmoid
disebelah kiri yang menyebabkan perputaran rahim ke kanan.
Tekanan rahim pada ureter kanan dapat menyebabkan infeksi
pielonefritis ginjal kanan (Manuaba,2010;hal 94)
6. Sistem percernan
Pada pencernaan pengaruh estrogen terhadap asam lambung
meningkat dan dapat menyebabkan :
20
a. Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi).
b. Daerah lambung terasa panas.
c. Terjadinya mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari,
yang disebut morning sickness.
d. Muntah, yang terjadi disebut emesis gravidarum.
e. Muntah berlebih sehingga mengganggu kehidupan sehari-
hari, disebut hiperemesis gravidarum.
f. Progesteron menimbulkan gerakan usus makin berkurang dan
dapat menyebabkan obstipasi (Manuaba,2010;hal 94).
Berikut dalam saluran pencernaan:
a. Rongga mulut
Saliva meningkat sehubungan dengan kesukaran menelan
akibat nausea. Gusi dapat menjadi hiperemesis dan
melunak, kadang berdarah apabila hanya terkena cedera
ringan, misalnya pada saat gosok gigi. Pembengkakan gusi
sangat vaskular disebut epulis kehamilan yang terkadang
dapat timbul, tetapi secara khas mengecil secara spontan
setelah kelahiran. Keadaan tersebut disebabkan oleh
pengaruh hormone estrogen yang meningkat atau kadang
terjadi pada pengguna kontrasepsi oral dan ibu yang
mengalami defesiensi vitamin c. Tidak ada bukti yang
menjelaskan bahwa kehamilan mendorong proses
pembusukan pada gigi.
21
b. Mortalitas saluran gastrointestinal
Biasanya ada penurunan tonus dan mortalitas saluran
gastrointestinal yang menimbulkan pemanjangan waktu
pengosongan lambung dan transit usus. Hal ini mungkin
merupakan akibat jumlah progesteron yang benar selama
proses kehamilan dan menurunya kadar motalin- suatu
peptida hormonal yang diketahui mempengaruhi otot-otot
halus atau keduanya.
Hormone estrogen membuat pengeluaran asam lambung
meningkat yang dapat menyebabkan pengeluaran air liur
yang berlebih (hipersalivasi), daerah lambung terasa panas,
terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari yang
disebut morning sickness. Muntah yang terjadi pada ibu
hamil disebut emesis gravidarum. Apabila muntah
berlebihan dan mengganggu kehidupan sehari-hari disebut
hiperemesis gravidarum.
c. Lambung dan Esofagus
Pirosis merupakan kejadian yang umum pada kehamilan,
paling mungkin disebabkan oleh refluks sekret-sekret asam
lambung ke esofagus bagian bawah. Tonus esofagus dan
lambung berubah lebih tinggi. Selain itu, pada saat yang
bersamaan peristaltik esofagus mempunyai kecepatan
gelombang dan amplitudo yang rendah. Perubahan-
22
perubahan tersebut menyokong terjadinya refluks
gastroesofageal yang menimbulkan heart burn.
d. Usus Kecil, Besar dan Apendiks
Hormon progesteron menimbulkan gerakan usus makin
berkurang (relaksasi otot-otot polos) sehingga makanan
lebih lama berada didalam lambung dan apa yang telah
dicerna lebih lama di dalam usus. Hal ini mungkin baik
untuk reabsorpsi, tetapi dapat menimbulkan konstipasi
dimana hal ini merupakan salah satu keluhan dari ibu hamil.
Konstipasi dapat juga terjadi karena kurangnya
aktivitas/senam penurunan intake cairan (Dewi dan
Sunarsih,2012;hal 96-97).
6. Sistem kardiovaskuler
Selama kehamilan jumlah darah yang di pompa oleh
jantung yang di pompa setiap menitnya atau biasa disebut
sebagai curah jantung (cardiac autput) meningkat sampai
30-50% peningkatan ini mulai terjadi pada usia kehamilan 6
minggu dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 16-
28 minggu. Oleh karena curah jantung yang meningkat,
maka denyut jantung pada saat istirahat juga meningkat
(dalam keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80-90
kali/menit). Setelah mencapai usia kehamilan 30 minggu
curah jantung agak menurun karena pembesaran rahim
23
menekan vena yang membawa darah dari tungkai ke
jantung. Peningkatan curah jantung selama kehamilan
kemungkinan terjadi karena adanya perubahan dalam aliran
darah ke rahim. Janin yang terus tumbuh, menyebabkan
darah lebih banyak dikirim ke rahim ibu. Pada akhir usia
kehamilan, rahim menerima seperlima dari seluruh darah
ibu (Sulistyawati, 2009; hal. 61-62).
7. Sistem respirasi
Selama periode kehamilan, sistem respirasi mengalami
perubahan. Ruang abdomen yang membesar oleh karena
meningkatnya ruang rahim dan pembentukan hormon
progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi sedikit
berbeda dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat
dan lebih dalam kerena memerlukan lebih banyak oksigen
untuk janin dan untuk dirinya. Lingkar dada ibu hamil agak
membesar. Lapisan saluran pernafasan menerima lebih
banyak darah tekanan dan kualitas ibu hamil juga agak
berubah (Sulistyawati, 2009; hal. 69).
Perubahan pada sistem respirasi untuk dapat memenuhi
kebutuhan O2 terjadi desakan diagfragma karena dorongan
rahim yang membesar pada usia kehamilan 32 minggu.
Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan
kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas
24
lebih dalam sekitar 20 sampai 25% dari pada biasanya
(Manuaba,2010;hal 93).
8. Perubahan berat badan
Pertambahan berat badan ibu hamil menggambarkan status
gizi selama hamil, oleh karena itu perlu dipantau setiap
bulan. Perkiraan peningkatan berat badan:
a. 4 kg dalam kehamilan trimester I
b. 0,5 kg/minggu pada kehamilan trimester II sampai III
c. Totalnya sekitar 15-16 kg.
Tabel 2.3
Komponen pertambahan berat badan ibu selama kehamilan :
Komponen Jumlah (dalam Kg)
Jaringan ekstrauterin
Janin
Cairan amnion
Plasenta
Payudara
Tambahan darah
Tambahan cairan jaringan
Tambahan jaringan lemak
1
3-3,8
1
1-1,1
0,5-2
2-2,5
1,5-2,5
2-2,5
Total 11,5-16
(Sulistyawati,2009;hal.69).
Sedangkan menurut Sulistyawati (2009,hal123)
ketidaknyamanan pada ibu hamil Pada trimester I yaitu ibu
hamil sering mengalami keluhan BAK, kelelahan, keputihan,
25
mengidam, mual muntah, yang merupakan perubahan
fisiologis yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada
ibu pada masa kehamilan.
Selain perubahan fisiologis ibu hamil juga mengalami
perubahan psikologis yaitu
1. Perubahan psikologis TM I (Periode penyesuaian)
Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan
kehamilannya, kadang muncul penolakan, kekecewaan,
kecemasan, dan kesedihan, bahkan kadang ibu berharap
agar dirinya tidak hamil saja. Kadang ibu akan selalu
mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Setiap
perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu
mendapatkan perhatian yang seksama, oleh karena
perutnya masih kecil kehamilan merupakan rahasia
seseorang yang mungkin akan diberitahukan kepada
orang lain atau malah mungkin dirahasiakannya. Hasrat
berhubungan seksnya pun berbeda-beda pada tiap
wanita, tapi kebanyakan akan mengalami penurunan.
2. Perubahan psikologis TM II (Periode kesehatan yang
baik)
Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbisa dengan kadar
hormon yang tinggi, ibu sudah bisa menerima
kehamilannya, mulai merasakan gerakan janinnya,
26
merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran,
libido meningkat, menuntut perhatian dan cinta, merasa
bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari
dirinya.
3. Perubahan psikologis pada TM III (Periode penantian
dengan penuh kewaspadaan).
Rasa tidak nyaman muncul kembali, merasa dirinya
jelek, aneh, dan tidak menarik, merasa tidak
menyenangkan ketika bayinya tidak lahir tepat waktu,
takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada
saat melahirkan dan khawatir akan keselamatannya.
Khawatir bayi yang akan dilahirkannya dalam keadaan
tidak normal, merasa sedih karena akan terpisah dengan
bayinya, merasa kehilangan perhatian, perasaan mudah
terluka,dan libido menurun (Sulistyawati, 2009; hal 76-
77).
2.1.1.4 Tanda dan Gejala kehamilan
1) Tanda pasti kehamilan
a) Gerakan janin dapat dilihat/dirasa/diraba,juga bagian –
bagian janin
b) Denyut jantung janin,.
c) Terlihat tulang – tulang janin dalam foto rontgen
(Dewi dan Sunarsih, 2011;hal.111.).
27
2) Tanda – tanda tidak pasti kehamilan (presumtif)
a) Amenorea
b) Mual (nausea) dan muntah (emesis)
c) Ngidam (menginginkan makanan tertentu)
e) Kelelahan
f) Payudara tegang
g) Sering miksi
h) Konstipasi
i) Pigmentasi kulit
k) Varises atau penampakan pembuluh darah
3) Tanda kemungkinan hamil
a) Pembesaran perut
b) Tanda Hegar adalah perlunakan dan dapat ditekannya
isthmus uteri
c) Tanda Goodel Adalah perlunakan serviks.
d) Tanda Chadwicks Adalah Perubahan warna menjadi
keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga
porsio dan serviks
e) Tanda Piscaseck Merupakan pembesaran uterus yang tidak
simetris.
f) Kontraksi Braxton Hicks Merupakan peregangan sel – sel
otot uterus akibat meningkatnya actomysin di dalam otot
28
uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri,
biasanya timbul pada kehamilan delapan minggu.
g) Teraba ballotement
(Hani,2011;hal.74-75.)
2.1.1.5 Kebutuhan fisik ibu hamil
1. Kebutuhan energi atau nutrisi
Kebutuhan makanan pada ibu hamil mutlak harus dipenuhi.
Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus,
IUGR, inersia uteri, perdarahan pasca persalinan, sedangkan
kelebihan makanan karena beranggapan pemenuhan
makanan untuk dua orang akan berakibat kegemukan, pre
eklamsi, janin terlalu besar.
a. Karbohidrat
Merupakan sumber tambahan energi yang dibutuhkan
bagi pertumbuhan dan perkembangan janin selama
dalam kandungan. Pada trimester I digunakan untuk
pembentukan sel darah merah, sedangkan pada
trimester II dan III untuk persiapan tenaga ibu dalam
proses persalinan (Jannah, 2012;hal.132.)
Menganjurkan pada ibu hamil untuk meningkatkan
asupan energinya menjadi 285 kkal perhari.
Karbohidrat sumbernya seperti nasi, jagung, kentang
(Sulistyawati;hal.108).
29
b. Protein
Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir
kehamilan diperkirakan sebanyak 925 gr yang tertimbun
dalam jaringan ibu, plasenta, serta bayi. Protein
peningkatan kebutuhan protein sebanyak 75-100 gram.
Sumber protein seperti daging tak berlemak, ikan, telur,
susu, tahu, tempe. Zat besi sebesar 30–60 gram setiap
hari, sumbernya seperti sayur-sayuran hijau
(Sulistyawati, 2009; hal. 108).
c. Zat besi
Kebutuhan akan zat besi pada perempuan hamil
meningkat 200-300%. Sekitar 1040 mg ditimbun
selama hamil, sebanyak 300 mg ditransfer ke janin, 200
mg hilang saat melahirkan, 50-70 mg untuk
pembentukan plasenta dan 450 mg untuk pembentukan
sel darah merah. Pemberian suplemen zat besi sangat
diperlukan untuk memenuhi kebutuhannya. Pemberian
dilakukan selama trimester II dan III dan dianjurkan
untuk menelan 30-60 mg tiap hari mulai minggu ke-12
kehamilan sampai selama 3 bulan (Arisman,
2009;hal.16.).
Zat besi sebagai penunjang agar tidak terjadinya
anemia, anemia sebagian besar disebabkan oleh
30
defisiensi zat besi, oleh karena itu perlu ditekankan
kepada ibu hamil untuk mengkonsumsi zat besi selama
hamil dan setelah melahirkan. Kebutuhan zat besi
selama hamil meningkat sebesar 300% (1.040 mg
selama hamil) dan peningkatan ini tidak dapat
tercukupi hanya dari asupan makanan ibu selama hamil
melainkan perlu diberikan sejak minggu ke-12
kehamilan sebesar 30-60 gram setiap hari selama
kehamilan dan enam minggu setelah kelahiran untuk
mencegah anemia postpartum.
Pemantauan konsumsi suplemen zat besi perlu juga
diikuti dengan pemantauan cara minum yang benar
karena hal ini akan sangat mempengaruhi efektifitas
penyerapan zat besi, sedangkan kopi, teh, garam
kalsium, magnesium dan fitat (terkandung dalam
kacang-kacang) akan menghambat penyerapan zat besi.
Tidak bermanfaat bagi tubuh. Namun jangan diberikan
bersamaan dengan tablet zat besi. Berilah jarak waktu
kurang dua jam dari pemberian zat besi. Efek samping
tablet zat besi yang berlebihan kurang baik, karena
tablet besi terbukti dapat menurunkan kadar seng dalam
serum. Oleh karena itu asupan zat besi dari makanan
adalah yang terbaik (Sulistyawati,2009;hal108-109).
31
d. Asam folat
Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang
kebutuhannya meningkat dua kali lipat selama hamil.
Asam folat sangat berperan dalam metabolisme normal
makanan menjadi energi, pematangan sel darah merah,
sintesis DNA, pertumbuhan sel, dan pembentukan
heme, jika kekurangan asam folat maka ibu dapat
menderita anemia megaloblastik dengan gejala diare,
depresi , lelah berat, dan selalu mengantuk. Jika kondisi
ini terus berlanjut dan tidak segera ditangani maka pada
ibu hamil akan terjadi BBLR, ablasio plasenta, dan
kelainan bentuk tulang belakang janin (Spina bifida).
Jenis makanan yang banyak mengandung asam folat
adalah ragi, hati, brokoli, sayur berdaun hijau (bayam,
asparagus), dan kacang-kacangan (kacang kering,
kacang kedelai). Sumber lain adalah ikan, daging, buah
jeruk, dan telur. Oleh karena asam folat tidak stabil
dalam pemanasan, maka dianjurkan untuk memakan
sayuran dalam keadaan mentah dengan dicuci
sebelumnya agar sisa peptida dan cacing hilang. Oleh
karana ada kekhawatiran asam tidak dapat terpenuhi
hanya dari asupan makan, maka untuk pemberian asam
folat dengan besaran 280,660, dan 470 mikrogram
32
untuk trimester I, II dan III. Asam folat sebaiknya
diberikan 28 hari setelah ovulasi atau 28 hari setelah
kehamilan karena sumsum tulang belakang dan otak
dibentuk pada minggu pertama kehamilan
(Sulistyawati,2009;hal 109).
e. Vitamin B12
Vitamin B12 bersama dengan asam folat berperan dalam
sintesis DNA dan memudahkan pertumbuhan sel. Selain
itu juga penting untuk keberfungsian sel sumsum tulang,
sistem persarafan, dan saluran cerna. Kebutuhan vitamin
B12 sebesar 3 mikrogram per hari (Arisman,
2009;hal.19.).
f. Vitamin D
Kekurangan vitamin D selama hamil dapat menimbulkan
gangguan metabolisme kalsium pada ibu dan janin
berupa hipokalsemia dan tetani pada bayi baru lahir,
hipoplasia enamel gigi bayi, dan osteomalasia pada ibu
(Arisman,2010;hal.20.).
g. Yodium
Kekurangan yodium pada ibu hamil dapat
mengakibatkan janin mengalami hipotiroid yang
selanjutnya berkembang menjadi kretinisme.
Kerusakan saraf sebagai akibat dari hipotiroid dapat
33
menyebabkan retardasi mental. Kekurangan yodium
juga dapat mengakibatkan bayi lahir mati, aborsi, serta
meningkatkan kematian bayi dan perinatal. Asupan
yang dianjurkan adalah 200 mikrogram. Kebutuhan
yodium dapat dipenuhi dengan mengonsumsi garam
beryodium serta konsumsi bahan makanan yang
bersumber dari laut (Arisman,2009;hal.20.).
h. Kalsium
Asupan yang dianjurkan kira – kira 1.200 mg/hari bagi
ibu hamil yang berusia di atas 25 tahun, dan cukup 800
mg untuk mereka yang berusia lebih muda. Sumber
utama kalsium adalah susu dan hasil olahannya seperti
susu utuh, susu skim, yogurt, keju: udang, sarang
burung, sarden dalam kaleng, serta beberapa bahan
makanan nabati seperti: sayuran berwarna hijau tua dan
lain – lain (Arisman, 2009;hal.21.).
1. Lingkungan yang bersih
Salah satu pendukung untuk keberlangsungan
kehamilan yang sehat dan aman adalah adanya
lingkungan yang bersih, karena kemungkinan
terpapar dan zat toksis yang berbahaya bagi ibu dan
janin akan terminimalisir. Prilaku hidup bersih dan
34
sehat juga perlu di laksanakan seperti menjaga
kebersihan diri (Sulistyawati,2009;hal 110).
2. Pakaian
Pakaian hamil yang dianjurkan adalah pakaian yang
longgar dan terbuat dari katun sehingga mempunyai
kemampuan menyerap, terutama pakaian dalam.
Pakaian dalam atas (bra) dianjurkan yang longgar
dan mempunyai kemampuan untuk menyangga
payudara yang makin berkembang. Pakaian dalam
sering diganti untuk menjaga kebersihan dan
menghalangi suasana lembab di sekitar pelipatan
(Manuaba, 2012;hal.121.).
3. Pemeliharaan payudara
Payudara yang di persiapkan untuk dapat
memberikan laktasi, perlu perhatian yang seksama.
Dengan pakaian dalam (bra) yang longgar, maka
perkembangan payudara tidak terhalang. Putting
susu penting diperhatikan agar tetap bersih. Putting
susu perlu ditarik-tarik sehingga menonjol dan
memudahkan untuk memberikan ASI. Putting susu
yang terlalu masuk dikeluarkan dengan jalan operasi
atau dengan pompa susu.
35
Perawatan payudara sebelum lahir (prenatal breast
care) bertujuan memelihara higiene payudara,
melenturkan/ menguatkan putting susu, dan
mengeluarkan putting susu yang datar atau masuk ke
dalam ( retracted nipple) (Manuaba,2010;hal 121).
4. Kebersihan tubuh
Kebersihan tubuh ibu hamil perlu di perhatikan
karena dengan perubahan sistem metabolisme
mengakibatkan peningkatan pengeluaran keringat.
Keringat yang menempel di kulit dan
memungkinkan menjadi tempat berkembangnya
mikroorganisme. Jika tidak di bersihkan (dengan
mandi) maka ibu hamil sangat mudah untuk terkena
penyakit kulit.
Bagian tubuh lain yang sangat membutuhkan
perawatan kebersihan adalah daerah vital, karena
saat hamil terjadi pengeluaran sekret vagina yang
berlebihan selain dengan mandi, mengganti celana
dalam secara rutin minimal dua kali sehari sangat di
anjurkan (Sulistyawati,2009;hal 118).
5. Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil
berkaitan eliminasi adalah konstipasi dan sering
36
buang air kemih. Konstipasi sering terjadi karena
adanya pengaruh hormon progesteron yang
mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah
satunya otot usus. Selain itu desakan usus oleh
pembesaran janin yang menyebabkan bertambahnya
konstipasi (Sulistyawati, 2009; hal. 119).
6. Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang
selama tidak ada riwayat sering abortus dan
kelahiran prematur, perdarahan pervaginam, koitus
harus di lakukan dengan hati-hati terutama pada
minggu terakhir kehamilan, bila ketuban sudah
pecah koitus dilarang karena dapat menyebabkan
infeksi janin intrauteri (Manuaba,2010;hal 120).
7. Pola istirahat dan tidur
Pada malam hari rata – rata lama tidur yang normal
adalah 6 – 8 jam. Sedangkan pada siang hari 1-2 jam
untuk menjaga kesehatan selama hamil
(Sulistyawati,2012;hal.184.).
8. Imunisasi
Imunisasi saat kehamilan sangat penting dilakukan
untuk mencegah penyakit yang dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan janin. Jenis imunisasi yang
37
diberikan adalah tetanus toxoid (TT) yang dapat
mencegah penyakit tetanus dan imunisasi lainnya
diberikan sesuai dengan indikasi.
Tabel 2.4 Pemberian suntikan TT
Status Jenis suntikan TT Interval waktu
Lama
perlindungan
Presentase
T0 Belum pernah suntik TT
T1 TT1 80
T2 TT2 4 mg dari TT1 3 tahun 95
T3 TT3 6 bln dari TT2 5 tahun 99
T4 TT4 Minimal 1 tahun dari TT3 10 tahun 99
T5 TT5 1 tahun dari TT4 Seumur hidup
Sumber: Sulistyawati, 2009; hal. 121
a) Ketidaknyamanan dan cara mengatasi
Dalam proses adaptasi tersebut tidak jarang ibu
akan mengalami ketidaknyamanan terutama pada
trimester pertama yang meskipun hal itu adalah
fisiologis namun tetap perlu diberikan suatu
pencegahan dan perawatan.
38
Tabel 2.5
ketidaknyamanan masa hamil pada trimester pertama dan cara mengatasinya :
Ketidaknyamanan yang
dialami oleh ibu hamil
pada trimester I
Penyebab Cara Menangani/mengatasi
Pusing Pengaruh hormon saat
kehamilan yang menjadi
penyebabnya. Hormon
progesteron memicu
dinding pembuluh darah
melebar. Sehingga
mengakibatkan penurunan
tekanan darah dan
membuat calon ibu merasa
pusing. Keluhan ini akan
hilang dengan sendirinya
Penanganan yang tepat tentu
dengan mengetahui lebih dulu
penyebabnya. Bila akibat
pengaruh
hormonal,penanganannya
dengan tidur dan menghindar
stres.bila karena anemia dan
hipertensi, harus diatasi dulu
faktor penyebab terjadinya.
Sedangkan jika karena tekanan
darah rendah, kurangi aktivitas
dan hemat pengeluaran energi.
hindari gerakan mendadak
seperti dari posisi duduk atau
jongkok langsung ke posisi
berdiri.
Mual dan Muntah.
(Morning Sickness)
Morning sickness terjadi
karena plasenta yang
berkembang dan
menghasil kan sejenis
hormon HCG. Hormon ini
prosentasenya meninggi
sesuai dengan per
tumbuhan pada plasenta.
Diperkirakan, hormon ini
yang mengakibatkan
muntah melalui
rangsangan terhadap otot
dari poros lambung.
Makin tinggi hormon ini
makin cepat merangsang
muntah
Sebenarnya hormon HCG
sangat dibutuhkan pada
awal kehamilan. Selain
membentuk plasenta,
HCG juga akan menjaga
janin tumbuh dengan baik.
Sediakan snack atau makanan
ringan seperti, crackers, kue
beras atau sebatang coklat di
samping tempat tidur.
Makanlah makanan tersebut
ketika bangun atau setelah
mual hilang. Makanan-
makanan tersebut dapat
menghilangkan rasa mual.
Selain itu, jagalah pola makan
dan makanlah sedikit tapi
sering.Tujuannya untuk
menjaga agar perut tidak
berada dalam keadaan kosong
dan tetap menjaga gula darah
yang stabil. Perbanyak
mengkonsumsi tinggi
karbohidrat, Perbanyak minum,
konsumsi vitamin B6, istirahat
cukup, menjauhi makanan
pedas serta bersikap positif
terhadap kehamilan dapat
mengurangi gejala mual-mual.
39
Buang air kecil Inilah
keluhan yang paling
sering dialami
Adanya janin membuat
tekanan pada kandung
kemih. Kadang kala
penyebabnya cenderung
ibu hamil yang minum
lebih banyak. Akibatnya,
ginjal lebih banyak pula
memproduksi air seni.
Selain itu letak kandung
kemih yang bersebelahan
dengan rahim membuat
kapasitasnya berkurang.
Itulah salah satu sebab ibu
hamil sering buang air
kecil.
Yang perlu diwaspadai, saat ini
sering terjadi infeksi pada
saluran atau kandung kemih
pada ibu hamil. Sulit
membedakan buang air kecil
yang disebabkan oleh infeksi
atau tidak. Yang mungkin
dapat dijadikan pedoman yakni
rasa nyeri yang menyertai. Jika
keluarnya air seni diiringi oleh
rasa nyeri dan warnanya merah
atau keruh mungkin itu
pertanda infeksi. Untuk
mengatasinya, jangan menunda
keinginan buang air kecil.
Pegal-pegal Penyebabnya bisa karena
ibu hamil kekurangan
kalsium atau karena
ketegangan otot.
Sepanjang kehamilan,
boleh dibilang ibu
membawa beban berlebih.
Otot-otot tubuh juga
mengalami pengenduran
sehingga mudah merasa
lelah. Hal inilah yang
membuat posisi ibu hamil
dalam beraktivitas apa pun
jadi terasa serba salah.
Penyebab lainnya, yaitu
ibu hamil kurang banyak
bergerak atau olahraga.
Amat disarankan untuk
senantiasa menyempatkan
waktu berolahraga atau
setidaknya beraktivitas ringan.
Ibu hamil pun sebaiknya
menjaga sikap tubuh. Ibu
diwajibkan mengonsumsi susu
dan makanan yang kaya
kalsium.
Ngidam Berkaitan dengan persepsi
individu wanita hsmil
mengenai apa yang bisa
mengurangi rasa mual dan
muntah sehingga indra
pengecap menjadi tumpul
jadi makanan yang lebih
merangsang dicari-cari
Tidak seharusnya
menimbulkan kekhawatiran
asalkan cukup bergizi dan
makanan yang diinginkan
makanan yang sehat
Menjelaskan makanan yang
tidak baik
Mendiskusikan makanan yang
dapat diterima yang meliputi
makanan yang bergizi dan
memuaskan ngidam atau
kesukaan tradisional
40
Keputihan Hyperplasia, mukosa
vagina, Peningkatan
produksi lendir dan
kelenjar endocervical
sebagai akibat dari
peningkatan kadar
esterogen
Perubahan peningkatan
sejumlah glikogen pada
sel epitel vagina menjadi
asam laktat oleh doderlein
basilus
Meningkatkan kebersihan
dengan mandi setiap hari
Memakai pakaian dalam yang
terbuat dari kain katun agar
lebih kuat daya serapnya
Memakai pakaian dalam yang
terbuat dari kain katun agar
lebih kuat daya serapnya
Menghindari pencucian vagina
(douching) dan mencuci vagina
dari arah depan kebelakang
Gunakan bedak tabor untuk
mengeringkan tetapi jangan
terlalu berlebihan
Cara tradisional : merendam
vagina dengan air rebusan sirih
Kelelahan Penuruanan dan
perubahan laju
metabolism basal pada
awal kehamilan
Yakinkan hal ini normal terjadi
dalam kehamilan
Anjurkan ibu untuk sering
istirahat
Lakukan aktifitas yang ringan
dan nutrisi yang baik
(Dewi sunarsih;hal 144-148).
b) Tanda-tanda bahaya pada ibu hamil
1) Kehamilan muda
a) Perdarahan pervaginam
Perdarahan pada masa awal kehamilan < 22
minggu. Perdarahan pervaginam dikatakan
tidak normal jika ada tanda-tanda : keluar
darah merah, banyak dan terasa nyeri.
Perdarahan semacam ini perlu dicurigai
terjadinya abortus, kahamilan ektopik atau
kehamilan mola. Perdarahan pervaginam
dapat juga disebabakan karena serviks yang
41
rapuh, varicas yang pecah, luka jalan lahir
akibat jatuh atau setelah coitus.
b) Hipertensi gravidarum
Disebabkan karena kelahiran vaskuler yang
terjadi sebelum kehamilan atau timbul
dalam masa kehamilan dan nifas.
Hipertensi dalam kehamilan termasuk
hipertensi karena kehamilan dan hipertensi
kronik (meningkatnya tekanan darah
sebelum usia kehamilan 20 minggu). Nyeri
kepala, kejang, dan hilangnya kesadaran
sering berhubungan dengan hipertensi
dalam kehamilan. Jika tekanan diastolik ≥
90 mmHg pada dua pemeriksaan berjarak 4
jam atau lebih, diagnosanya adalah
hipertensi. Jika hipertensi pada kehamilan >
20 minggu, pada persalinan, atau dalam 48
jam sesudah persalinan, diagnosanya
adalahhipertensi dalam kehamilan. Jika
hipertensi terjadi pada kehamilan < 20
minggu, diagnosanya adalah hipertensi
kronik.
42
Nyeri abdomen yang hebat, menetap dan
tidak hilang Setelah beristirahat bias
disebabkan karena kehamilan ektopik
terganggu, abortus, penyakit radang
panggul, infeksi saluran kemih, gastritis.
c) Muntah terus menerus (hiperemesis
gravidarum).
Menimbulkan gangguan dalam aktivitas
sehari-hari dan dehidrasi, nyeri pada daerah
epigastrium, tekanan darah menurun, nadi
meningkat, lidah kering, mata tampak
cekung.
2) Kehamilan lanjut
a. Perdarahan pervaginam
Yaitu perdarahan yang terjadi pada
kehamilan setelah 22 minngu sampai setelah
persalinan.Dikatakan tidak normal jika:
keluar darah merah segar atau kehitaman
dengan bekuan, terkadang perdarahan banyak
atau tidak terus menerus berdarah disertai
nyeri.
43
b. Sakit kepala hebat
Sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak
hilang dengan istirhat kadang disertai
dengan penglihatan kabur merupakan gejala
pre eklamsi.
c. Pandangan kabur
Terjadi perubahan visual mendadak,
penglihatan kabur, melihat binti-bintik.,
berkunang-kunang disertai nyeri kepala yang
hebat merupakan gejala pre eklamsia berat
dan pre eklamsia.
d. Bengkak pada vagina
Oedema merupakan penimbunan cairan
secara umum dan berlihatan dalm jaringan
tubuh, dapat diketahui dengan kenaikan
berat badab serta pembengkakan kaki, jari
tangan dan muka, jika BB naik 1 kg
perminggu curigai gejala pre eklamsia
ringan.
44
2.1.2 Hiperemesis gravidarum
2.1.2.1 Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan
yang terjadi pada ibu hamil sehingga menyebabkan
ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan,
dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi. Hal ini terjadi pada
minggu keempat sampai minggu kesepuluh kehamilan,
sebaliknya akan membaik pada usia kehamilan 20 minggu,
namun pada beberapa kasus akan terus berlanjut sampai pada
tahap kehamilan berikutnya (Runiari, 2010; hal. 8).
Hiperemesis gravidarum adalah gejala mual muntah yang
berlebihan pada ibu hamil. Insiden dari hiperemesis gravidarum
adalah 0,5-10/1.000 kehamilan. Penyakit ini rata-rata muncul
pada usia kehamilan 8-12 minggu. Hiperemesis gravidarum
sering disertai dengan dehidrasi dan dan kehilangan BB > 5 %,
gangguan elektrolit dan ketosis (Fadlun, 2012; hal. 39).
2.1.2.2 Etiologi
Kejadian hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti,
tetapi beberapa faktor predisposisi dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a. Faktor adaptasi dan hormonal
Primagravida belum mampu beradaptasi terhadap hormon
estrogen dan Human Chorionik Gonadotropin (HCG)
45
Peningkatan hormon ini membuat kadar asam lambung
meningkat, hingga munculah keluhan rasa mual. Keluhan ini
biasanya muncul di pagi hari saat perut ibu dalam keadaan
kosong dan terjadi peningkatan asam lambung, sedangkan pada
kehamilan ganda atau mola hidatidosa, jumlah hormon yang
dikeluarkan terlalu tinggi dapat menyebabkan Hiperemesis
Gravidarum (Rukiyah, 2010; hal. 119).
b. Faktor psikologis
Besar kemungkinan karena wanita takut hamil, takut persalinan,
takut kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan dengan suami,
kehamilan tidak direncanakan dan tidak diinginkan, pendapatan
rendah menyebabkan terjadinya perasaan berduka, serta konflik
(Manuaba, 2009; hal. 230).
Selain faktor psikologis, faktor budaya juga dapat pemicu
terjadinya hiperemesis gravidarum. Menurut Tiran (2004) dalam
Runiari (2010; hal. 9-10) menyatakan bahwa faktor budaya
merupakan hal penting berkaitan dengan pemilihan jenis
makanan yang akan dikonsumsi.
c. Faktor alergi
Pada kehamilan diduga terjadi invasi jaringan vili korialis yang
masuk dalam pembuluh darah ibu (Manuaba, 2009; hal. 230).
46
2.1.2.3 Diagnosis
Menetapkan kejadian hiperemesis gravidarum tidak sukar, dengan
menentukan kehamilan, muntah berlebihan sampai menimbulkan
gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi. Muntah yang terus
menerus tanpa pengobatan dapat menimbulkan gangguan tumbuh
kembang janin dalam rahim dengan manifestasi klinisnya, oleh
karena itu hiperemesis gravidarum berkelanjutan harus dicegah dan
harus mendapat pengobatan yang adekuat. Kemungkinan penyakit
lain yang menyertai kehamilan harus berkonsultasi dengan dokter
tentang penyakit hati, ginjal, dan penyakit tukak lambung.
Pemeriksaan laboratorium dapat membedakan ketiga kemungkinan
hamil yang disertai penyakit (Manuba, 2010;hal.230).
Diagnosis dapat dengan ditegakan melalui beberapa gambaran
klinis seperti :
a. Amenore
b. Mual muntah berlebihan sampai mengganggu aktivitas sehari–
hari
c. Nyeri perut bagian bawah yaitu nyeri abdomen yang tidak
berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal. Hal
ini dapat mengindikasikan terjadinya kehamilan ektopik,
abortus, apendiksitis, penyakit radang panggul, persalinan
prematur, gastritis, infeksi saluran kemih (Sulistyawati, 2009;
hal. 168).
47
2.1.2.4 Patofisiologis
Hiperemesis yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada
hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan
dehidrasi dan tidak simbangnya elektrolit dengan alkolosis
hipokloremik. Serta dapat menyebabkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi.
Kekurangan intake dan kehilangan cairan karena muntah
menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang. Natrium dan klorida dalam darah maupun dalam urine
turun, selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi sehingga
menyebabkan aliran darah ke jaringan berkurang. Kekurangan
kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi leat
ginjal menyebabkan frekuensi muntah bertambah banyak, sehingga
dapat merusak hati. (Runiari, 2010; hal. 11).
2.1.2.5 Tanda dan gejala
Hiperemesis gravidarum memiliki gejala–gejala yang berbeda
sesuai tingkatannya, berdasarkan tingkat keparahannya dibedakan
atas 3 tingkatan, yaitu:
a. Tingkat I
Ringan ditandai dengan muntah terus menerus yang
mempengaruhi keadaan umum penderita, terjadi dehidrasi,
tekanan darah menurun, denyut nadi meningkat sekitar 100x
permenit, dan dapat disertai dengan naiknya suhu tubuh, nyeri
48
epigastrium, turgor kulit mengurang,merasa lemah dan nafsu
makan menurun (Sulistyawati, 2012; hal. 167).
b. Tingkat II
Dehidrasi bertambah ditandai dengan turgor kulit makin
berkurang, lidah kering dan kotor, berat badan menurun, mata
cekung. Jika mengalami gangguan sirkulasi darah yang
ditandai dengan nadi cepat dan tekanan darah turun, terjadi
hemokonsentrasi, oliguria, obstipasi. Gangguan metabolisme
ditandai dengan terjadinya metabolisme anaerob dalam
pemecahan lemak yang menyebabkan adanya bau keton pada
nafas, dan gangguan fungsi lever terjadi ikterus (Sulistyawati,
2012; hal. 168).
c. Tingkat III
Dehidrasi makin berat, mual muntah berhenti, terjadi
perdarahan esofagus dan retina. Gangguan fungsi lever yang
terus meningkat, penurunan kesadaran samnolen sampai koma
(Sulistyawati, 2009; hal. 168)
2.1.2.6 Penatalaksanaan
Penanganan hiperemesis gravidarum berdasarkan klasifikasi :
a. Hiperemesis Gravidarum Tingkat I
Dapat dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan
tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisilogik, kemudian dengan menganjurkan mengubah makan
49
sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih
sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat
tidur, tetapi duanjurkan untuk makan roti kering dan biskuit
dengan teh hangat. Makan dan minum sebaiknya disajikan
hangat, banyak istirahat dan tidur akan mengurangi muntah,
minum obat anti muntah misalnya B1 dan B6.
Hiperemesis gravidarum tingkat I hanya perlu rawat jalan
dengan memberikan penerapan tentang kehamilan dan
persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan
keyakinan bahwa mual muntah merupakan gejala yang
flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah
kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makan sehari-
hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering
(Runiari, 2010; hal. 17).
b. Hiperemesis Gravidarum Tingkat II
1. Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi
tentang kehamilan sebagai suatu proses yang fisikologik.
Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah
merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda
dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan mengnjurkan
makan sehari–hari dengan jumlah kecil tapi sering.
2. Terapi obat sedativa yang sering digunakan adalah
Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan
50
B6 keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik seperti
disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin (Rukiyah,
2010; h. 123).
3. Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat
inap di rumah sakit.
4. Kadang-kadang pada beberapa wanita hanya tidur di
rumah sakit saja telah banyak mengurangi mual
muntahnya.
5. Isolasi
6. Terapi psikologik.
Berikan pengertian bahwa kehamilan suatu hal yang
wajar, normal dan fisiologi, jadi tidak perlu takut dan
khawatir cari dan hilangkan faktor psikologis seperti
keadaan ekonomi dan pekerjaan lingkungan
(Runiari:2010;hal 19).
7. Penanganan cairan
Berikan cairan-parenteral yang cukup elektrolit,
karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan
garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu
dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B
kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein,
dapat diberikan pula asam amino secara intra vena
(Runiari:2010;hal 19).
51
8. Selama pemberian cairan perhatian keseimbangan cairan
yang masuk dan keluar, bila pengeluaran urin lancar
menandakan keadaan wanita berangsur–angsur baik.
9. Mengobservasi suhu, nadi, tekanan darah, dan pernafasan
3 kali sehari.
10. Bila keadaan membaik melakukan mobilisasi ringan
11. Pada beberapa kasus dan bila terapi tidak dapat dengan cepat
memperbaiki keadaan umum, dapat dipertimbangkan suatu
abortus buatan (Rukiyah;2010:hal 128).
c. Hiperemesis Gravidarum Tingkat III
Pemberian oksigen, pemberian cairan IV, monitor intake dan
out put, observasi kesadaran dan tanda vital, observasi
perdarahan, observasi kesejahteraan janin, kolaborasi
terminasi kehamilan (Runiari, 2010; hal. 55).
2.1.2.7 Diet
Ciri khas diet hiperemesis gravidarum adalah penekanan
karbohidrat kompleks terutama pada pagi hari, Ada tiga macam
diet yaitu:
a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan
tidak di berikan bersama makanan tetapi 1-2 jam
sesudahnya.Makanan ini kurang akan zat-zat gizi kecuali
vitamin C karena itu hanya di berikan selama beberapa hari.
52
b. Diet hiperemesis II di berikan bila rasa mual dan muntah
berkurang. Secara berangsur mulai di berikan bahan makanan
yang bernilai gizi tinggi. Pemberian minum tidak diberikan
bersamaan dengan makanan. Makanan ini rendah dalam semua
zat-zt gizi kecuali vitamin A dan D.
c. Diet hiperemesis III diberikan pada penderita dengan
hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman
boleh di berikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam
semua zat gizi kecuali kalsium (Runiari;2010:hal 22).
2.1.2.8 Komplikasi
Menurut Wiknjosastro dalam Rukiyah dampak yang di timbulkan
dapat terjadi pada ibu dan janin, seperti ibu akan kekurangan nutrisi
dan cairan sehinga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah dapat
pula mengakibatkan gangguan asam basa, pneumoni aspirasi,
robekan mukosa pada hubungan gastroesofagus yang menyebabkan
perdarahan ruptur esofagus, kerusakan hepar dan kerusakan ginjal,
ini akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak
sesuai dengan kehamilan, yang mengakibatkan peredaran darah
janin berkurang.
Pada bayi, jika hiperemesis ini terjadi hanya di awal kehamilan
tidak berdampak terlalu serius, tetapi jika sepanjang kehamilan si
53
ibu menderita hiperemessi gravidarum, maka kemungkinan
bayinya mengalami BBLR, IUGR, Prematur hingga terjadi abortus.
Hal ini didukung oleh pernyataan Gross et al menyatakan bahwa
ada peningkatan peluang retradasi pertumbuhan intrauterus jika ibu
mengalami penurunan berat badan sebesar 5 % dari berat badan
sebelum kehamilan, karena pola pertumbuhan janin terganggu oleh
metabolisme maternal.Terjadi pertumbuhan janin terhambat
sebagai akibat kurangnya pemasukan oksigen dan makanan yang
kurang adekuat dan hal ini mendorong terminasi kehamilan lebih
dini (Rukiyah,2010;hal.128-129).
2.1.2 Tinjauan Teori Manajemen Kebidanan Menurut Varney
2.1.2.1 Pengertian
Manajemen asuhan kebidanan atau sering disebut manajemen
asuhan kebidanan adalah suatu metode berfikir dan bertindak
secara sistematis dan logis dalam memberi asuhan kebidanan,
agar menguntungkan kedua belah pihak baik klient maupun
pemberi asuhan. Manajemen kebidanan merupakan proses
pemecahan masalah yang digunakan sebgaai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah, temuan-temuan, keterampilan, dalam rangkaian tahap-
tahap yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang
berfokus terhadap klien.
54
Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang
dikembangkan oleh Helen Varney dalam buku Varney’s
Midwifery, edisi ketiga tahun 1997, menggambarkan proses
manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah
yang berturut secara sistematis dan siklik (Soepardan,
2008;hal.96).
Varney menjelaskan bahwa proses pemecahan masalah yang
ditemukan oleh perawat dan bidan pada tahun 1970-an.
2.1.2.2 Langkah dalam Menejemen Kebidanan Menurut Varney
1. Pengkajian data dasar
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang
akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi klien dilakukan dengan anamnesa.
Anamnesa adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan
data tentang pasien melalui pertanyaan-pertanyaan. Untuk
memperoleh data dengan cara:
a. Auto anamnesa
Adalah anamnesa yang dilakukan kepada pasien
langsung. Jadi data yang di peroleh adalah data primer,
karena langsung dari sumbernya.
b. Allo anamnesa
Adalah anamnesa yang dilakukan kepada keluarga
pasien untuk memperoleh data tentang pasien. Ini
55
dilakukan pada keadaan darurat ketika pasien tidak
memungkinkan lagi untuk memberikan data yang akurat.
Anamnesa dilakukan untuk mendapatkan data anamnesa
terdiri dari beberapa kelompok penting sebagai berikut:
1. Data subjektif
a. Identitas
1) Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama
panggilan sehari hari agar tidak keliru dalam
memberikan penanganan (walyani,2015;hal 118).
2) Umur
Umur pasien dikaji untuk mengetahui adanya
resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat- alat
reproduksi belum matang, mental dan psikisnya
belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun
rentan sekali untuk terjadi perdarahan saat
persalinan maupun nifas (walyani,2015;hal 118).
3) Agama
Agama pasien dikaji untuk mengetahui
keyakinan pasien tersebut untuk
membimbing atau mengarahkan pasien untuk
berdoa (walyani,2015;hal 118).
4) Suku
56
Dalam hal ini pengaruh suku terhadap kebidanan
adalah dalam hal adat istiadat dan kebiasaan
kebiasaan yang sering dilakukan oleh ibu dan
adat istiadat (walyani,2015;hal 118.).
5) Pendidikan
Pendidikan ibu tingkat pendidikan sangat
mempengaruhi bagaimana seseorang untuk
bertindak dan mencari penyebab serta solusi
dalam hidupnya. Orang berpendidikan tinggi
biasanya akan bertindak lebih rasional. Oleh
karena itu orang yang berpendidikan akan lebih
mudah menerima gagasan baru. Demikian halnya
dengan ibu yang berpendidikan tinggi akan
memeriksakan kehamilanya secara teratur demi
menjaga keadaan kesehatan dirinya dan anak
dalam kandunganya (walyani,2015;hal 91).
6) Pekerjaan
Pekerjaan seorang ibu akan menggambarkan
aktivitas dan tingkat kesejahteraan ekonomi yang
akan didapatkan (Jannah, 2012;hal.143.).
57
7) Alamat
Alamat pasien dikaji untuk mengetahui keadaan
lingkungan sekitar pasien, dan kunjungan rumah
bila diperlukan (walyani,2015 hal 118).
b. Anamnesa
1) Alasan kunjungan
Alasan wanita datang ke tempat bidan/klinik,
yang diungkapkan dengan bahasa sendiri (Hani
2011;hal.87.).
2) Keluhan utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui
alasan pasien datang ke fasilitas pelayanan
kesehatan (Sulistyawati,2012;hal.167.).
3) Riwayat kebidanan
a) Riwayat menstruasi
Anamnesa haid memberikn kesan tentang faal
alat reproduksi atau kandungan
(Hani,2011;hal.89.) Menarche adalah usia
pertama kali mengalami menstruasi. Siklus
menstruasi adalah jarak antara menstruasi
yang dialami dengan menstruasi berikutnya,
dalam hitungan hari. Volume menjelaskan
58
seberapa banyak darah menstruasi yang
dikeluarkan (Sulistyawati,2012;hal.167.).
b) Gangguan kesehatan alat reproduksi
Memberikan petunjuk tentang organ
reproduksi pasien.
c) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan
KB yang lalu
Meliputi jumlah kehamilan, anak yang lahir
hidup, persalinan yang aterm, persalinan yang
prematur, keguguran atau kegagalan
kehamilan, persalinan dengan tindakan,
riwayat perdarahan pada kehamilan, persalinan
atau nifas sebelumnya; hipertensi disebabkan
kehamilan sekarang atau kehamilannya
sebelumnya; berat bayi sebelumnya < 2500
atau > 4000 gr; dan masalah – masalah lain
yang dialami. Dapat membantu mengelola
asuhan pada kehamilan ini (Dewi dan
Sunarsih, 2011;hal.151.).
d) Riwayat kehamilan sekarang
HPHT adalah hari pertama haid terakhir
tanggal dimana ibu baru mengeluarkan darah
menstruasi dengan frekuensi dan lama seperti
59
menstruasi biasa sebelum hamil. Cara
menentukan HPHT adalah dengan melakukan
anamnesis pada ibu secara tepat karena apabila
terjadi kesalahan, maka penentuan usia
kehamilan juga menjadi tidak tepat.
(Hani,2011;hal.79.).
4) Riwayat kesehatan
Digunakan sebagai penanda akan adanya penyulit
masa hamil. Adanya perubahan fisik dan
fisiologis pada masa hamil yang melibatkan
seluruh sistem dalam tubuh akan memengaruhi
organ yang mengalami gangguan
(Sulistyawati, 2012;hal.168-169.).
5) Data psikososial
Adanya respon dari suami dan keluarga terhadap
kehamilan akan mempercepat proses adaptasi ibu
dalam menerima perannya (Sulistyawati,
2012;hal.169.).
6) Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari
a) Pola makan
Untuk mendapatkan gambaran bagaimana
pasien mencukupi asupan gizinya selama
hamil. Menu dikaitkan dengan pola diet
60
seimbang bagi ibu hamil, jika pengaturan
menu makan yang dilakukan oleh pasien
kurang seimbang sehingga ada kemungkinan
beberapa komponen gizi tidak akan terpenuhi
maka pendidikan kesehatan mengenai
penyusunan menu seimbang bagi ibu dapat
diberikan. Frekuensi makan akan memberi
petunjuk tentang seberapa banyak asupan
makanan yang dikonsumsi ibu. Jumlah makan
per hari memberikan volume atau seberapa
banyak makanan yang ibu makan dalam waktu
satu kali makan (Sulistyawati,2012;hal.169.).
Pada hiperemesis gravidarum tingkat I,
ditandai dengan terjadinya penurunan nafsu
makan (Mitayani, 2010;hal.41.).
b) Pola eliminasi
Pada bulan – bulan pertama kehamilan
kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang
mulai membesar sehingga menimbulkan sering
berkemih (Prawirohardjo, 2010;hal.185.).
Pengaruh progesteron dapat menghambat
peristaltik usus (tonus otot menurun) sehingga
kesulitan untuk BAB (Hani,2011;hal.74.).
61
c) pola istirahat
Untuk mengetahui hambatan yang mungkin
muncul jika didapatkan data yang senjang
tentang pemenuhan kebutuhan istirahat. Pada
malam hari rata – rata lama tidur yang normal
adalah 6 – 8 jam. Sedangkan pada siang hari 1-
2 jam. (Sulistyawati,2012;hal.170.).
d) Aktivitas sehari – hari
Aktivitas yang terlalu berat dapat
menyebabkan abortus dan persalinan prematur
(Sulistyawati, 2012;hal.170.).
e) Personal hygiene
Data ini akan memengaruhi kesehatan pasien
dan bayinya. Jika pasien mempunyai
kebiasaan yang kurang baik dalam perawatan
kebersihan dirinya, maka bidan harus
memberikan bimbingan mengenai cara
perawatan kebersihan diri dan bayinya sedini
mungkin (Sulistyawati, 2012;hal.185.).
f) Aktivitas seksual
Hubungan seksual bisa dilakukan seperti biasa
kecuali jika terjadi perdarahan atau keluar
cairan dari kemaluan, maka harus dihentikan
62
(abstinentia). Jika ada riwayat abortus
sebelumnya, koitus ditunda sampai usia
kehamilan diatas 16 minggu, dimana plasenta
diharapkan sudah terbentuk, dengan implantasi
dan fungsi yang baik (Dewi dan Sunarsih,
2011;hal.125.)
2. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum
Keadaan umum yang baik, jika pasien
memperlihatkan respon yang baik terhadap
lingkungan dan orang lain, serta secara fisik
pasien tidak mengalami ketergantungan dalah
berjalan. Sedangkan pasien dimasukkan dalam
kriteria lemah jika ia kurang atau tidak
memberikan respon yang baik terhadap
lingkungan dan orang lain, dan pasien sudah tidak
mampu lagi untuk berjalan sendiri (Sulistyawati,
2012;hal.189.).
2) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran
kondisi pasien, kita dapat melakukan pengkajian
tingkat kesadaran mulai dari keadaan
63
composmentis (kesadaran maksimal) sampai
dengan koma (pasien tidak dalam keadaan sadar).
3) Tanda – tanda vital
Tekanan darah, suhu, nadi dan pernafasan.
Tekanan darah pada ibu hamil tidak boleh
mencapai 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg
diastolik karena batas normal 120 mmHg sistolik
atau 80 mmHg diastolik. Perubahan 30mmHg
sistolik dan 15 mmHg diastolik di atas tensi
sebelum hamil, menandakan toxaemia
gravidarum (keracunan kehamilan)
(Hani,2011;hal.91.).
Sementara itu, pada kasus hiperemesis
gravidarum tingkat I, tekanan darah sistolik
mengalami penurunan dan nadi menjadi lebih
cepat sekitar 100 x/menit (Mitayani,
2010;hal.41.).
4) Tinggi Badan
Menurut Rochyati (2000) dalam Pantikawati dan
Saryono (2010;hal.10.) dikatakan bahwa tinggi
badan diperiksa sekali pada saat ibu hamil datang
pertama kali kunjungan, dilakukan untuk
memdeteksi tinggi badan ibu yang berguna untuk
64
mengkategorikan adanya resiko apabila hasil
pengukuran < 145 cm.
5) Berat Badan, sebelum hamil dan pemeriksaan
Walaupun prognosis kehamilan dan persalinan
bagi orang gemuk kurang baik dibandingkan
dengan orang yang normal beratnya, dalam
menimbang seseorang bukan beratnya saja yang
penting, tapi lebih penting lagi perubahan berat
badan setiap kali ibu memeriksakan diri
(Hani,.2011;hal.91.).
6) LILA (Lingkar Lengan Atas)
Ukuran LILA yang normal adalah 23,5 cm, ibu
dengan LILA di bawah ini menunjukkan adanya
kekurangan energi yang kronis (Sulistyonigsih,
2011;hal.110.).
7) TP (Tapsiran Persalinan)
TP adalah tanggal taksiran perkiraan persalinan
ibu. Bisa ditentukan setelah HPHT didapatkan.
Rumus yang digunakan :
a) TP = Tanggal HPHT ditambahkan 7
Bulan HPHT dikurangi 3
Tahun HPHT ditambahkan 1 (jika
bulan lebih dari 4 –12)
65
b) TP = Tanggal HPHT ditambahkan 7
Bulan HPHT dikurangi 3
Tahun HPHT ditambahkan 1 (jika
bulan lebih dari 1 -3)
(Hani,2011;hal.80.).
3. Pemeriksaan Fisik
1) Rambut : Apakah bersih, adakah nyeri
tekan
2) Muka :Apakah ada edema,
adakah chloasma gravidarum
3) Mata :Adakah pucat pada kelopak
mata bawah,.
Adakah Kuning atau ikterik
pada sklera
4) Hidung : Adakah pengeluaran sekret
5) Mulut : Adakah karies, adakah
stomatitis,
6) Telinga : Ketajaman pendengaran
secara umum, bentuk
7) Leher :Adakah pembesaran kelenjar
tiroid dan limfe
8) Dada : Bentuk simetris atau tidak,
puting payudara menonjol,
66
datar atau tidak apakah keluar
cairan lain dari puting susu
9) Abdomen : Bentuk pembesaran perut,
bekas luka operasi, linea dan
striae.
UTERUS
Leopold 1 : Untuk menentukan umur kehamilan
(berdasarkan TFU) dan menentukan
bagian apa yang terdapat perut ibu
bagian atas di fundus. Ukur dari
fundus sampai tepi atas simfisis
menggunakan jari atau dengan
metelin.
Leopold II : Untuk menentukan bagian perut ibu
sebelah kanan dan kiri
Leopold III : Untuk menentukan bagian apa
yang terdapat di bawah dan apakah
bagian bawah masih dapat
digoyangkan atau tidak jika tidak
berarti tubuh janin telah memasuki
pintu atas panggul bagian bawah.
67
Leopold IV : Untuk menentukan berapa
masuknya bagian bawah ke
dalam rongga panggul.
10) Ekstremitas: Adakah edema, turgor kulit,
varises, kuku jari pucat dan reflek
patella
11) Genetalia : Adakah varises, cairan,
pembengkakan kelenjar
bartholini
12) Anus : Adakah haemoroid.
4. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan obstetrik
Pemeriksaan panggul dilakukan untuk
mengetahui diagnosis prognosis jalannya
persalinan dan keadaan panggul. Keadaan
panggul terutama penting pada primigravida,
karena panggulnya belum pernah diuji dalam
persalinan, sebaliknya pada multigravida
anamnesis mengenai persalinan yang gampang
dapat memberikan keterangan yang berharga
mengenai keadaan panggul.
68
2) Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu
hamil yang pertama kali, lalu periksa lagi
menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah
salah satu upaya untuk mendeteksi adanya
anemia pada ibu hamil.
Pembagian anemia :
1. Anemia ringan : 9-10 gr%
2. Anemia sedang : 7-8 gr%
3. Anemia berat : < 7 gr%
Pemeriksaan protein urine dilakukan untuk
mendeteksi ibu hamil ke arah preeklamsia,
ditujukan pada ibu hamil dengan riwayat tekanan
darah tinggi, kaki oedema. Sedangkan
pemeriksaan glukosa urine/urine reduksi hanya
kepada ibu dengan indikasi penyakit gula, DM
atau riwayat penyakit gula pada keluarga ibu dan
suami (Pantikawati dan Saryono, 2010;hal.12-
13.).
II. Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa
atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data
– data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah
69
dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik.
Masalah sering berkaitan dengan hal – hal yang sedang
dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan dengan hasil
pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa
(Hani, 2011;hal.97.).
A. Diagnosa kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan
bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi
standar nomenklatur diagnosa kebidanan.
Dalam diagnosis kebidanan yang disimpulkan oleh
bidan antara lain :
1. Paritas
Paritas adalah riwayat reproduksi seorang wanita
yang berkaitan dengan kehamilannya (jumlah
kehamilan). Dibedakan dengan primigravida (hamil
yang pertama kali) dan multigravida (hamil yang
kedua atau lebih).
2. Usia kehamilan dalam minggu
3. Keadaan janin
4. Normal atau tidak normal
(Sulistyawati, 2012;hal.191-192.)
70
B. Masalah
Masalah adalah hal – hal yang berkaitan dengan
pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian
atau yang menyertai diagnosis (Hani, 2011;hal.99.).
C. Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal – hal yang dibutuhkan oleh klien
dan belum teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah
yang didapatkan dengan melakukan analisis data
(Hani,2011;hal.99.).
III. Identifikasi Diagnosis dan Masalah Potensial
Pada langkah ketiga kita mengidentifikari masalah
potensial atau diagnosis potensial berdasarkan
diagnosis/masalah yang sudah teridentifikasi. Langkah
ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan (Soepardan, 2008;hal.99-100.).
IV. Antisipasi Tindakan Segera atau Kolaborasi
Pada langkah ini, bidan menetapkan kebutuhan terhadap
tindakan segera, melakukan konsultasi, dan kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.
Selain itu, juga mengidentifikasi perlunya tindakan
segera oleh bidan atau dokter dan/ untuk dikonsultasikan
atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
71
yang lain sesuai dengan kondisi klien (Hani,2011;hal.
101.).
V. Perencanaan
Pada langkah kelima, direncanakan asuhan menyeluruh
yang ditentukan berdasarkan langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen untuk masalah atau diagnosis yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini, informasi
data yang tidak lengkap dapat dilengkapi (Soepardan,
2008;hal. 101.).
Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum adalah
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan fisik
2. Jelaskan pada ibu tentang keluhan yang dirasakan
dan cara mengatasi.
3. Beritahu ibu cara mengubah pola makanan sehari –
hari
4. Beritahu ibu untuk menghindarkan makanan yang
menimbulkan bau.
5. Beritahu ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri.
6. Beritahu ibu untuk cukup istirahat.
7. Berikan terapi obat
(Rukiyah dan Yulianti, 2010:hal. 122-125).
72
VI. Pelaksanaan
Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh
dilakukan dengan efisien dan aman. Pelaksaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian
dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya
(Soepardan, 2008;hal 101.).
Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum adalah :
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa
ibu dalam keadaan kurang baik dengan tekanan darah:
90/70 mmHg, Nadi : 90x/menit, pernapasan :
20x/menit, suhu : 37,8o
c.
2. Menjelaskan pada ibu keluhan yang di alami ibu
adalah hiperemesis gravidarum tingkat 1 ( mual-
muntah yang berlebih yang menyebabkan ibu lemas
nyeri ulu hati dan aktivitas sehari-hari terganggu dan
dapat mengganggu pertumbuhan janin yang ada
dalam kandungan ibu. Dan Menganjurkan ibu untuk
makan sedikit tapi sering dengan makanan dalam
jumlah kecil, tetapi lebih sering makan dan minum
sewaktu masih hangat, makan roti kering sebelum
bangun dari tempat tidur dan banyak minum air putih
agar tidak dehidrasi, serta menghindari minuman kopi
dan soda untuk mencegah peningkatan asam lambung.
73
3. Memberitahu ibu tentang cara diet hiperemesis
gravidarum III yaitu minuman boleh diberikan
bersama makanan. Makanan untuk diet hiperemesis I,
II, dan III adalah roti panggang, biskuit, crackers,
buah segar dan sari buah, minuman botol ringan,
sirup, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer.
4. Memberitahu ibu untuk menghindarkan makanan
yang menimbulkan bau dan membuat mual-muntah
saluran pencernaan dan berbumbu tajam seperti
makanan yang berminyak dan berbau lemak. Bahan
makanan yang mengandung alkohol, kopi dan yang
mengandung zat tambahan (pengawet, pewarna dan
penyedap rasa) juga harus dihindarkan
5. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kebersihan
diri dengan mengganti celana dalam minimal 2 kali
sehari atau saat lembab.
6. Memberitahu ibu untuk istirahat cukup dengan tidur ±
6-8 jam pada malam hari dan ± 1-2 jam pada siang hari
serta mengurangi kerja berat.
7. Memberikan terapi obat yaitu vitamin B6 yang
berfungsi untuk menurunkan keluhan atau gangguan
mual dan muntah bagi ibu hamil dan juga membantu
dalam sintesa lemak untuk pembentukan sel darah
74
merah. Vitamin B1 dan B2 berfungsi untuk
mempertahankan kesehatan saraf, jantung, otot, serta
meningkatkan pertumbuhan dan perbaikan sel.
8. Memberitahu tentang tanda bahaya kehamilan TM I
yaitu hiperemesis gravidarum (mual-muntah yang
berlebih hingga mempengaruhi keadaan ibu lemah,
dehidrasi, menngganggu aktivitas dengan tekanan
darah menurun dan nadi meningkat), sakit kepala
hebat, sakit perut yang hebat, dan demam tinggi.
9. Menganjurrkan pada ibu tentang kunjungan ulang
untuk pemeriksaan kehamilan atau keluhan ibu
bertambah.
(Rukiyah dan Yulianti, 2010;hal. 122-125).
VII. Evaluasi
Pada langkah ini, dilakukan evaluasi keefektifan asuhan
yang telah diberikan. Hal yang dievaluasi meliputi
apakah kebutuhan telah terpenuhi dan mengatasi
diagnosa dan masalah yang telah diidentifikasi.
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang
benar – benar efektif dalam pelaksanaannya
(Hani,2011;hal. 103.).
75
2.3. Landasan Hukum Kewenangan Bidan
2.3.1 Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik
Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:
1. Kewenangan normal:
Pelayanan kesehatan ibu
2. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah
Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh
seluruh bidan. Kewenang ini meliputi:
Pelayanan kesehatan ibu
1) Ruang lingkup:
a) Pelayanan konseling pada masa pra hamil
b) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
f) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
2) Kewenangan:
a) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
b) Penyuluhan dan konseling
c) Bimbingan pada ibu hamil.
d) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan.
(http://www.kesehatanibu.depkes.go.id).
d) Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak
memiliki dokter.
76
2.3.2 Keputusan Menteri kesehatan RI no. 828/Menkes/SK/IX/2008
a. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani :
Komplikasi yang dimaksud adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu
bersalin, inu nifas yang dapat mengancam jika ibu dan bayi.
b. Komplikasi dalam kehamilan
Abortus, Hiperemesis gravidarum, perdarahan pervaginam,
Hipertensi dalam kehamilan (preeklamsi-eklamsi), Kehamilan
lewat bulan, Ketuban pecah dini (Kementrian kesehatan,2008).
77
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP NY. N UMUR 27
TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 8 MINGGU DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT 1
DI BPS EVI ANDRIANI Amd.Keb
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
Anamnesa : Epta Mayasari
Tanggal : 07 April 2015
Pukul : 15.30 WIB
I. PENGKAJIAN
A. Identitas
IBU SUAMI
Nama : Ny. N : Tn. M
Umur : 27 tahun : 30 tahun
Agama : Islam : Islam
Suku : Jawa : Lampung
Pendidikan : SMA : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga : Wiraswasta
Alamat : Jalan imam bonjol gang. Cempaka no. 27 kemiling bandar
lampung.
78
B. Anamnesa
1. Alasan kunjungan : Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
2. Keluhan utama : Ibu mengatakan lemas, pusing, sering mual dan muntah
setiap kali makan ± 7 kali, serta nyeri ulu hati hingga mengganggu aktivitas
dan khawatir akan kondisinya saat ini.
3. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat menstruasi
Menache : ± 12 tahun
Siklus : ± 28 hari
Keluhan : Tidak ada keluhan
Volume : ± 3 – 4 kali ganti pembalut
HPHT : 10-02-2015
b) Gangguan kesehatan reproduksi
Keputihan : Tidak ada keputihan
Infeksi : Tidak ada infeksi
Gatal karena jamur : Tidak ada gatal karena jamur
Tumor : Tidak ada tumor
79
c) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan KB yang lalu
No
Kehamilan Persalinan
Nifas
Komplikasi
Alkon
KBUsia Penyulit
Jenis
persalinan
BB
Bayi
Penolong Penyulit
Ini
kehamilan
yang
pertama
d) Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT : 10-02-2015
Keluhan selama hamil : Lemas, sering mual dan muntah.
Kunjungan ANC : 3 kali
Gerakan janin : Tidak dikaji
Obat – obatan yang dikonsumsi : Tidak ada obat obatan yang
dikonsumsi
Mengonsumsi jamu – jamuan : Tidak ada.
4. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Penyakit menular ( TBC, Hepatitis, Malaria) : Tidak ada
Penyakit menurun ( DM, Jantung, Hipertensi ) : Tidak ada
Alergi obat antibiotik : Tidak ada
b) Riwayat kesehatan yang lalu
Penyakit menular (TBC, Hepatitis, Malaria, PMS, HIV ) : Tidak ada
80
Penyakit menurun (DM, Jantung, Hipertensi, Asma) : Tidak ada
c) Riwayat kesehatan keluarga
Keturunan kembar : Tidak ada
Penyakit menular ( TBC, Hepatitis, Malaria, AIDS) : Tidak ada
Tidak ada Penyakit menurun ( DM, Asma, Hipertensi) : Tidak ada
5. Data Psikososial
a) Riwayat perkawinan : Syah
b) Respon ibu terhadap kehamilan ini : Sangat Senang
c) Respon suami terhadap kehamilan ini : Sangat Senang
d) Respon keluarga terhadap kehamilan ini : Senang
e) Adat istiadat yang berhubungan dengan kehamilan ini : Tidak ada
6. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari – hari
a) Nutrisi
Makan
Menu : Nasi
Frekuensi : 1 kali/hari
Jumlah per hari : 2 sendok /hari
Pantangan : Tidak ada pantangan.
Minum : 2-3 gelas /hari
Jenis : Air putih.
b) Pola eliminasi
Sebelum hamil
BAK : ± 4-6 kali sehari, jernih, dan berbau khas urine
81
BAB : ±1 kali sehari,agak kecoklatan,dan berbau khas
Saat hamil
BAK : ± 6-8 kali sehari, jernih, dan berbau khas
BAB : ±2 hari sekali, agak kecoklatan, dan berbau khas
c) Pola istirahat
Malam hari : ± 5 jam / hari.
Siang hari : ± 30 menit / hari.
d) Pola aktivitas : ibu hanya dapat duduk dan berbaring di tempat
tidur.
e) Personal hygiene
Mandi : 2 kali sehari
Keramas : ± 3 – 4 kali seminggu
Ganti baju dan celana dalam : 1 kali sehari.
Kebersihan kuku : Bersih
f) Aktivitas seksual
Frekuensi : Sesuai kebutuhan
Gangguan : Tidak ada gangguan aktivitas seksual
C. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : Lemah
2. Kesadaran : Composmentis
3. Keadaan emosional : Stabil
4. Tanda – tanda vital
a) Tekanan darah : 90/70 mmHg
82
b) Nadi : 90 x/menit
c) Pernapasan : 20 x/menit
d) Suhu : 37,80
c
5. TB : 155 cm
6. BB sebelum hamil : 45 kg
BB sekarang : 43 kg
7. LILA : 24 cm
8. TP : 17-11-2015
D. Pemeriksaan Khusus Kebidanan
1. Pemeriksaan fisik
a) Rambut
Mudah rontok atau tidak : Tidak mudah rontok
Kebersihan : Bersih
b) Muka
Cloasma : Tidak ada cloasma
Oedema : Tidak ada oedema
c) Mata
Simetris : Simetris kanan dan kiri
Konjungtiva : pucat
Sklera : Putih
Kelopak mata : Sedikit cekung
d. Hidung
Simetris : Simetris kanan dan kiri
83
Polip : Tidak ada pembesaran
Kebersihan : Bersih
e. Telinga
Simetris : Simetris kanan dan kiri
Kebersihan : Bersih
Gangguan pendengaran : Tidak ada gangguan pendengaran
f. Mulut
Bibir : Kering
Lidah : Sedikit kotor, tidak ada stomatitis
Gigi : Tidak ada karies
Gusi : Tidak ada pembengkakan
g. Leher
Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran kelanjar tiroid
h. Dada
Simetris : Simetris kanan dan kiri
Payudara
Simetris : Simetris kanan dan kiri
Rasa nyeri : Tidak ada rasa nyeri
Benjolan : Tidak ada benjolan
Keadaan puting : Menonjol
Hiperpigmentasi : Ada di bagian areola
Pengeluaran : Belum ada pengeluaran
84
Gangguan pernapasan : Tidak ada gangguan pernafasan.
i. Abdomen
Bekas luka operasi : Tidak ada bekas luka operasi
Pembesaran : Belum teraba
Striae gravidarum : Tidak ada striae gravidarum
Linea nigra : Ada linea nigra
Acites : Tidak ada acites
Tumor : Tidak ada tumor
Benjolan : Tidak ada benjolan
Palpasi uterus : Belum dapat dilakukan
TFU Mc Donald : Belum dapat dilakukan
TBJ : Belum dapat dilakukan
DJJ : Belum dapat dilakukan
j. Ekstremitas
Atas
Bentuk : Simetris kanan dan kiri
Turgor kulit : Kelembapan dan elastisitas berkurang.
Oedema : Tidak ada oedema
Kuku jari : Bersih, tidak ada kebiruan
Bawah
Bentuk : Simetris kanan dan kiri
Turgor kulit : Kelembapan dan elastisitas berkurang.
Oedema : Tidak ada oedema
85
Kuku jari : Bersih, tidak ada kebiruan
Varices : Tidak ada varices
Reflek patella : positif
k. Anogenital
Kebersihan : Bersih
Perdarahan pervaginam : Tidak ada perdarahan pervaginam
Tanda – tanda infeksi vagina : Tidak ada tanda – tanda infeksi vagiana.
Varices : Tidak ada varices
Oedema : Tidak ada oedema
Pembesaran kelenjar bartholini : Tidak ada pembesaran kelenjar bartholini
l. Anus
Haemorroid : Tidak ada pembesaran
Kebersihan : Bersih
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Obstetrik
a. Lingkar panggul : 86 cm
b. Distansia spinarum : 26 cm
c. Distansia kristarum : 28 cm
d. Boudenloque : 20 cm
2. Pemeriksaan Laboratorium
a. HB : 10,6 gr %
b. Glukosa urine : Negatif (-).
c. Protein urine : Negatif (-).
86
TABEL 3.1
MATRIK
TGL/
JAM
PENGKAJIAN INTERPERETASI
DATA
DX
POTENSIAL /
MASALAH
POTENSIAL
ANTISIPASI /
TINDAKAN
SEGERA
PERENCANAAN PELAKSANAAN EVALUASI
07 April
2015/
15.30
wib
Ds :
Ibu mengatakan
lemas, pusing,
sering mual dan
muntah tiap kali
makan ± 7 kali,
serta nyeri ulu hati,
hingga
mengganggu
aktivitas dan
khawatir akan
kondisinya saat ini
Do :
- Keadaan umum
lemah
- Kesadaran
composmentis
Diagnosa :
Ny. N umur 27 tahun
G1P0A0 usia kehamilan 8
minggu dengan
hiperemesis gravidarum
tingkat I
Dasar :
DS
- Ibu mengatakan ini
kehamilannya yang
pertama, belum pernah
melahirkan dan belum
pernah keguguran
- Ibu mengatakan
HPHT tanggal 10
Februari 2015.
Hiperemesis
gravidarum
tingkat II
Penanganan
hiperemesis
gravidarum tingkat I
(diet hiperemesis III)
1. Beritahu ibu
tentang hasil
pemeriksaan
1. Memberitahu ibu
pemeriksaan bahwa
ibu dalam keadaan
kurang baik dengan
tekanan darah :
90/70 mmHg,
Nadi : 90x/menit,
Pernapasan :
20 x/menit,
Suhu : 37,8o
c
- pemeriksaan fisik:
Mata sedikit :
cekung.
konjungtiva :
pucat.
bibir : tampak
kering turgor kulit :
kelembapan, dan
1. Ibu mengerti
bahwa saat ini
ia dalam
kondisi
kurang baik
87
- Keadaan
emosional stabil
- TTV
TD : 90/70
mmHg
N : 90 x/menit
RR : 20 x/ menit
S : 37,80
c
- pemeriksaan
fisik :
Mata sedikit :
cekung.
konjungtiva :
pucat.
bibir : tampak
kering turgor
kulit :
kelembapan, dan
elastisitas
berkurang.
- Berat badan
sebelum hamil 45
kg dan saat
pemeriksaan
berat badan ibu
43 kg
DO
- Keadaan umum :
lemah
- Kesadaran :
composmentis
- Keadaan emosional :
stabil
- TTV
TD : 90/70 mmHg
N : 90 x/menit
RR : 20 x.menit
S : 37,80
c
- pemeriksaan fisik :
Mata sedikit : cekung.
konjungtiva : pucat.
bibir : tampak kering
turgor kulit :
kelembapan, dan
elastisitas berkurang.
- Berat badan sebelum
hamil 45 kg dan saat
pemeriksaan berat badan
ibu 43 kg
2. Jelaskan pada
ibu mengenai
keluhan yang
dialami saat ini
elastisitas
berkurang.
- Berat badan
sebelum hamil 45 kg
dan saat
pemeriksaan berat
badan ibu 43 kg
-Pemeriksaan
laboratorium
Hb : 10,6 gr%
Protein urine :
Negatif (-)
Glukosa urine :
Negatife (-)
2. Menjelaskan pada ibu
mengenai keluhan
yang ibu alami saat
ini adalah
hiperemesis
gravidarum tingkat
1 atau mual muntah
yang berlebih yang
menyebabkan ibu
lemas, nyeri ulu hati
2. Ibu mengerti
keadaan nya
saat ini
88
-Pemeriksaan
laboratorium
Hb : 10,6 gr%
Protein urine :
Negatif (-)
Glukosa urine :
Negatife (-)
Masalah :
Mual muntah berlebih,
lemas dan nyeri ulu hati.
Kebutuhan :
Penanganan
Hiperemesis gravidarum
tingkat I.
3. Beritahu ibu
cara
penanganan
keluhan yang
dialami
dan aktivitas sehari
– hari terganggu dan
dapat mengganggu
pertumbuhan janin
yang ada dalam
kandungan ibu.
3. Memberitahu ibu
cara menangani
keluhan yang
dialami ibu dengan
makan sedikit tapi
sering, makan dan
minum sewaktu
masih hangat,
makan roti kering
sebelum bangun
dari tempat tidur,
dan banyak minum
air putih agar tidak
dehidrasi, serta
menghindari
minuman kopi dan
soda untuk
mencegah
3. Ibu mengerti
dan mau
melakukan
anjuran yang
diberikan
89
4. Beritahu ibu
untuk
Menghindari
makanan yang
menimbulkan
mual.
5. Beritahu ibu
untuk selalu
menjaga personal
hygine
peningkatan asam
lambung.
4. Memberitahu ibu
untuk menghindari
makanan dan
minuman
menimbulkan mual
seperti makanan
yang berminyak,
berlemak dan pedas
seperti makanan
yang digoreng, rujak
dan makanan
bersantan.
5. Memberitahu ibu
ibu untuk menjaga
personal hygine
dengan mandi 2 kali
sehari, menggosok
gigi 2 kali sehari
mengganti baju dan
celana dalam
minimal 2 kali
sehari atau saat
4. Ibu mengerti
dan akan
mengehindari
makanan yang
menimbulkan
mual
5. Ibu mengerti
dan bersedia
untuk
menjaga
kebersihan
dirinya
90
6. Anjurkan ibu
untuk istirahat
cukup
7. Beritahu ibu
manfaat terapi
obat dan vitamin
yang diberikan
oleh bidan dan
ajarkan cara
meminumnya
lembab.
6. Menganjurkan ibu
untuk istirahat
cukup dengan tidur
± 6-8 jam pada
malam hari dan ± 1-
2 jam pada siang
hari serta
mengurangi kerja
berat.
7. Memberitahu ibu
manfaat terapi obat
dan vitamin yang
diberikan oleh bidan
yaitu, parasetamol
untuk mengurangi
rasa pusing yang
diminum 3 kali
sehari; antasida
untuk mengurangi
nyeri ulu hati yang
diminum 3 kali
sehari sebelum
makan; dan vitamin
6. Ibu mengerti
dan bersedia
untuk istirahat
cukup
7. Ibu mengerti
manfaat terapi
obat yang
diberikan oleh
bidan dan
waktu
meminumnya
91
8. Beritahu ibu
tentang
kebutuhan
nutrisi ibu
hamil
B6 untuk
mengurangi mual
dan muntah yang
diminum 3 kali
sehari sebelum
makan.
8. Menberitahu ibu
tentang kebutuhan
nutrri ibu hamil
dengan
mengkonsumsi
makanan seperti
karbohidrat yang
didapat dari nasi,
jagung, umbi –
umbian. Protein
hewani seperti
daging, ikan, dan
telur, protein nabati
yaitu tahu dan
tempe, sayuran hijau
yang banyak
mengandung serat,
zat besi, vitamin
seperti bayam,
8. Ibu
mengerti
tentang
kebutuh
an
nutrisi
ibu
hamil.
92
9. Beritahu ibu
tentang tanda
bahaya
kehamilan TM
1
kangkung, brokoli,
daun katuk, dan
mengkonsumsi
buah-buahan serta
mineral seperti air.
9. Memberitahu ibu
tentang tanda
bahaya kehamilan
TM 1 yaitu ibu
mengalami
hiperemesis
gravidarum (mual –
muntah yang
berlebih, hingga
mempengaruhi
keadaan ibu lemah,
lemas, nyeri
epigastrium,
dehidrasi), nyeri
abdomen yang
hebat, sakit kepala
hebat dan demam
tinggi.
9. Ibu mengerti
tentang tanda
bahaya
kehamilan
TM I
93
10 April
2015/
09.30
wib
Ds :
- Ibu mengatakan
masih merasakan
mual, tidak
mengalami muntah
dan tidak nafsu
makan, hanya 1
kali makan pada
siang hari, nyeri
ulu hati sudah
berkurang
Do :
- Keadaan umum
baik
- Kesadaran
composmentis
- Keadaan
Emosional stabil
- TTV
Diagnosa :
Ny. N umur 27 tahun
G1P0A0 usia kehamilan 8
minggu 3 hari dengan
emesis gravidarum
Dasar :
Ds
- Ibu mengatakan ini
kehamilannya yang
pertama belum pernah
melahirkan dan belum
pernah keguguran
- Ibu mengatakan
bersalin pada HPHT
tangga l 10 februari 2015
- Ibu mengatakan masih
meraskan mual, tidak
muntah dan tidak nafsu
makan pada siang hari,
Hiperemesis
gravidarum
Penanganan emesis
gravidarum
1. Beritahu ibu
tentang hasil
pemeriksaan
1. Memberitahu ibu
pemeriksaan bahwa
ibu dalam keadaan
sudah mulai
membaik dengan
tekanan darah :
110/70 mmHg,
Nadi : 90 kali/menit,
Pernapasan :
20 kali/menit,
Suhu : 37,8o
c.
1. Ibu mengerti
bahwa saat ini
sudah mulai
membaik.
94
TD : 110/70 mmHg
N : 90 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 37,20
c
Berat badan
sebelum hamil : 45
kg
Berat badan saat ini
: 43 kg
nyeri ulu hati 2. Ingatkan kembali
pada ibu cara
menangani
masalah yang ia
alami
2. Mengingatkan
kembali pada ibu
cara menangani
masalah yang ia
alami yaitu dengan
makan sedikit tapi
sering, makan dan
minum sewaktu
masih hangat,
makan roti kering
sebelum bangun
dari tempat tidur,
dan banyak minum
air putih agar tidak
dehidrasi, serta
menghindari
minuman kopi dan
soda untuk
mencegah
2. Ibu mengatakan
telah dapat
menangani
mual muntah
yang ia alami,
meski
terkadang
masih merasa
mual
95
Sudah berkurang.
Do :
- Keadaan umum baik
- Kesadaran
composmentis
- Keadaan Emosional
stabil
- TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 90 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 37,20
c
Berat badan sebelum
hamil : 45 kg
Berat badan saat ini : 43
kg.
Masalah :
Mual dan tidak nafsu
makan
3. Ingatkan ibu
untuk
menghindari
makanan yang
menimbulkan
mual.
4. ingatkan ibu
untuk tetap
banyak istirahat
peningkatan asam
lambung.
3. Mengingatkan ibu
untuk menghindari
makanan dan
minuman yang
menimbulkan mual
seperti makanan
yang berminyak,
berlemak dan pedas
seperti makanan
yang digoreng,
rujak dan makanan
bersantan.
4. Mengingatkan ibu
untuk tetap banyak
istirahat ± 6-8 jam
3. Ibu
mengatakan
telah
menghindari
dan tidak
mengkonsumsi
makanan yang
menimbulkan
mual.
4. Ibu
mengatakan
telah mulai
96
Kebutuhan :
Penanganan emesis
gravidarum.
5. Ingatkan ibu
untuk tetap
menjaga
kebersihan diri.
pada malah hari dan
± 1-2 jam pada
siang hari serta
mengurangi kerja
berat
5. Mengingatkan ibu
untuk tetap
menjaga kebersihan
diri dengan mandi
2 kali sehari,
menggosok gigi 2
kali sehari,
mengganti pakaian
dalam setiap saat
lembab.
menjaga
istirahatnya
dengan tidur
± 6 jam pada
malam hari
dan ± 1-2
jam pada
siang hari
5. Ibu mengerti
tentang
menjaga
kebersihan
diri.
97
6. Ingatkan ibu
untuk
melanjutkan
terapi obat yang
telah diberikan
7. Ingatkan ibu
tentang
kebutuhan
nutrisi
6. Mengingatkan ibu
untuk tetap
melanjutkan terapi
obat yang telah
diberikan agar
kondisi ibu
semakin membaik.
7. Mengingatkan
kembali ibu tetang
kebutuhan nutrisi
ibu hamil
6. Ibu
mengatakan
telah
mengonsumi
obat yang
diberikan
secara rutin
7. Ibu telah
mengerti
tentang
kebutuhan
nutrisi ibu
hamil dengan
dengan
mengkonsum
si makanan
seperti
karbohidrat
yang didapat
dari nasi,
jagung, umbi
– umbian.
98
Protein
hewani
seperti
daging, ikan,
dan telur,
protein
nabati yaitu
tahu dan
tempe,
sayuran hijau
yang banyak
mengandung
serat, zat
besi, vitamin
seperti
bayam,
kangkung,
brokoli, daun
katuk, dan
mengkonsum
si buah-
buahan serta
mineral
seperti air
99
8. Ingatkan
kembali ibu
tentang tanda
bahaya
kehamilan TM I
8. Mengingatkan
kembali ibu tentang
tanda bahaya
kehamilan TM I
yaitu ibu
mengalami
hiperemesis
gravidarum (mual-
muntah yang
berlebih, hingga
mempengaruhi
keadaan ibu lemah,
lemas, nyeri
epigastrium,
dehidrasi), nyeri
abdomen yang
hebat, sakit kepala
hebat dan demam
tinggi.
8. Ibu
mengatakan
telah
mengetahui
tanda tanda
bahaya
kehamilan
TM I.
100
12 April
2015/
10.00
wib
Ds :
- Ibu mengatakan
muntah 1 kali pada
pagi hari, dan masih
merasakan mual
apabila mencium
bau menyengat,
nyeri ulu hati
berkurang
Do :
- Keadaan umum
baik
- Kesadaran
composmentis
- Keadaan
emosional stabil
- TTV normal (TD :
Diagnosa :
Ny. N umur 27 tahun
G1P0A0 usia kehamilan 8
minggu 5 hari dengan
emesis gravidarum.
Dasar
Ds :
- Ibu mengatakan ini
kehamilannya yang
pertama belum pernah
melahirkan dan belum
pernah keguguran
- Ibu mengatakan HPHT
tanggal 10 Februari 2015.
- Ibu mengatakan muntah
1 kali pada pagi hari, dan
masih merasakan mual
apabila mencium bau
Hiperemesis
gravidarum
Penanganan
emesis
gravidarum
1. Beritahu ibu hasil
pemeriksaan
2. Pastikan apakah
ibu mengikuti
cara yang
diberikan untuk
menangani mual
1. Memberitahu ibu
hasil pemeriksaan
secara fisik bahwa ia
dalam kondisi yang
sudah mulai
membaik, tekanan
darah 100/70
mmHg, Nadi :
86x/menit,
pernapasan :
20 x/menit,
suhu : 37,0 o
c
2. Memastikan apakah
ibu mengikuti cara
untuk menangani
mual muntah yang
dialami
1. Ibu mengerti
bahwa
kondisinya
sudah
membaik
2. Ibu
mengatakan
telah mengikuti
cara yang
diberikan untuk
101
100/70 mmHg,
N: 86 x/menit, RR:
20 x/menit
S: 37,00
c)
Berat badan ibu
sebelum hamil : 45
kg.
Berat badan saat ini
: 43,5 kg.
menyengat, nyeri ulu hati
berkurang.
Do :
- Keadaan umum baik
- Keadaan emosional
stabil
- Kesadaran
composmentis
- TTV normal :
TD: 100/70 mmHg,
N: 86 x/menit,
RR: 20 x/menit dan
S: 37,00
c
Berat badan sebelum
hamil : 45 kg
Berat badan saat ini : 43,5
kg.
Masalah :
muntah yang
dialami
menangani
mual muntah
yang dialami
dengan makan
sedikit tapi
sering, makan
roti sebelum
bangun dari
tempat tidur,
dan
menghindari
makanan yang
dapat
menyebabkan
mual seperti
makanan
berminyak,
pedas dan
bersantan.
102
Tidak ada
Kebutuhan :
Jelaskan hasil
pemeriksaan
Ingatkan kembali pada ibu
tentang cara mengatasi
mual dan muntah,
kebutuhan nutrisi yang
tepat, pola istirahat yang
cukup dan personal
hygene.
3. Pastikan
kebutuhan
istirahat ibu
4. Pastikan ibu untuk
selalu menjaga
personal hygene.
3. Memastikan
kebutuhan istirahat
ibu cukup
4. Memastikan ibu
untuk tetap selalu
mejaga personal
hyegene dengan
mandi 2 kali sehari,
menggosok gigi 2
kali sehari,
mengganti pakaian
3. Ibu
mengatakan
telah
mencukupi
kebutuhan
istirahatnya
dengan tidur
malam ± 6
jam dan siang
± 1 jam.
4. Ibu mengerti
untuk tetap
menjaga
personal
hyegene
103
5. Pastikan ibu
untuk tetap
mengonsumsi
obat yang
diberikan
6. Pastikan ibu
tentang
kebutuhan nutrisi
dalam setiap saat
lembab.
5. Memastikan ibu
untuk tetap
mengonsumsi obat
yang diberikan bila
keluhan timbul
kembali yaitu
parasetamol untuk
mengurangi rasa
pusing, antasida
untuk mengurangi
nyeri ulu hati dan
vitamin B6 untuk
mengurangi mual
6. Memastikan kepada
ibu tentang kebutuhan
5. Ibu tetap
mengonsums
i obat bila
keluhan
timbul
kembali.
6. Ibu telah
mengerti
tentang
104
ibu hamil TM I nutrisi ibu hamil TM I kebutuhan
nutrisi ibu
hamil dengan
dengan
mengkonsum
si makanan
seperti
karbohidrat
yang didapat
dari nasi,
jagung, umbi
– umbian.
Protein
hewani
seperti
daging, ikan,
dan telur,
protein
nabati yaitu
tahu dan
tempe,
sayuran hijau
yang banyak
mengandung
serat, zat
besi, vitamin
105
7. Pastikan ibu
mengerti
tentang tanda
bahaya
kehamilan TM
I
7. Memastikan ibu
mengerti tentang
tanda bahaya
kehamilan TM I
mengalami
hiperemesis
gravidarum ( mula-
muntah yang
berlebih, hingga
memepengaruhi
seperti
bayam,
kangkung,
brokoli, daun
katuk, dan
mengkonsum
si buah-
buahan serta
mineral
seperti air
7. Ibu
menegerti
tentang tanda
bahaya
kehamilan
TM I.
106
8. Pastikan ibu
untuk
mengetahui
kapan harus
kunjungan
ulang
keadaan ibu lemah,
lemas, nyeri
epigastrium,
dehidrasi), nyeri
abdomen yang
hebat, sakit kepala
hebat dan demam
tinggi.
8. Memastikan ibu
mengetahui tentang
kapan harus
kunjungan ulang
untuk
memeriksakan
kehamilan atau
sewaktu waktu bila
ada keluhan ibu
bertamabah.
8. Ibu mengerti
tentang
kunjungan
ulang
ketenanga
kesehatan
107
16 April
2015/
15.30
wib
Ds:
- Ibu mengatakan
hanya merasakan
mual saja sejak
kemarin tidak
muntah dan mulai
dapat melakukan
aktifitas seperti
berjalan – jalan dan
menyapu
- Ibu mengatakan
mengonsumsi obat
secara rutin.
Do:
- Keadaan umum
baik
- Kesadaran
composmentis
- TTV dalam batas
Diagnosa:
Ny. N umur 27 tahun
G1P0A0 usia kehamilan 9
minggu 4 hari
Berat badan saat ini : 43,5
kg
Dasar
Ds :
- Ibu mengatakan ini
kehamilannya yang
pertama belum pernah
melahirkan dan belum
pernah keguguran
- Ibu mengatakan HPHT
tanggal 10 Februari 2015.
berat badan sebelum
hamil : 45 kg
berat badan saat ini :
Tidak ada Tidak ada 1. Jelaskan pada
ibu tentang
hasil
pemeriksaan
2. Evaluasi
kebutuhan
asupan nutrisi
ibu
1. Menjelaskan pada
ibu tentang hasil
pemeriksaan
bahwa ibu dalam
keadaan baik
dengan tekanan
darah ibu : 110/70
mmhg, Nadi : 86
kali/menit,
pernapasan : 20
kali/menit, suhu :
37,0o
c dan kadar
Hb ibu 10,8 gr%.
2. Mengevaluasi
kebutuhan nutrisi
ibu dan
menanyakan yang
telah di konsumsi.
1. Ibu mengerti
tentang hasil
pemeriksaan
dan keadaan
nya saat ini.
2. Ibu telah
mengkonsums
i nasi dan
sayur
sebanyak 2
porsi sekali
dalam sehari
pada siang
hari dan
sering
mengkonsums
108
normal (TD: 110/70
mmHg,
N: 89 x/menit,
S: 37,00
c dan
RR: 20 x/menit)
kadar Hb ibu 10,8
gr%.
- Berat badan
sebelum hamil :
45 Kg
- Berat badan saat
ini : 43,5 kg
43,5 kg.
- Ibu mengatakan hanya
merasakan mual saja
sejak kemarin tidak
muntah dan mulai dapat
melakukan aktifitas
seperti berjalan –jalan
dan menyapu.
- Ibu mengatakan
mengkonsumsi obat
secara rutin.
Masalah :
Tidak ada
Kebutuhan :
Jelaskan hasil
pemeriksaan.
Evaluasi tentang
kebutuhan nutrisi ibu,
3. Evaluasi
kebutuhan
istirahat ibu
4. Evaluasi
personal hygine
ibu
3. Mengevaluasi
kebutuhan
istirahat ibu pada
siang hari dan
malam hari
4. Mengevaluasi
personal hygine
ibu
i makanan
ringan dan
kering seperti
roti dan
biskuit.
3. Ibu telah
memenuhi
kebutuhan
istirahat
dengan tidur
malam hari ±
7 jam dan
siang hari ± 1
jam.
4. Ibu telah
menjaga
kebersihan
diri dengan
mandi 2 kali
sehari,
menggosok
gigi 2 kali
sehari dan
109
pola istirahat, personal
hygene dan beritahu ibu
tentang kunjungan ulang.
5. Tanyakan
kembali
kepada ibu
tentang
kebutuhan
nutrisi ibu
hamil
5. Menanyakan
kepada ibu tentang
kebutuhan nutrri
ibu hamil
mengganti
pakain dalam
setiap saat
lembab.
5. Ibu telah
mengerti
tentang
kebutuhan
nutrisi ibu
hamil dengan
dengan
mengkonsum
si makanan
seperti
karbohidrat
yang didapat
dari nasi,
jagung, umbi
– umbian.
Protein
hewani
seperti
daging, ikan,
dan telur,
protein
110
6. Tanyakan
kembali
kepada ibu
tentang tanda
bahaya
kehamilan TM
I
6. Menanyakan
kembali kepada
ibu tentang tanda
bahaya kehamilan
TM I
nabati yaitu
tahu dan
tempe,
sayuran hijau
yang banyak
mengandung
serat, zat
besi, vitamin
seperti
bayam,
kangkung,
brokoli, daun
katuk, dan
mengkonsum
si buah-
buahan serta
mineral
seperti air
6. Ibu telah
mengerti
tentang tanda
bahaya
kehamilan
seperti
hiperemesis
111
gravidarum
(mual-
muntah yang
berlebih
hingga
mempengaru
hi keadaan
ibu lemah,
dehidrasi
sampai
mengganggu
aktivitas ibu
dengan
tekanan
darah
menurun dan
nadi
meningkat),
sakit kepala
hebat, sakit
perut yang
hebat dan
demam
tinggi.
112
7. Anjur
kan ibu untuk
kunjungan ulang
7. Menganjurkan ibu
tentang kunjungan
ulang untuk
pemeriksaan
kehamilan atau
sewaktu-waktu
bila keluhan ibu
bertambah.
7. Ibu mengerti
kapan harus
kunjungan ulang
113
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian Data
Pengkajian dilakukan untuk mengumpulkan data dasar mengenai keadaan
pasien. Pada studi kasus ini, penulis melakukan pengkajian terhadap Ny. N
umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu ( pada tanggal 7 Apri 2015)
dengan hiperemesis gravidarum tingkat I.
4.1.1 Identitas
4.1.1.1 Nama
1). Tinjauan teori
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari
hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan
(walyani,2015;hal 118).
2). Tinjauan kasus
Dalam kasus ini nama ibu adalah Ny. N
3) Pembahasan
Dalam kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktik karena Ny. N memiliki nama jelas yang dapat
membedakan dengan klien yang lain.
4.1.1.2 Umur
1) Menurut tinjauan teori
114
Umur pasien dikaji untuk mengetahui adanya resiko seperti
kurang dari 20 tahun, alat- alat reproduksi belum matang,
mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari
35 tahun, rentan sekali untuk terjadi perdarahan saat
persalinan maupun nifas (Walyani,2015;hal 118.).
2) Menurut tinjauan kasus
Berdasarkan pengkajian, Ny. N berumur 27 tahun.
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus, tidak terdapat
kesenjangan karena Ny. N berumur 27 tahun sehingga alat
reproduksinya telah matang dan resiko untuk terjadi
perdarahan saat persalinan maupun nifas menjadi berkurang.
4.1.1.3 Agama
1) Menurut tinjauan teori
Agama pasien dikaji untuk mengetahui keyakinan
pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan
pasien untuk berdoa (Walyani,2015;hal 118).
2) Menurut tinjauan kasus
Berdasarkan kasus, Ny. N beragama islam
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan dan tinjauan kasus, tidak terdapat
kesenjangan karena Ny.N beragama islam sehingga lebih
115
mudah untuk mengetahui keyakinan untuk mengarahkan
pasien untuk berdoa.
4.1.1.4 Suku
1) Menurut tinjauan teori
Dalam hal ini pengaruh suku terhadap kebidanan adalah
dalam hal adat istiadat dan kebiasaan kebiasaan yang sering
dilakukan oleh ibu dan adat istiadat (Walyani,2015;hal 118.).
2) Menurut tinjauan kasus
Ibu bersuku jawa dan selama ini ibu tidak memiliki kebiasaan
kebiasaan yang berpengaruh terhadap kehamilan, persalinan
dan nifas.
3) Pembahasan
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan karena ibu tidak
memiliki kebiasaan adat istiadat yang berpengaruh terhadap
kehamilan, persalinan dan nifas.
4.1.1.5 Pendidikan
1) Menurut tinjauan teori
Pendidikan ibu tingkat pendidikan sangat mempengaruhi
bagaimana seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab
serta solusi dalam hidupnya. Orang berpendidikan tinggi
biasanya akan bertindak lebih rasional. Oleh karena itu orang
yang berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasan
baru. Demikian halnya dengan ibu yang berpendidikan tinggi
116
akan memeriksakan kehamilanya secara teratur demi
menjaga keadaan kesehatan dirinya dan anak dalam
kandunganya (Walyani,2015;hal 91).
2) Menurut tinjauan kasus
Berdasarkan hasil pengkajian, pendidikan Ny. N adalah
SMA.
3) Pembahasan
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori
dengan tinjauan kasus, karena menurut tinjauan teori ibu
dengan tingkat pendidikan tinggi biasanya akan bertindak
lebih rasional dan lebih mudah menerima gagasan baru.
Sedangkan pendidikan terakhir Ny. N adalah SMA dimana
tingkat pengetahuan ibu cukup baik dengan pemahaman
informasi dan Ny. N mempunyai jumlah pemeriksaan
kehamilan lebih baik yaitu sebanyak 3 kali kunjungan. Serta
selalu memperhatikan kesehatannya.
4.1.1.6 Pekerjaan
1) Menurut tinjauan teori
Pekerjaan seorang ibu akan menggambarkan aktivitas dan
tingkat kesejahteraan ekonomi yang akan didapatkan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ibu yang bekerja mempunyai
tingkat pengetahuan yang lebih baik dari pada ibu yang tidak
bekerja. Oleh karena itu, pada ibu yang bekerja akan lebih
117
memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain
sehingga lebih mempunyai banyak peluang juga untuk
mendapat informasi seputar keadaannya (Jannah,
2012;hal.143.).
2) Tinjauan kasus
Berdasarkan hasil pengkajian, pekerjaan Ny. N adalah ibu
rumah tangga sedangkan pekerjaan Tn. M adalah wiraswasta.
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, terdapat
kesenjangan karena kebutuhan ekonomi keluarga Ny. N
kurang tercukupi dengan pekerjaannya saat ini.
4.1.1.7 Alamat
1) Tinjauan teori
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila
diperlukan (Elisabeth,2015;hal 118.).
2) Tinjauan kasus
Alamat rumah Ny, N adalah Jalan imam bonjol gang.
Cempaka no. 27 kemiling bandar lampung.
3) Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena Ny.
N memiliki alamat rumah yang lengkap untuk mempermudah
dalam melakukan kunjungan rumah.
118
4.1.2 Anamnesa
4.1.2.1 Keluhan utama
1) Menurut tinjauan teori
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien
datang ke fasilitas pelayanan kesehatan
(Sulistyawati,2012;hal.167.).
Gejala hiperemesis gravidarum tingkat I adalah muntah terus
– menerus yang memengaruhi keadaan umum, menimbulkan
rasa lemah, penurunan nafsu makan, berat badan turun, dan
nyeri epigastrium. Frekuensi nadi ibu biasanya naik menjadi
100 kali/menit, tekanan darah sistolik menurun, lidah kering
dan mata cekung (Mitayani, 2010;hal.41.).
2) Menurut tinjauan kasus
Berdasarkan pengkajian, Ny. N datang dengan keluhan
lemas, pusing, sering mual muntah ± 7 kali, nyeri ulu hati
hingga mengganggu aktivitas dan khawatir akan kondisinya
saat ini.
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak
terdapat kesenjangan karena berdasarkan teori yang ada,
keluhan yang dirasakan Ny. N merupakan tanda gejala dari
hiperemesis gravidarum tigkat I.
119
4.1.2.2 Riwayat Kebidanan
a. Menstruasi
1) Tinjuan teori
Data ini memang secara tidak lansung berhubungan,
namun dari data yang kita peroleh akan mempunyai
gambaran tentang keadaan dasar organ reproduksinya
(Sulistyawati,2012;181).
2) Tinjuan kasus
Dasar hasil pemeriksaan Ny.N mengalami menstruasi.
3) Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan
kasus karena Ny.N mengalami menstruasi.
b. Menarche
1) Tinjauan teori
Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi.
Wanita indonesia pada umumnya mengalami menarche
sekitar 12 sampai 16 tahun (Sulistyawati, 2012:181).
2) Tinjauan kasus
Dari pernyataan Ny.N mengalami menarche umur 12
tahun.
3) Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara tijauan teori dan tinjauan
kasus karena Ny.N mengalami menarche 12 tahun.
120
c. Siklus
1) Tinjauan teori
Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang
dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam hitungan
hari. Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari
(Sulistyawati,2012:181).
2) Tinjuana kasus
Dari pernyataan Ny.N siklus mentruasi setiap 28 hari
3) Pembahasan
Tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terjadi kesenjangan
karena siklus menstruasi Ny.N setiap 28 hari.
d. Volume
1) Tinjauan teori
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi
yang dikeluarkan. Kadang kita akan kesulitan untuk
mendapatkan data yang valid. Sebagai acuan biasanya kita
gunakan kriteria banyak, sedang, dan sedikit. Jawaban yang
diberikan oleh pasien biasanya bersifat subyektif, namun
kita dapat dikaji lebih dalam lagi dalam beberapa
pernyataan pendukung, misalnya sampai berapa kali
mengganti pembalut dalam sehari (Sulistyawati, 2012:181).
121
2) Tinjauan kasus
Dari pernyataan Ny.N 3 sampai 4 kali sehari ganti
pembalut.
3) Pembahasan
Tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terjadi kesenjangan
karena Ny.N selalu mengganti pembalut 3 sampai 4 kali
sehari ganti pembalut.
e) HPHT
1) Tinjauan teori
Bidan ingin mengetahui tanggal hari pertama dari
menstruasi terakhir klien untuk memperkirakan kapan kira-
kira sang bayi akan dilahirkan (walyani,2015:120).
2) Tinjuan kasus
Dari pernyataan HPHT Ny. N pada tanggal 10-02-2015
3) Pembahasan
Tinjauan teori dan tinjuan kasus tidak terjadi kesenjangan
karena HPHT Ny.N terkaji dengan jelas sehingga usia
kehamilan 8 minggu (pada tanggal 07 april 2015) dan tafsir
persalinan pada tanggal 17 November 2015.
4.1.2.3 Riwayat kehamilan sekarang
1) Tinjauan teori
Riwayat kehamilan sekarang meliputi HPHT dan apakah
normal, gerakan janin (kapan mulai dirasakan dan apakah ada
122
perubahan yang terjadi), keluhan-keluhan yang lazim dialami
pertrimester pada kehamilan, penggunaan obat-obatan
(termasuk jamu-jamuan), kekhawatiran lain yang dirasakan
oleh ibu (walyani,2015;85).
2) Tinjauan kasus
Dari hasil pemeriksaan HPHT Ny. N tanggal 10-02-2015,
Ny.N belum merasakan adanya gerakan janin, Ny.N
mengalami mual-muntah yang berlebih sampai mengganggu
aktivitasnya sehari-hari, Ny.N tidak pernah mengkonsumsi
obat-obatan seperti alcohol atau jamu-jamuan dan ibu
meraskan khawatir terhadap kehamilannya dimana ini
merupakan kehamilan yang sangat diinginkan.
3) Pembahasan
Antara tinjauan teori dan tinjauan kasus terjadi kesenjangan
dimana dimana pad trimester I merupakan hal yang wajar jika
mengalami mual muntah yang berlebihan tetapi Ny. N
mengalami mual muntah yang berlebih hingga mengganggu
aktivitas sehari-hari.
4.1.2.4 Riwayat kesehatan
1) Tinjauan teori
Data dari riwayat kesehatan ini dapat kita gunakan
sebagai “penanda” (warning) akan adanya penyulit masa
hamil. Adanya perubahan fisik dan fisiologis pada masa
123
hamil yang melibatkan seluruh sistem dalam tubuh akan
mempengaruhi organ yang mengalami gangguan.
Beberapa data penting tentang riwayat kesehatan pasien
yang perlu kita ketahui adalah apakah pasien pernah atau
sedang menderita penyakit, seperti jantung,diabetes
melitus (DM), hipertensi/hipotensi, ginjal dan hepatitis
(Sulistyawati,2012:183).
2) Tinjauan Kasus
Ny.N mengatakan tidak pernah menderita penyakit akut
seperti jantung, DM, Hipertensi/Hipotensi, asma.
3) Pembahasan
Jadi tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan
tinjauan kasus karena dalam hal ini Ny. N tidak memiliki
riwayat penyakit akut seperti jantung, DM,
Hipertensi/Hipotensi, asma.
4.1.2.5 Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan nifas yang lalu
1) Menurut tinjauan teori
Meliputi jumlah kehamilan, anak yang lahir hidup, persalinan
yang aterm, persalinan yang prematur, keguguran atau
kegagalan kehamilan, persalinan dengan tindakan, riwayat
perdarahan pada kehamilan, persalinan atau nifas
sebelumnya; hipertensi disebabkan kehamilan sekarang atau
kehamilannya sebelumnya; berat bayi sebelumnya < 2500
124
atau > 4000 gr; dan masalah – masalah lain yang dialami.
Dapat membantu mengelola asuhan pada kehamilan ini
(Dewi dan Sunarsih, 2011;hal.151.).
Hiperemesis paling sering muncul pada kehamilan pertama
dan cenderung berulang pada kehamilan berikutnya
(Arisman,2010;hal.27.). Menurut Wiknjosastro (2005) dalam
Rukiyah dkk, (2010) beberapa faktor predisposisi dan faktor
lain yang telah di temukan adalah sebagai berikut, Faktor
predisposisi yang sering di kemukakan adalah
primigravida, molahidatidosa dan kehamilan ganda.
2) Menurut tinjauan kasus
Berdasarkan pengkajian, kehamilan ini merupakan kehamilan
yang pertama bagi Ny. N , belum pernah melahirkan dan
belum pernah keguguran.
3) Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan
tinjauan kasus, dikarenakan kehamilan Ny. N saat ini adalah
kehamilan yang pertama, Menurut Wiknjosastro (2005)
dalam Rukiyah dkk, (2010) beberapa faktor predisposisi
kejadian hiperemesis gravidarum salah satunya adalah
primigravida.
125
4.1.2.6 Data Psikososial
a. Respon ibu terhadap kehamilan ini
1) Tinjauan teori
Dalam mengkaji data ini kita dapat menanyakan
langsung kepada pasien megenai bagaimana perasaannya
terhadap kehamilan ini (Sulistyawati,2012:187).
2) Tinjauan kasus
Dari pernyataan Ny.N mengatakan sangat senang dengan
kehamilannya saat ini.
3) Pembahasan
Tinjuan teori dan tinjauan kasus tidak terjadi
kesenjangan karena menurut pengkajian langsung
terhadap Ny. N, Ny.N sangat senang dengan
kehamilannya.
b. Respon suami dan keluarga terhadap kehamilan ini
1) Menurut tinjauan teori
Respon suami dan keluarga memberikan gambaran
mengenai kenyamanan psikologis ibu. Adanya respon dari
suami dan keluarga terhadap kehamilan akan
mempercepat proses adaptasi ibu dalam menerima
perannya (Sulistyawati, 2012;hal.169.).
126
2) Menurut tinjauan kasus
Berdasarkan pengkajian, suami dan keluarga memberikan
respon yang baik terhadap kehamilan dengan menerima
adanya kehamilan saat ini.
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak
terdapat kesenjangan karena suami dan keluarga Ny. N
memberikan respon yang baik terhadap kehamilan
sehingga membantu Ny. N dalam menerima perannya.
c. Adat-istiadat setempat yang berkaitan dengan masa hamil
1) Tinjauan teori
Untuk mendapatkan data ini bidan sangat perlu
melakukan pendekatan terhadap keluarga pasien,
terutama orang tua. Hal ini penting yang biasanya
mereka anut berkaitan dengan mas hamil adalah menu
makan untuk ibu hamil, misalnya ibu hamil dengan
pantangan makanan yang berasal dari daging, ikan telur,
dan gorengan karena dipercaya akan menyebabkan
pasien dan janin karena hal tersebut justru akan membuat
pertumbuhan tidak optimal dan pemulihan kesehatannya
akan terlambat (Sulistyawati,2012;hal 188).
127
2) Tinjauan kasus
Dari pernyataan Ny. N didalam keluarganya tidak ada
adat istiadat yang berkaitan dengan kehamilannya.
3) Pembahasan
Tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terjadi
kesenjangan karena di dalam keluarga Ny. N tidak
menganut adat-istiadat yang berkaitan dangan
kehamilannya.
4.1.2.7 Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari
a. Pola Nutrisi
1) Menurut tinjauan teori
Ibu hamil membutuhkan nutrisi dan cairan yang cukup
untuk kebutuhan bagi si ibu itu sendiri dan janinnya yang
dikandung, ibu hamil harus benar-benar memperhatikan
makanan apa saja yang baik untuk dikonsumsi bagi
dirinya dan calaon bayi yang dikandung nya saat ini. Ibu
hamil harus mengkonsumsi banyak makanan yang kaya
akan zat besi, protein, Asam folat yang baik bagi
pembentukan janin yang dikandungnya saat ini dan
kebutuhan nutrisi ibu .
Menurut penelitian lain mengenai pengaruh budaya
terhadap Hyperemesis gravidarum dilakukan juga oleh
Rabinerson, et. All, hasil penelitiannya menemukan bahwa
128
kejadian hiperemsis gravidarum dapat meningkat pada
wanita yang mengalami pembatasan dalam intake nutrisi
(contohnya pada wanita yang menjalankan puasa)
(Runiari,2010;hal 10).
Dan memberitahukan pada ibu nutrisi yang baik bagi ibu
hamil seperti nutrisi yang baik bagi ibu adalah Makanan
yang banyak mengandung protein seperti (Daging,
ikan,telur,susu) dantinggi akan Asam folat
(Ragi,hati,brokoli, sayuran berdaun hijau seperti
bayam,asparagus dan kacang kedelai bisa juga didapat dari
sumber lain yaitu dari ikan,daging,buah jeruk,dan telur)
(Sulistyawati, 2009;hal.108-109).
Kebutuhan makanan pada ibu hamil mutlak harus
dipenuhi. Kekurangan nutrisi dapat meneyebabkan
anemia, abortus, IUGR, inersia uteri, perdarahan pasca
perslinan, sedangkan kelebihan makanan karena
beranggapan pemenuhan makanan untuk dua orang akan
berakibat kegemukan, pre eklamsi, janin terlalu besar,
Kebutuhan dasar asupan nutrisi yang harus terpenuhi yang
sesui untuk ibu hamil :
a). Karbohidrat
Widya karya pangan dan gizi nasional menganjurkan
pada ibu hamil untuk meningkatkan asupan energinya
129
menjadi 285 kkal perhari. Karbohidrat sumbernya
seperti nasi, jagung, kentang.
b). Protein
Protein peningkatan kebutuhan protein sebanyak 75-
100 gram. Sumber protein seperti daging tak berlemak,
ikan, telur, susu, tahu, tempe. Zat besi sebesar 30 – 60
gram setiap hari, sumbernya seperti sayur-sayuran
hijau.(Sulistyawati, 2009; hal. 108).
c).Vitamin dan mineral
Vitamin A ditambah 50 mg/hari, tiamin 0,2 mg/ hari,
riboflavin 0,2 mg/hari, niacin 2 mg/ hari, vitamin C 20
mg /hari, kalsium 0,6 mg/ hari dan banyak
mengkonsumsi buah–buahan.
Kebutuhan gizi ibu selama hamil meningkat karena
selain diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu
juga diperlukan untuk janin yang dikandungnya.
Sementara itu, pada hiperemesis gravidarum tingkat I,
ditandai dengan terjadinya penurunan nafsu makan
(Mitayani, 2010;hal.41.).
2) Menurut tinjauan kasus
Berdasarkan pengkajian, Ny. N mengatakan hanya 1 kali
makan dalam sehari dengan 2 sendok nasi tanpa
mengkonsumsi sayur-sayuran, lauk, atau buah dan susu.
130
3) Pembahasan
Pada kasus ini terdapat kesenjangan antara teori dan kasus
dimana secara teori ibu hamil membutuhkan karbohidrat
untuk meningkatkan asupan energinya menjadi 285 kkal
perhari, Zat besi sebesar 30 – 60 gram setiap hari
sedangkan Ny. N tidak memenuhinya hal ini disebabkan
oleh Ny.N mengalami hiperemesis gravidarum sehingga
Ny. N kurang nafsu makan karena mual muntah yang
dialaminya.
b. Pola istirahat
1) Menurut tinjauan teori
Pada malam hari rata – rata lama tidur yang normal adalah
6 – 8 jam. Sedangkan pada siang hari 1-2 jam sehari.
2) Menurut tinjauan kasus
Berdasarkan pengkajian, Ny. N tidur ± 5 jam pada malam
hari dan ± 30 menit pada siang hari.
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas,
terdapat kesenjangan karena Ny. N tidak bisa memenuhi
kebutuhan istirahatnya dengan optimal karena mual dan
muntah berlebih yang dialaminya.
131
c. Personal hygiene
1) Menurut tinjauan teori
Ganti baju minimal sekali dalam sehari, sedangkan celana
dalam minimal dua kali. Namun, jika sewaktu – waktu
baju dan celana dalam sudah kotor, sebaiknya segera
diganti tanpa harus menunggu waktu untuk ganti
berikutnya kebersihan mulut juga harus tetap terjaga
minimal menggosok gigi 3 kali dalam sehari agar gigi
terbebas dari kuman dan tidak ada bau aseton
(Sulistyawati, 2012;hal.185.).
2) Menurut tinjauan kasus
Berdasarkan pengkajian, Ny. N mengatakan mengganti
baju dan celana dalam 1 kali dalam sehari setiap sore
sehabis mandi dan merasa bibirnya sering kering dan
merasa hawa nafasnya berbau.
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas,
terdapat kesenjangan karena Ny. N kurang menjaga
kebersihan dirinya terutama organ genetalia dengan hanya
mengganti baju dan celana dalam satu kali dalam sehari.
Bibir kering menunjukkan adanya gangguan
keseimbangan cairan elektrolit serta penurunan oksigen
dalam darah. Pada mulut terdapat hawa pernafasan berbau
132
asam karena cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi sehingga oksidasi lemak
yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan
tertimbunnya asam aseton, asetik, asam hidroksi butirik
dan aseton dalam darah yang dapat mempengaruhi hawa
pernafasan, pada lidah kering dan pecah-pecah akibat
muntah yang berlebihan. (Hanifa Wiknjosastro, 1999
dalam Rukiyah,2010;hal 121).
d. Pola eliminasi
1) Menurut tinjauan teori
Pada bulan – bulan pertama kehamilan kandung kemih
akan tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga
menimbulkan sering berkemih (Prawirohardjo,
2010;hal.185.).
2) Menurut tinjauan kasus
Berdasarkan pengkajian, Ny. N mengatakan saat hamil ±
6-8 kali sehari, jernih dan berbau khas.
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak
terdapat kesenjangan karena pada saat hamil kandung
kemih tertekan dengan semakin besarnya uterus sehingga
sering BAK.
133
4.1.3 Pemeriksaan umum
4.1.3.1 Keadaan umum
1) Menurut tinjauan teori
Pasien dimasukkan dalam kriteria lemah jika ia kurang atau
tidak memberikan respon yang baik terhadap lingkungan dan
orang lain, dan pasien sudah tidak mampu lagi untuk berjalan
sendiri (Sulistyawati, 2012;hal.189.).
Pada hiperemesis gravidarum tingkat I, muntah yang terus
menerus akan mempengaruhi keadaan umum ibu, dan
menimbulkan rasa lemah (Mitayani, 2010;hal.41.).
2) Menurut tinjauan kasus
Pada kasus ini, Keadaan umum Ny. N lemah
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus, tidak terdapat
kesenjangan karena keadaan umum Ny. N lemah akibat Ny.
N mengalami hiperemesis gravidarum tingkat I.
4.1.3.2 Tekanan darah
1) Menurut tinjauan teori
Tekanan darah ibu hamil tidak boleh mencapai 140 mmHg
sistolik atau 90 mmHg diastolik. Perubahan 30 mmHg
sistolik dan 15 mmHg diastolik di atas tensi sebelum hamil,
menandakan toxaemia gravidarum (keracunan kehamilan)
(Hani,2011;hal.91.).
134
Pada hiperemesis gravidarum tingkat I, tekanan darah sistolik
mengalami penurunan (Mitayani, 2010;hal.41.).
2) Menurut tinjauan kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan, tekanan darah Ny. N 90/70
mmHg.
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus, tidak terdapat
kesenjangan karena tekanan darah Ny. N menurun akibat Ny.
N mengalami hiperemesis gravidarum tingkat I.
4.1.3.3 Nadi
1) Menurut tinjauan teori
Pada hiperemesis gravidarum tingkat I, nadi menjadi lebih
cepat sekitar 100 x/menit (Mitayani, 2010;hal.41.).
2) Menurut tinjauan kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan, nadi Ny. N 90 x/menit.
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjuan kasus,terdapat
kesenjangan karena pada hiperemesis gravidarum denyut
nadi mencapai sekitar 100 x/menit.
4.1.3.4 Berat badan
1) Menurut tinjauan teori
Pada hiperemesis gravidarum tingkat I, berat badan
mengalami penurunan (Mitayani, 2010;hal.41.).
135
2) Menurut tinjauan kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan anamnesa, berat badan
Ny. N sebelum hamil adalah 45 kg dan saat pemeriksaan 43
kg.
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak
terdapat kesenjangan karena hiperemesis gravidarum tingkat
I ditandai dengan penurunan berat badan.
4.1.3.5 LILA
1) Menurut tinjauan teori
Ukuran LILA yang normal adalah 23,5 cm, ibu dengan LILA
di bawah ini menunjukkan adanya kekurangan energi yang
kronis (Sulistyonigsih, 2011;hal.110.).
2) Menurut tinjauan kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan, lingkar lengan Ny. N adalah
24 cm.
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak
terdapat kesenjangan karena lingkar lengan Ny. N diatas
normal yaitu 24 cm sehingga tidak menunjukkan adanya
kekurangan energi yang kronis.
136
4.1.4 Pemeriksaan Fisik
4.1.4.1 Muka
1) Tinjauan teori
Pada banyak perempuan kulit di garis pertengahan perutnya
(linea alba) akan berubah menjadi hitam kecokelatan yang
disebut dengan linea nigra. Kadang-kadang akan muncul
dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang
disebut chloasma gravidarum. Adanya peningkatan kadar
serum melanocyte stimulating hormone (MSH). Topeng
kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik pigmen
kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi.
(Sulistyawati,2009;h.39).
2) Tinjauan kasus
Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan tidak terdapat
cloasma gravidarum
3) Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan
kasus karena ibu hamil mulai akan mengalami
hiperpigmentasi pada muka biasanya terjadi pada usia
kehamilan 12 minggu, sedangkan saat ini usia kehamilan Ny.
N yaitu 8 minggu (pada tanggal 07 april 2015) dimana Ny. N
belum mengalami hiperpigmentasi pada bagian muka yang
disebabkan oleh hormone MSH.
137
4.1.4.2 Mata
1) Menurut tinjauan teori
Pada hiperemesis gravidarum tingkat I salah satunya ditandai
dengan mata yang cekung (Mitayani, 2010;hal.41.).
2) Menurut tinjauan kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan, mata Ny. N sedikit cekung
dan konjungtiva pucat.
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak
terdapat kesenjangan karena hasil pemeriksaan sesuai dengan
teori yang ada, mata Ny. N sedikit cekung dan konjungtiva
pucat disebabkan karena Ny. N mengalami hiperemesis
gravidarum tingkat I.
4.1.4.3 Mulut
1) Menurut tinjauan teori
Pada hiperemesis gravidarum tingkat I salah satunya ditandai
dengan bibir dan lidah yang kering (Mitayani, 2010;hal.41.).
2) Menurut tinjauan kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan, bibir dan lidah Ny. N tampak
kering.
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak
terdapat kesenjangan karena hasil pemeriksaan sesuai dengan
138
teori yang ada, bibir dan lidah Ny. N tampak kering akibat
mual muntah berlebih yang dialaminya.
4.1.4.4 Payudara
1) Menurut tinjauan teori
Pada areola akan terlihat pigmentasi yang berlebihan
(Prawirohardjo, 2010;hal 179.). Estrogen meningkatkan
perkembangan sistem duktus pada payudara, sedangkan
progesteron menstimulasi perkembangan sistem alveolar
payudara. Bersama somatomamotropin, hormon – hormon ini
menimbulkan pembesaran payudara, menimbulkan perasaan
tegang dan nyeri selama dua bulan pertama kehamilan,
pelebaran puting susu, serta pengeluaran kolostrum
(Hani,2011;hal72.).
2) Menurut tinjauan kasus
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan, payudara Ny.
N simetris kanan dan kiri, tidak ada rasa nyeri dan benjolan,
puting susu menonjol, tampak hiperpigmentasi pada aerola
dan belum terdapat pengeluaran kolostrum
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak
terdapat kesenjangan karena perubahan yang terjadi pada Ny.
N di bagian payudara disebabkan karena peningkatan
hormon, dimana salah satunya adalah hormon estrogen.
139
4.1.4.5 Abdomen
1) Menurut tinjauan teori
Fundus uteri mulai teraba pada usia kehamilan 12 minggu,
yaitu 3 jari di atas simfisis ( Sulistyawati, 2012;hal. 59.).
2) Menurut tinjauan kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada Ny. N belum teraba
pembesaran rahim
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak
terdapat kesenjangan karena usia kehamilan Ny. N adalah 8
minggu (pada tanggal 07 april 2015), sehingga fundus belum
teraba.
4.1.4.6 Turgor kulit
1) Menurut tinjauan teori
Pada hiperemesis gravidarum tingkat I salah satunya ditandai
dengan turgor kulit menurun ditandai dengan kelembapan
dan elastisitas berkurang (Mitayani,2010;hal 41).
2) Berdasarkan tinjauan kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada Ny. N turgor kulit
menurun ditandai dengan kelembapan dan elastisitas kulit
berkurang.
3) Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus diatas, tidak
terdapat kesenjangan karena hasil pemeriksaan sesuai dengan
140
teori yang ada, turgor kulit Ny. N menurun dengan ditandai
kelembapan dan elastisitas kulit berkurang disebabkan karena
Ny. N mengalami hiperemesisi gravidarum tingkat I.
4.1.5 Pemeriksaan laboratorium
4.1.5.1 Pemeriksaan Haemoglobin
1) Menurut tinjauan teori
Pemeriksaan pemeriksaan laboratorium yang diperlukan
yakni protein urine, glukosa urine, dan haemoglobin.
a. Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil
yang pertama kali, lalu periksa lagi menjelang persalinan.
Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk
mendeteksi adanya anemia pada ibu hamil
(walyani,2015;hal 81).
Pembagian anemia :
1. Anemia ringan : 9-10%
2. Anemia sedang : 7-8 gr%
3. Anemia berat : < 7 gr%
b. Pemeriksaan protein urine untuk mengetahui adanya
protein dalam urine ibu hamil. Protein urine ini untuk
mendeteksi ibu hamil ke arah pre-eklamsi.
c. Pemeriksaan Glukosa urine
141
Dilakukan hanya pada ibu dengan indikasi penyakit gula /
DM atau riwayat penyakit gula pada keluarga ibu dan
suami (walyani, 2015;hal 81).
2) Menurut tinjauan kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar Hb ibu 10,6 gr%
(anemia ringan), protein urine negatif dan glukosa urine
negatif.
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, terdapat
kesenjangan dimana kadar HB Ny. N 10,6 gr%, normal pada
trismester 1 lebih dari 11 gr%.
4.1.6 Pemeriksaan panggul
1) Tinjauan teori
Keadaan panggul terutama penting pada primigravida karena
panggulnya belum pernah diuji dalam persalinan, sebaliknya pada
multigravida anamnesis mengenai persalinan yang gampang dapat
memberikan keterangan yang berharga mengenai keadaan panggul
(hanni,2010;).
2) Tinjuan kasus
Dari hasil pemeriksaan panggul yang telah dilakukan terhadap Ny. N
didapatkan hasil Distansia spinarum : 26 cm, Distansia kristarum :
28 cm, boudenloque : 20 cm, lingkar panggul 86 cm.
142
3) Pembahasan
Berdasarkan kasus diatas terdapat kesenjangan antara tinjauan teori
dengan tinjauan kasus karena dari hasil pemeriksaan tinjauan kasus
hasil pemeriksaan panggul ibu dalam keadaan normal.
4.2 Interprestasi data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah
berdasarkan interpretasi yang benar atas data – data yang telah dikumpulkan.
Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Masalah sering berkaitan
dengan hal – hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan
dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa
(Hani,2011;hal.97.)
A. Diagnosa kebidanan
1). Menurut tinjauan teori
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam
lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa
kebidanan.
Standar nomenklatur diagnosis kebidanan adalah sebagai berikut :
1) Diakui dan telah disahkan oleh profesi
2) Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan
3) Memiliki ciri khas kebidanan
4) Didukung oleh penilaian klinik dalam praktik kebidanan
143
5) Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan
(Hani.2011;hal.97.).
Dalam diagnosis kebidanan yang disimpulkan oleh bidan antara lain :
a). Paritas
Paritas adalah riwayat reproduksi seorang wanita yang berkaitan
dengan kehamilannya (jumlah kehamilan). Dibedakan dengan
primigravida (hamil yang pertama kali) dan multigravida (hamil yang
kedua atau lebih).
Contoh cara penulisan paritas dalam interpretasi data adalah sebagai
berikut :
a. Primigravida: G1P0A0
1) G1 (gravida 1) atau hamil yang pertama kali
2) P0 (partus nol) berarti belum pernah partus atau melahirkan
3) A0 (abortus nol) berarti belum pernah mengalami abortus
b. Multigravida
1) G3 (gravid 3) atau ini adalah kehamilannya yang ketiga
2) P1 (partus 1) atau sudah pernah mengalami persalinan satu kali
3) A1 (abortus 1) atau sudah pernah mengalami abortus satu kali
b). Usia kehamilan dalam minggu
c). Keadaan janin
d). Normal atau tidak normal (Sulistyawati, 2012;hal.191-192.).
Pada hiperemesis gravidarum faktor predisposisi yang sering terkemuka
adalah primigravida bahwa dan faktor hormon memegang peranan
144
karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin
dibentuk berlebihan (Rukiyah,2010;hal119).
2. Menurut tinjauan kasus
Diagnosa kebidanan : Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan
8 minggu (pada tanggal 07 april 2015)
dengan hiperemesis gravidarum tingkat I.
Dasar
Data subjektif : a. Ibu mengatakan ini kehamilannya yang
Pertama belum melahirkan dan belum
pernah keguguran
b. Ibu mengatakan HPHT tanggal 10 Februari
2015
c. Ibu mengatakan lemas,pusing, sering mual
dan muntah tiap kali makan ± 7 kali, nyeri
ulu hati hingga menggangu aktivitas dan
khawatir akan kondisinya saat ini
Data objektif : a. Keadaan umum lemah, kesadaran
composmentis
b. Tanda – tanda vital (TD: 90/70 mmHg, N:
90x/menit, S:37,80
c dan RR: 20 x/menit)
c. Berat badan sebelum hamil 45 kg, saat
pemeriksaan yaitu 43 kg.
145
3. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak terdapat
kesenjangan karena diagnosa yang dibuat telah memuat usia kehamilan
dan kelainan yang menyertai serta sesuai dengan data subjektif dan data
objektif.
B. Masalah
1. Menurut tinjauan teori
Masalah adalah hal – hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis
(Hani,2011;hal.99.).
2. Menurut tinjauan kasus
Pada kasus ini, masalah yang dialami Ny. N adalah lemas,pusing, sering
mual dan muntah tiap kali makan ± 7 kali, nyeri ulu hati hingga
menggangu aktivitas.
3. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak terdapat
kesenjangan karena masalah yang dialami Ny. N berkaitan dengan
hiperemesis gravidarum tingkat I.
C. Kebutuhan
1. Menurut tinjauan teori
Kebutuhan adalah hal – hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan
melakukan analisis data (Hani,2011;hal.99.).
146
2. Menurut tinjauan kasus
Pada kasus ini, kebutuhan Ny. N dalah penjelasan hasil pemeriksaan dan
masalah yang sedang dialami, penjelasan tentang pemenuhan nutrisi yang
tepat, pola istirahat dan personal hyegene yang benar.
3. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak terdapat
kesenjangan karena kebutuhan Ny. N saat ini sesuai dengan masalah
yang sedang dihadapi.
4.3 . Identifikasi Diagnosis dan Masalah Potensial
1) Menurut tinjauan teori
Pada langkah ketiga kita mengidentifikari masalah potensial atau
diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah
teridentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan (Soepardan, 2008;hal.99-100.).
Berdasarkan berat ringannya gejala, hiperemesis gravidarum dibagi
menjadi tiga tingkatan :
1. Hiperemesis graviarum tingkat I
Muntah terus – menerus yang memengaruhi keadaan umum,
menimbulkan rasa lemah, badan turun, dan nyeri epigastrium.
Frekuensi nadi ibu biasanya naik menjadi 100 kali/menit, tekanan
darah sistolik menurun, lidah kering dan mata cekung.
147
2. Hiperemesis gravidarum tingkat II
Ibu tampak lemas dan apatis, lidah kotor, nadi kecil dan cepat, suhu
tubuh terkadang naik, serta mata sedikit ikterik. Berat badan ibu turun,
timbul hipotensi, hemokonsentrasi, oliguria, konstipasi, dan napas bau
aseton.
3. Hiperemesis gravidarum tingkat III
Kesadaran ibu menurun dari samnolen hingga koma, muntah berhenti,
nadi cepat dan kecil, suhu meningkat, serta tekanan darah semakin
turun (Mitayani, 2010;hal.41.).
2) Menurut tinjauan kasus
Pada kasus ini, Ny. N mengalami hiperemesis gravidarum tingkat I dan
apabila tidak dilakukan penanganan maka berpotensi menjadi
hiperemesis gravidarum tingkat II.
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak terdapat
kesenjangan karena diagnosa potensial yang akan terjadi sesuai dengan
masalah Ny. N saat ini.
4.4 . Antisipasi Tindakan Segera atau Kolaborasi
1). Menurut tinjauan teori
Pada langkah ini, bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera,
melakukan konsultasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
berdasarkan kondisi klien. Selain itu, juga mengidentifikasi perlunya
tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau
148
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan
kondisi klien (Hani,2011;hal. 101.).
2) Menurut tinjauan kasus
Pada kasus ini, Ny. N mengalami hiperemesis gravidarum tingkat I yang
ditandai dengan mual dan muntah yang berlebih, nyeri ulu hati dan
pusing, serta potensial menjadi hiperemesis gravidarum tingkat II apabila
tidak mendapat penanganan, oleh karena itu tindakan segera yang
dilakukan adalah anjurkan ibu untuk diet hiperemesis gravidarum tingkat
III.
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak terdapat
kesenjangan karena tindakan segera yang dilakukan sesuai dengan
diagnosa atau masalah potensial yang mungkin terjadi.
4.5 Perencanaan Asuhan
1) Menurut tinjauan teori
Pada langkah kelima, direncanakan asuhan menyeluruh yang ditentukan
berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen untuk masalah atau diagnosis yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini, informasi data yang tidak
lengkap dapat dilengkapi (Soepardan, 2008;hal. 101.).
Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum adalah :
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan fisik
2. Jelaskan pada ibu tentang keluhan yang dirasakan dan cara mengatasi.
149
3. Beritahu ibu tentang cara memenuhi kebutuhan nutrisi.
4. Beritahu ibu untuk menghindari makanan yang menimbulkan mual-
muntah.
5. Beritahu ibu tentang personal hyegene.
6. Beritahu ibu untuk cukup istirahat
7. Beri ibu terapi obat.
8. Beritahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan.
9. Beritahu ibu tentang kunjungan ulang.
(Rukiyah dan Yulianti, 2010:hal. 122-125).
2) Menurut tinjauan kasus
Pada kasus ini, rencana asuhannya adalah :
1. Tanggal 07 April 2015
a) Beritahu ibu hasil pemeriksaan fisik
b) Jelaskan pada ibu tentang keluhan yang dirasakan dan cara
mengatasi.
c) Beritahu ibu cara memenuhi kebutuhan nutrisinya
d) Beritahu ibu untuk menghindari makanan yang dapat menimbulkan
mual-muntah.
e) Beritahu ibu tentang personal hyegene.
f) Beritahu ibu untuk cukup istirahat.
g) Beritahu ibu tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil
h) Beri ibu terapi obat.
i) Beritahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan.
150
2. Tanggal 10 April 2015
a) Beitahu ibu tentang hasil pemeriksaan
b) Ingatkan kembali pada ibu cara menangani masalah yang ia alami
dan ingatkan ibu untuk banyak makan makanan yang mengandung
zat besi
c) Ingatkan ibu untuk tetap menjaga personal hyegene.
d) Ingatkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan istirahat.
e) Ingatkan ibu tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil
f) Ingatkan ibu untuk melanjutkan terapi obat yang telah diberikan
3. Tanggal 12 April 2015
a) Beritahu ibu hasil pemeriksaan
b) Pastikan kebutuhan nutrisi ibu
c) Pastikan kebutuhan istirahat ibu
d) Pastikan personal hygene ibu
e) Pastikan ibu mengingat dan memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil
f) Ingatkan ibu untuk tetap mengonsumsi obat yang diberikan
4. Tanggal 16 april 2015
a) Beritahu ibu hasil pemeriksaan
b) Evaluasi kebutuhan nutrisi ibu
c) Evaluasi kebutuhan istirahat ibu
d) Evaluasi personal hygene ibu
e) Evaluasi tenjtang pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu hamil
g) Tanyakan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan TM I
151
h) Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak terdapat
kesenjangan karena rencana asuhan yang dibuat sesuai dengan kebutuhan
pasien.
4.6 Pelaksanaan Asuhan
1) Menurut tinjauan teori
Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan dengan
efisien dan aman. Pelaksaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya
(Soepardan, 2008;hal 101.).
Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum adalah :
a) Menganjurkan mengubah pola makanan sehari – hari dengan makanan
dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan
segera turun dari tempat tidur, tetapi makan roti kering atau biskuit
dengan teh hangat terlebih dahulu. Makanan dan minuman seyogyanya
disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
b) Menganjurkan diet hiperemesis gravidarum III yaitu minuman boleh
diberikan bersama makanan. Makanan untuk diet hiperemesis I, II, dan
III adalah roti panggang, biskuit, crackers, buah segar dan sari buah,
minuman botol ringan, sirup, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer.
c) Menganjurkan menghindarkan makanan yang merangsang saluran
pencernaan dan berbumbu tajam seperti makanan yang berminyak dan
152
berbau lemak. Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi dan
yang mengandung zat tambahan (pengawet, pewarna dan penyedap
rasa) juga harus dihindarkan.
d) Memberikan terapi obat yaitu vitamin B6 yang berfungsi untuk
menurunkan keluhan atau gangguan mual dan muntah bagi ibu hamil
dan juga membantu dalam sintesa lemak untuk pembentukan sel darah
merah. Vitamin B1 dan B2 berfungsi untuk mempertahankan
kesehatan saraf, jantung, otot, serta meningkatkan pertumbuhan dan
perbaikan sel.
(Rukiyah dan Yulianti, 2010;hal. 122-125).
2) Menurut tinjauan kasus
Pada kasus ini, pelaksanaan dari rencana asuhan sebelumnya adalah :
1. Tanggal 07 April 2015
a. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ia saat ini dalam
kondisi kurang baik, tekananan darah 90/70 mmHg, Nadi : 90
x/menit, pernapasan : 20 x/menit, suhu : 37,8o
C dan Melakukan
pemeriksaan haemoglobin untuk mengetahui kadar haemoglobin
tetapi kadar Hb ibu 10,6 gr% (kurang darah), namun hal itu normal
terjadi dikarenakan ibu mengalami mual muntah berlebih sehingga
asupan nutrisi menjadi berkurang.
b. Menjelaskan pada ibu mengenai masalah yang ibu alami saat ini
adalah hiperemesis gravidarum atau mual muntah yang berlebih
yang menyebabkan ibu lemas dan aktivitas sehari – hari terganggu
153
dan dapat berakibat pada pertumbuhan janin yang ada dalam
kandungan ibu.
c. Mengajarkan pada ibu penanganan masalah yang dialami ibu dengan
makan sedikit tapi sering, makan dan minum sewaktu masih hangat,
makan roti kering sebelum bangun dari tempat tidur, dan banyak
minum air putih agar tidak dehidrasi, serta menghindari minuman
kopi dan soda untuk mencegah peningkatan asam lambung.
d. Memberitahu ibu untuk menghindari makanan dan minuman
mengakibatkan mual seperti makanan yang berminyak, berlemak
dan pedas seperti makanan yang digoreng, rujak dan makanan
bersantan.
e. Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan diri dengan mengganti
baju dan celana dalam minimal 2 kali sehari atau saat lembab dan
menjaga kebersihan mulutnya.
f. Memberitahu ibu untuk istirahat cukup dengan tidur ± 6-8 jam pada
malam hari dan ± 1-2 jam pada siang hari..
g. Memberitahu ibu tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil yaitu dengan
memenuhi kebutuhan seperti mengkonsumsi karbohidrat yaitu didapat
dari nasi, jagung, kentang dan umbi-umbian. Mengkonsumsi protein
nabati seperti tahu dan tempe, protein hewani yaitu daging, ikan dan
telur, mengkonsumsi sayuran hijau seperti kangkung, bayam, daun
katuk, yang banyak mengandung serat dan zat besi, vitamin dari buah-
buahan yang cukup, air dan mineral.
154
h. Memberitahu ibu manfaat terapi obat dan vitamin yang diberikan oleh
bidan yaitu, parasetamol untuk mengurangi rasa pusing yang diminum 3
kali sehari; antasida untuk mengurangi nyeri ulu hati yang diminum 3
kali sehari sebelum makan; dan vitamin B6 untuk mengurangi mual dan
muntah yang diminum 3 kali sehari sebelum makan.
i. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan TM I yaitu
hiperemesis gravidarum (Mual-muntah yang berlebih sampai
mempengaruhi keadaan ibu lemah, dehidrasi, dan tekanan darah
menurun, nadi meningkat), demam tinggi, sakit kepala hebat,
perdarahan pervaginam, nyeri perut yang hebat dan sakit kepala yang
hebat.
2. Tanggal 10 April 2015
a. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu sudah
mulai membaik dengan tekanan darah : 110/70 mmHg, Nadi : 90x/menit,
pernapasan: 22x/menit, suhu : 37,2o
c.
b. Mengingatkan kembali pada ibu cara menangani masalah yang ia alami
yaitu dengan makan sedikit tapi sering, makan dan minum sewaktu masih
hangat, makan roti kering sebelum bangun dari tempat tidur, dan banyak
minum air putih agar tidak dehidrasi, serta menghindari minuman kopi
dan soda untuk mencegah peningkatan asam lambung; selain itu banyak
mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi untuk
155
mencegah anemia atau kurang darah seperti sayuran hijau, daging, hati
ataupun telur
c. Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga personal hygene dengan mandi 2
kali sehari, menggosok gigi 2 kali sehari, mengganti celana dalam setiap
saat lembab.
d. Mengingatkan ibu untuk tetap banyak istirahat ± 6-8 jam pada malam hari
dan ± 1-2 jam pada siang hari serta mengurangi kerja berat.
e. Mengingatkan ibu tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil yaitu dengan
memenuhi kebutuhan seperti mengkonsumsi karbohidrat yaitu didapat
dari nasi, jagung, kentang dan umbi-umbian. Mengkonsumsi protein
nabati seperti tahu dan tempe, protein hewani yaitu daging, ikan dan
telur, mengkonsumsi sayuran hijau seperti kangkung, bayam, daun katuk,
yang banyak mengandung serat dan zat besi, vitamin dari buah-buahan
yang cukup, air dan mineral.
f. Mengaingatkan ibu untuk tetap melanjutkan terapi obat yang telah
diberikan agar kondisi ibu semakin membaik.
3. Tanggal 12 April 2015
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan secara fisik bahwa ia dalam kondisi
yang sudah mulai membaik, tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi :
86x/menit Pernapasan : 20x/menit, suhu : 37,0o
C.
b. Memastikan kebutuhan nutrisi ibu apakah tercukupi atau tidak
c. Memastikan kecukupan kebutuhan istirahat ibu
d. Memastikan personal hygene ibu
156
e. Memastikan ibu tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil
f. Memastikan ibu untuk tetap mengonsumsi obat yang diberikan bila
keluhan timbul kembali.
4. Tanggal 16 April 2015
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ia dalam kondisi membaik,
tekanan darah 110/70 mmHg Nadi : 86x/menit Pernapasan : 20x/menit,
suhu: 37,0o
C dan kadar Hb ibu 10,8gr%.
b. Mengevaluasi kebutuhan nutrisi ibu dengan menanyakan makanan yang
telah dikonsumsi.
c. Mengevaluasi kebutuhan istirahat ibu pada siang hari dan malam hari
d. Mengevaluasi personal hyegene ibu.
e. Menanyakan kepada ibu tentang ke butuhan nutrisi ibu hamil.
f. Menanyakan ibu tentang pengetahuan tanda bahaya kehamilan TM I.
g. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang sewaktu – waktu bila keluhan
ibu bertambah.
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak terdapat
kesenjangan karena asuhan sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana
asuhan.
157
4.7 Evaluasi
1) Menurut tinjauan teori
Pada langkah ini, dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang telah
diberikan. Hal yang dievaluasi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi
dan mengatasi diagnosa dan masalah yang telah diidentifikasi
(Hani,2011;hal.103.).
2) Menurut tinjauan kasus
Pada kasus ini, evaluasi dari asuhan yang telah dilaksanakan adalah :
1. Tanggal 07 April 2015
a. Ibu mengerti bahwa saat ini ia dalam kondisi kurang baik
b. Ibu mengerti bahwa ia mengalami mual muntah berlebih yang
dialaminya dapat mengganggu pertumbuhan janinnya
c. Ibu mengerti bagaimana cara menangani masalah yang sedang ibu
hadapi
d. Ibu mengerti dan akan mengehindari makanan yang membuat mual
e. Ibu mengerti dan bersedia untuk menjaga kebersihan dirinya
f. Ibu mengerti dan bersedia untuk istirahat cukup
g. Ibu mengerti tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil.
h. Ibu mengerti manfaat terapi obat yang diberikan oleh bidan dan
waktu meminumnya.
i. Ibu megerti tentang tanda bahaya kehamilan TM I.
j. ibu mengerti tentang kunjungan ulang.
158
2. Tanggal 10 April 2015
a. Ibu menegerti tentang hasil pemeriksaan masih dalam kondisi kurang
baik dan ibu mengerti hasil pemeriksaan kadar Hb ibu 10,6 gr%
b. Ibu mengatakan telah dapat menangani mual muntah yang ia alami,
meski terkadang masih merasa mual, dan akan mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat besi
c. Ibu mengatakan telah mulai menjaga istirahatnya dengan tidur ± 6
jam pada malam hari dan ± 1 jam pada siang hari
d. Ibu mengatakan telah menjaga personal hygene.
e. Ibu mengatakan telah megerti tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil.
f. Ibu mengatakan telah mengonsumsi obat yang diberikan secara rutin
3. Tanggal 12 April 2015
a. Ibu mengerti bahwa kondisinya sudah membaik
b. Ibu telah mencukupi kebutuhan nutrisinya dengan sedikit
mengonsumsi nasi dan sayur pada siang hari, dan makanan kering
seperti roti
c. Ibu telah mengatakan mencukupi kebutuhan istirahatnya dengan tidur
malam ± 6 jam dan siang ± 1 jam
d. Ibu telah menjaga personal hygene dengan baik.
e. ibu telah mengerti tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil.
f. Ibu tetap mengonsumsi obat bila keluhan timbul kembali
4. Tanggal 16 April 2015
a. Ibu mengerti hasil pemeriksaan dan ia dalam kondisi baik
159
b. Ibu telah mengonsumsi nasi dan sayur sebanyak 3 porsi sekali dalam
sehari pada siang hari, dan sering mengonsumsi makanan ringan dan
kering seperti roti dan biskuit.
c. Ibu telah memenuhi kebutuhan istirahatnya dengan tidur malam ± 7
jam dan ± 1 jam pada siang hari.
d. Ibu telah mejaga kebersihan diri dengan mandi 2x sehari mengganti
celana dalam pada setiap saat lembab.
e. Ibu telah mengerti tentang tanda bahaya kehamilan seperti hiperemesis
gravidarum (mual-muntah yang berlebih memperngaruhi keadaan ibu
lemah mengganggu aktivitas keseharian ibu, dengan tekanan darah
menurun dan nadi meningkat), sakit kepala hebat, sakit perut yang
hebat, perdarahan lewat jalan lahir dan demam tinggi.
f. ibu mengerti tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil yaitu dengan
memenuhi kebutuhan seperti mengkonsumsi karbohidrat yaitu didapat
dari nasi, jagung, kentang dan umbi-umbian. Mengkonsumsi protein
nabati seperti tahu dan tempe, protein hewani yaitu daging, ikan dan
telur, mengkonsumsi sayuran hijau seperti kangkung, bayam, daun
katuk, yang banyak mengandung serat dan zat besi, vitamin dari buah-
buahan yang cukup, air dan mineral.
g. Ibu mengerti kapan harus kunjungan ulang.
160
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak terdapat
kesenjangan karena asuhan yang diberikan dapat dikatakan berhasil.
Keluhan yang dirasakan dan dialami oleh Ny. N telah berkurang seperti
tidak muntah lagi, meskipun terkadang masih merasakan mual. Keadaan
umum membaik, dan ibu telah dapat beraktifitas ringan kembali.
161
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil terhadap Ny. N umur
27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu (pada tanggal 07 april 2015)
dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPS Evi Andriani Amd.Keb
Bandar Lampung tahun 2015. Maka penulis dapat mengambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
5.1.1 Penulis telah melaksanakan pengkajian data terhadap Ny. N umur 27
tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu (pada tanggal 07 April 2015)
dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat I yang terdiri dari data
subjektif ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang pertama belum
pernah melahirkan dan mengalami keguguran,HPHT : 10 Februari 2015
TP : 17-11-2015, ibu mengatakan mual-muntah, lemas, pusing setiap
kali makan ± 7 kali, nyeri ulu hati hingga mengganggu aktivitas dan
khawatir akan kondisinya. Dan data obyektif keadaan umum ibu :
lemah, keadaan emosional stabil, kesadaran compos mentis, TD : 90/70
mmHg, Nadi : 90 x/menit, Pernapasan : 20x/menit, Suhu : 37,80
c, BB
sekarang 43 kg BB sebelum hamil : 45 kg, muka pucat bibir kering,
lidah kotor, kelopak mata cekung. Pengkajian tersebut telah dilakukan
162
terhadap Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu dengan
Hiperemesis gravidarum tingkat I.
5.1.2 Penulis telah melakukan interpretasi data berdasarkan pengumpulan
data dengan menentukan diagnosa kebidanan ibu hamil yaitu Ny. N
umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu (pada tanggal 07 april
2015) dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat I. Masalah dalam kasus
ini adalah mual-muntah, lemas, pusing setiap kali makan ± 7 kali, nyeri
ulu hati hingga mengganggu aktivitas. dan kebutuhan yang diperlukan
ibu adalah penanganan mengenai masalah yang sedang ia alami.
5.1.3 Pada kasus ini diagnosa atau masalah potensial yang muncul
adalah Hiperemesis Gravidarum tingkat II, namun hal ini tidak sampai
terjadi Ny. N dapat melakukan asuhan apa yang telah dianjurkan oleh
bidan, sehingga tidak sampai terjadi komplikasi yang tidak diinginkan.
5.1.4 Pada kasus ini, tindakan segera yang penulis lakukan adalah
memberikan Diet Hiperemesis III untuk mendapatkan penangan segera
bila keadaan Ny. N semakin memburuk seperti rujuk dan kolaborasi
dengan dr.obgyn.
5.1.5 Pada kasus ini penulis telah memberikan rencana asuhan kepada Ny. N
umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu (pada tanggal 07 april
2015) dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat I yaitu beritahu ibu
mengenai hasil pemeriksaan, beritahu ibu mengenai keluhan yang
dialami ibu saat ini, beritahu ibu cara mengatasi mual-muntah yang
dialami ibu saat ini, beritahu mengenai diet HEG III, beritahu ibu
163
mengenai kebutuhan istirahat, beritahu ibu mengenai tanda bahaya
kehamilan, pantau keadaan ibu beritahu ibu mengenai pemberian obat,
menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada Ny. N umur 27 tahun
G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu dengan Hiperemesis gravidarum
tingkat I dengan kebutuhan ibu saat ini, penanganan dengan keluhan
yang ibu rasakan saat ini.
5.1.6 Pada kasus ini, penulis telah melaksanakan rencana asuhan kebidanan
terhadap Ny. N umur 27 tahun G1P1A0 usia kehamilan 8 minggu
dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat I yaitu memberitahu ibu
tentang hasil pemeriksaan, memberitahu kepada ibu bahwa mual-
muntah yang dialami ibu saat ini disebut Hiperemesis gravidarum,
memberitahu kepada ibu cara mengatasi mual-muntah yaitu mengubah
pola makan sehari-hari dengan makan makanan dalam jumlah kecil
tetapi lebih sering, memberitahu ibu diet HEG III, memberitahu kepada
ibu mengenai kebutuhan istirahat, memberitahu kepada ibu mengenai
tanda-tanda bahaya pada kehamilan TM I, memantau keadaan ibu,
memeberitahu kepada ibu mengenai terapi obat untuk mengatasi mual
muntah yang berlebih, menganjurkan kepada ibu untuk kunjungan
ulang ketenaga kesehatan.
5.1.7 Pada kasus ini, penulis telah mengevaluasi (pada tanggal 16 April 2015)
berdasarkan hasil asuhan yang telah dilakukan terhadap Ny. N umur 27
tahunG1P0A0 usia kehamilan 8 minggu dengan Hiperemesis
Gravidarum tingkat I. Keadaan umum mulai membaik, mual berkurang,
164
muntah dan nyeri ulu hati menghilang, dan telah dapat melakukan
aktifitas ringan kembali.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi institusi pendidikan
Dapat menjadi sumber bacaan untuk menambah informasi dan ilmu
pengetahuan bagi mahasiswa serta acuan untuk penelitian selanjutnya
dengan lebih meningkatkan keefektifan dalam belajar, pengetahuan,
kemampuan dan ketrampilan mahasiswa dalam mengaplikasikan studi
yang telah didapatkan, serta untuk melengkapi sumber-sumber buku
perpustakaan sebagai bahan informasi dan referensi yang penting dalam
mendukung pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
5.2.2 Bagi lahan praktek
Memberikan informasi dan menjadi bahan masukan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada ibu hamil khususnya dengan masalah
Hiperemesis Gravidarum tingkat I secara komprehensif berdasarkan
kewenangan bidan dalam memberikan pelayanan.
5.2.3 Bagi pasien dan masyarakat khususnya ibu hamil
Menambah informasi dan pengetahuan khususnya bagi ibu hamil
mengenai Hiperemesis Gravidarum tingkat I untuk mendeteksi dini
adanya penyulit kehamilan atau tanda- tanda bahaya kehamilan sehingga
bila ada komplikasi dapat segera diatasi.
165
DAFTAR PUSTAKA
Arisman.2009. Gizi dalam daur kehidupan pada masa kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika.
Ayu, Ida Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan, dan
KB.Jakarta: EGC.
Dewi, Lia Nanny vivian. 2012. Asuhan Kehamilan untuk kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika.
Elisabet,walyani.2015.Asuhan Kebidana Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka
Baru.
Fadlun & Achmad Feryanto. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta:
Salemba Medika.
Hani,Ummi.2011.Asuhan Kebidanan Padsa Kehamilan Fisiologis. Jakarta :
Salemba Medika.
Kesehatan ibu.2015.kesehatan ibu tahun 2015.http://www.go.id.diunduh tanggal 2
juli 2015 pukul 13.00 WIB.
Buku Profil kesehatan Profinsi lampung. 2015. karakteristik ibu hamil yang
mengalami hiperemesis gravidarum.www.horsonosites.com.diunduh pada
tanggal 2 juli 2015 pukul 13.30 WIB.
Jannah, Nurul. 2012.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: C.V
ANDI OFFSET.
Mitayani.2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo,soekidjo.2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineke Cipta
.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu kebidanan. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Rukiyah, Ai Yeyeh & Lia Yulianti.2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi
Kebidanan). Jakarta: Trans Info Media.
166
Runiari, Nengah. 2010. Asuhan keperawatan pada klien dengan
hiperemesis Sgravidarum : penerapan konsep dan teori keperawatan. Jakarta
: Salemba Medika.
Soepardan, Soeryani. 2008. Konsep kebidanan. Jakarta : EGC.
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.
167
168
Gambar 1.1 Menimbang berat badan ibu
169
Gambar 1.2 Melakukan pemeriksaan tanda tanda vital ibu
170
Gambar 1.3 Melakukan konseling kepada ibu
171
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
DISUSUN OLEH :
Epta Mayasari
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
2015
172
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Topik : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan
hiperemesis gravidarum
Sub pokok : Hiperemesis Gravidarum
Hari : Rabu
Pembicara : Epta Mayasari
Tanggal : 07 April tahun 2015
Sasaran : Ibu Hamil
Karakteristik : Ibu Yang Sedang Hamil
Jumlah : 1 Orang
Tujuan Umum : Diharapkan peserta penyuluhan mengerti
tentang hiperemesis gravidarum.
Tujuan khusus :
1. Diharapkan ibu mengerti tentang
Hiperemesis Gravidarum.
2. Diharapkan ibu mengerti tentang tanda
gejala hiperemesis gravidarum.
3. Diharapkan ibu mengetahui cara
mengatasi hiperemesis gravidarum
173
MATERI
1. Pengertian Hiperemesis Gravidarum
2. Tanda gejala hiperemesis gravidarum
3. Cara mengatasi Hiperemesis Gravidarum
METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
Media : Leaflet
KEGIATAN
NO MATERI KEGIATAN
1 Pembukaan
(3 menit)
1. Mengucapkan salam
2. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus
3. Menyampaikan waktu/kontrak waktu yang akan
digunakan dan mendiskusikan dengan peserta
4. Memberikan sedikit gambaran mengenai informasi
yang akan disampaikan.
2 Proses
(20 menit)
1. Menjelaskan pengertian hiperemesis gravidarum
2. Memberitahu tanda gejala hiperemesis gravidarum
4. Menjelaskan cara mengatasi hiperemesis gravidarum
3 Penutup
(5 menit)
1. Penyuluh mengucapkan terima kasih atas perhatian
peserta
2. Mengucapkan salam penutup.
174
Lampiran materi
Pendahuluan
Hiperemesis Gravidarum dapat menyebabkan cadangan kerbohidrat habis pakai
dipakai untuk keperluan energi, sehingga pembakaran tubuh beralih pada
cadangan lemak dan protein. Karena pembakaran lemak kurang sempurna
terbentuklah badan keton didalam darah yang dapat menambah beratnya gejala
klinik (Manuaba, h. 229)
Melalui muntah maka sebagian isi lambung dikeluarkan beserta elektrolit, kalium,
dan kalsium. Penurunan kalium dalam keseimbangan tubuh menambah mual
muntahnya semakin bertambah.
Materi penyuluhan
Pengertian Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada ibu hamil,
seorang ibu menderita hiperemesis gravidarum jika seorang ibu memuntahkan
segala yang dimakan dan diminumnya sehingga berat badan ibu menurun, turgor
kulit kurang, dan mata terlihat cekung.tidak jelas, akan tetapi muntah yang
menimbulkan gangguan kehidupan sehari – hari dan dehidrasi memberikan
petunjuk bahwa wanita hamil telah memerlukan perawatan yang intensif.
Beberapa faktor predisposisi dan factor lain yang menyebabkan hiperemesis
gravidarum yaitu:
175
Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, factor adaptasi
dan hormonal, pada wanita hamil yang kekurangfan darah akan lebih sering
terjadi hiperemesis gravidarum.
Tanda dan Gejala Hiperemesis Gravidarum
Batas antara mual dan muntah dalam kehamilan yang masih fisiologis dengan
hiperemesis gravidarum.Menurut wiknjosastro (2005), hiperemesis berdasarlan
berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 tingkatan, yaitu:
1. Tingkatan I ringan, ditandai dengan muntah terus – menerus yang
mempengaruhi keadaan umum penderita, ibuy merasa lemah, nafsu makan
tidak ada, berat badan menurun, dan nyeri epigastrium. Nadi meningkat
100/menit, tekana darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah
mengering dan mata cekung.
2. Tingkatan II sedang, penderita terlihat lebih lemah dan apatis, turgor kulit
Lebih mengurang lidah mongering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat,
suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris. Berat badan menurun, mata
cekung, aseton dapat tercium, dalam hawa pernafasan,karena mempunyai
aroma yang khas dan dapt pula di temukan dalam kencing.
3. Tingkat III, Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadran menurun
dan samnolen sampa koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi
menurun. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai
ensefalopati. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan,
termasuk vitamin B komplek.
176
Cara Penanganan Hiperemesis Gravidarum
1. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang- kadang muntah
merupakan gejala yang normal pada kehamilan muda dan akan hilang
setelah kehamilan 4 bulan.
2. Menganjurkan ibu dipagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung
terburu-buru bangun, cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri
bangun, bila merasa mual bangun tidur pagi makanlah snak atau biscuit
sebelum mencoba untuk berdiri.
3. Menganjurkan kepada ibu untuk banyak minum air putih atau jus agar
tidak dehidrasi serta hindari minuman yang mengandung kafein dan
karbohidrat seperti kopi dan minuman yang bersoda.
4. Menganjurkan kepada ibu untuk menghindari makanan yang berminyak,
berlemak dan pedas sepeti makanan yang yang digoreng, rujak, makanan
bersantan karena dapat memperburuk rasa mual.
5. Memberikan ibu Vit.C dan Mediamer B6
6. Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukcup seperti tidur siang
1-2 jam dan pada malam hari 8 jam, serta menganjurkan kepada ibu agar
tidak terlalu capek dan banyak fikiran.
Evaluasi
Jenis : Tanya jawab
Bentuk : Secara lisan
Jumlah : 3 soal
177
Pertanyaan :
1. Jelaskan pengertian hiperemesis gravidarum
2. Sebutkan tanda gejala hiperemesis gravidarum
3. Jelaskan cara mengatasi hiperemesis gravidarum
113
112

More Related Content

PDF
Kti dian eka putri
PDF
Kti epit desmawati
PDF
Kti ratna juwita
PDF
PDF
PDF
Kti warini
PDF
Kti siti maysaroh
PDF
Kti italia
Kti dian eka putri
Kti epit desmawati
Kti ratna juwita
Kti warini
Kti siti maysaroh
Kti italia

What's hot (18)

PDF
Kti dwi fransiska
PDF
PDF
Kti anissa dwi jayanti
PDF
Kti intan widari
PDF
Kti yesi triyani safitri
PDF
Kti mei galuh
PDF
Ktiindahsetianingrum
PDF
Kti tia desta andriani
PDF
Kti linda wati
PDF
Kti armayani
PDF
Kti rizky febrimaissita ramadhan
PDF
Kti rukmaini
PDF
85805824 asuhan-kebidanan(1)
PDF
Kti arinda risky wulandari
PDF
Laporan tugas akhir Nengah Nilawati
PDF
Kti tri wahyuni
Kti dwi fransiska
Kti anissa dwi jayanti
Kti intan widari
Kti yesi triyani safitri
Kti mei galuh
Ktiindahsetianingrum
Kti tia desta andriani
Kti linda wati
Kti armayani
Kti rizky febrimaissita ramadhan
Kti rukmaini
85805824 asuhan-kebidanan(1)
Kti arinda risky wulandari
Laporan tugas akhir Nengah Nilawati
Kti tri wahyuni
Ad

Similar to Kti efta mayasari (20)

PDF
Kti rukmaini
PDF
Kti rukmaini
PDF
Resti fiks fdf
PDF
Kti nova rianti
PDF
Kti intan fariz ulva
PDF
Kti yenni kurniati
PDF
Kti komariah
PDF
Kti reny nurul andriyani
PDF
Kti lilis anggraini
PDF
Betha almyra grenada yudina
PDF
Kti nurul amalia
PDF
Kti ida farida
PDF
Kti reni sapitria
PDF
Kti tri wahyuni
PDF
Kti tri wahyuni
PDF
Kti tri wahyuni
PDF
Kti metta selani
PDF
Dika anggun sari
PDF
Kti geta anggawa
PDF
Kti rani permayana
Kti rukmaini
Kti rukmaini
Resti fiks fdf
Kti nova rianti
Kti intan fariz ulva
Kti yenni kurniati
Kti komariah
Kti reny nurul andriyani
Kti lilis anggraini
Betha almyra grenada yudina
Kti nurul amalia
Kti ida farida
Kti reni sapitria
Kti tri wahyuni
Kti tri wahyuni
Kti tri wahyuni
Kti metta selani
Dika anggun sari
Kti geta anggawa
Kti rani permayana
Ad

Recently uploaded (20)

PPTX
Konsep & Strategi Penyusunan HPS _Pelatihan "Ketentuan TERBARU Pengadaan" (...
PDF
[1]_120325_Penyamaan Persepsi Kepmen 63_M_KEP_2025.pdf
PPTX
SEJARAH BENDERA MERAH PUTIH - MATERI PRAMUKA
PDF
Digital Statecraft Menuju Indonesia Emas 2045: Diplomasi Digital, Ketahanan N...
PPT
Kamera foto dan editing foto pengenalan fotografi
PDF
GUIDE BOOK DMH SCHOLARSHIP...............................
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PJOK Kelas X Terbaru 2025
PDF
System Requirement Enterprise Resource Planning Jasa Penulisan dan Pembuatan ...
PPTX
! Keterampilan Digital dalam orgnasisasi.pptx
PDF
LK Modul 3 - Menentukan Pengalaman Belajar Herpina Indah Permata Sari (2).pdf
PDF
Laporan On The Job TRaining PM KS Siti Hikmah.pdf
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PKWU Rekayasa Kelas 12 SMA Terbaru 2025
PPTX
1. Bhn Tayang,Kebijaka,Deep Learning,AI & Koding.pptx
PDF
System Requirement Enterprise Resource Planning Peternakan Ayam dan Daftar Ju...
PPTX
Rancangan Aktualisasi Latsar CPNS Kementerian Agama 2025.pptx
PDF
AI-Driven Intelligence and Cyber Security: Strategi Stabilitas Keamanan untuk...
PDF
RPP PEMBELAJARAN MENDALAM BAHASA INDONESIA _SariIndah_DEWI SINTA (1).pdf
PDF
2021 KREATIFITAS DNA INOVASI DALAM BERWIRAUSAHA.pdf
PPTX
Perubahan Pengertian_Istilah _Pelatihan "Ketentuan TERBARU Pengadaan Pemerin...
PDF
Tren dan Isu Kebutuhan Soft Skill dan Hard Skill Tenaga Kesehatan di RS - dr....
Konsep & Strategi Penyusunan HPS _Pelatihan "Ketentuan TERBARU Pengadaan" (...
[1]_120325_Penyamaan Persepsi Kepmen 63_M_KEP_2025.pdf
SEJARAH BENDERA MERAH PUTIH - MATERI PRAMUKA
Digital Statecraft Menuju Indonesia Emas 2045: Diplomasi Digital, Ketahanan N...
Kamera foto dan editing foto pengenalan fotografi
GUIDE BOOK DMH SCHOLARSHIP...............................
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PJOK Kelas X Terbaru 2025
System Requirement Enterprise Resource Planning Jasa Penulisan dan Pembuatan ...
! Keterampilan Digital dalam orgnasisasi.pptx
LK Modul 3 - Menentukan Pengalaman Belajar Herpina Indah Permata Sari (2).pdf
Laporan On The Job TRaining PM KS Siti Hikmah.pdf
Modul Ajar Deep Learning PKWU Rekayasa Kelas 12 SMA Terbaru 2025
1. Bhn Tayang,Kebijaka,Deep Learning,AI & Koding.pptx
System Requirement Enterprise Resource Planning Peternakan Ayam dan Daftar Ju...
Rancangan Aktualisasi Latsar CPNS Kementerian Agama 2025.pptx
AI-Driven Intelligence and Cyber Security: Strategi Stabilitas Keamanan untuk...
RPP PEMBELAJARAN MENDALAM BAHASA INDONESIA _SariIndah_DEWI SINTA (1).pdf
2021 KREATIFITAS DNA INOVASI DALAM BERWIRAUSAHA.pdf
Perubahan Pengertian_Istilah _Pelatihan "Ketentuan TERBARU Pengadaan Pemerin...
Tren dan Isu Kebutuhan Soft Skill dan Hard Skill Tenaga Kesehatan di RS - dr....

Kti efta mayasari

  • 1. 1 ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP NY.N UMUR 27 TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 8 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT I DI BPS EVI ANDRIANI, Amd.Keb BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH DISUSUN OLEH EPTA MAYASARI 201207079 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG 2015
  • 2. 2 ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP NY.N UMUR 27 TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 8 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT I DI BPS EVI ANDRIANI, Amd.Keb BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH Karya Tulis Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Profesi Ahli Madya Kebidanan Prodi DIII Kebidanan Akbid Adila Bandar Lampung DISUSUN OLEH EPTA MAYASARI 201207079 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG 2015 i
  • 3. 3 PENGESAHAN Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan Adila pada : Hari : Rabu Tanggal : 08 Juli 2015 Penguji I Penguji II Andhesty S, S.ST M.Kes Vionita Gustianto,S.ST NIK. 0230099002 NIK. 2015021054 Direktur Akademi Kebidanan ADILA Bandar Lampung dr. Wazni Adila, MPH NIK.2011041008 ii
  • 4. 4 CURRICULUM VITAE Nama : EPTA MAYASARI Nim : 201207079 Tempat/tanggal lahir : Tri Tunggal Jaya, 23 Mei 1994 Alamat : Desa Tri Tunggal Jaya, RT/RW: 004/003 Penawartama, Tulang Bawang Institusi : Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung Angkatan : Ke VII RIWAYAT PENDIDIKAN 1. TK Bhakti Pertiwi Tri Tunggal Jaya 2001 2. SDN 01 Tri Tunggal Jaya Penawartama Tulang Bawang 2006 3. SMPN 01 Penawartama Tulang Bawang 2009 4. SMAN 01 Penawartama Tulang Bawang 2012 5. Penulis Sekarang terdaftar sebagai mahasiswa Akademi Kebidanan ADILA Bandar Lampung Sejak Tahun 2012 hingga sekarang. iii
  • 5. 5 MOTTO Optimislah dalam berusaha, karna orang yang optimis mudah melewati jalan yang sempit dan sulit. iv
  • 6. 6 PERSEMBAHAN Puji syukur penulis ucapkan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu mendampingi setiap langkah penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Study kasus ini, dan dibalik penyelesaian tugas ini tidak lupa penulis memberikan persembahan kepada orang-orang yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. 1 Terima kasih untuk bapak tersayang (Mujiono) dan ibu tercinta (Nur Fatimah) yang selalu memberikan semangat dan mendoakan setiap kegiatan apapun yang terbaik bagi penulis serta selalu mengharapkan setiap keberhasilan yang penulis lakukan. 2 Adik - adiku tercinta Muhammad Andika dan Putri indah Rahmadani yang selalu memberikan semangat dalam segala hal kepada penulis. 3 Teman-teman angkatan yang selalu ada dalam kebersamaan, saling memberikan semangat belajar untuk menyelesaikan perkuliahan. 4 Pembimbing Akademik ku yang selalu membimbingku, memberikan nasehat dan ilmu nya tanpa pamrih ibu Risa Aryantri M.Si dan ibu Margareta Rinjani, S.ST 5 Almamater tercinta Akademi kebidanan ADILA Bandar lampung sebagai tempat penulis menuntut ilmu selama tiga tahun. v
  • 7. 7 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan kebidanan ibu hamil terhadap ny.N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu dengan hiperemesis gravidarum tingkat I di BPS Evi andriani, Amd.Keb Bandar lampung Tahun 2015. Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan berkat bantuan berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. dr. Wasni Adila, MPH selaku direktur Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung dan Pembimbing Akademik 2. Risa Aryantri M.Si dan Margareta Rinjani,S.ST selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah 3. Bidan Evi Andriani, Amd.Keb yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di BPS Evi Andriani, Amd.Keb Bandar Lampung 4. Seluruh Staf dan Dosen Akademi Kebidanan ADILA Bandar Lampung 5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tuis Ilmiah ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat ditulis satu persatu. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis telah berusaha sungguh– sungguh untuk menyelesaikannya, dengan harapan dapat bermanfaat bagi penelitian khususnya dan pihak - pihak yang membutuhkan. Namun meski demikian, penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Bandar Lampung, Juni2015 Penulis vi
  • 8. 8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.......................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN................................................................ ii INTI SARI.......................................................................................... iii CURRICULUM VITAE.................................................................... iv MOTTO ............................................................................................. v PERSEMBAHAN .............................................................................. iv KATA PENGANTAR........................................................................ vii DAFTAR ISI...................................................................................... viii DAFTAR TABEL .............................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN...................................................................... x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 2 1.3 Tujuan Masalah.................................................................. 3 1.4 Ruang Lingkup................................................................... 4 1.5 Manfaat Penelitian ............................................................. 5 1.6 Metodelogi dan Teknik Memperoleh Data.......................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan teori medis........................................................... 7 2.2 Tinjauan teori asuhan kebidanan ........................................ 51 2.3 Landasan hukum kewenangan bidan .................................. 73 BAB III TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian.......................................................................... 75 3.2 Matriks............................................................................... 84 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengkajian.......................................................................... 111 4.2 Interpretasi data.................................................................. 139 4.3 Diagnosa potensial ............................................................. 144 4.4 Tindakan segera.................................................................. 145 4.5 Perencanaan ....................................................................... 146 4.6 Pelaksanaan........................................................................ 149 4.7 Evaluasi ............................................................................. 155 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ....................................................................... 159 5.2 Saran ................................................................................. 162 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii
  • 9. 9 DAFTAR TABEL Table 2.1 Bentuk Uterus menurut usia Kahamilan ............................... 11 Table 2.2 Tinggi fundus uteri (TFU) menurut penambahan per tiga jari 12 Table 2,3 Komponen pertambahan berat badan ibu hamil .................... 22 Table 2.4 Pemberian suntikan TT......................................................... 34 Tabel 2.5 Ketidaknyamanan masa hamil pada trimester pertama dan cara mengatasinya ............................................................... 35 Tabl 3.1 Matriks .................................................................................. 81 viii
  • 10. 10 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat izin permohonan pengambilan data Lampiran 2 : Surat izin pengambilan data serta melakukan asuhan Lampiran 3 : Dokumentasi Lampiran 4 : SAP dan Leaflet Lampiran 5 : Lembar konsul ix
  • 11. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menurut defenisi WHO (World Health Organitation) Kematian maternal merupakan kematian seorang wanita waktu hamil atau 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apa pun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan (Prawirohardjo, 2009;hal.7). kematian maternal tidak bergantung pada tempat atau usia kehamilan. Dimana indikator yang umum digunakan dalam kematian maternal adalah Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rasio) yaitu jumlah kematian ibu dalam 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mencerminkan resiko obstetrik yang dihadapi oleh seorang ibu sewaktu ia hamil. Jika ibu tersebut hamil beberapa kali, resikonya meningkat dan digambarkan sebagai resiko kematian ibu sepanjang hidupnya, yaitu probabilitas menjadi hamil dan probabilitas kematian karena kehamilan sepanjang masa reproduksi. Kematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan tidak langsung. Kematian ibu langsung adalah sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan, atau masa nifas dan segala intevensi atau penanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut. Kematian ibu tidak langsung merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyulit yang timbul sewaktu kehamilan terjadinya gestosis (Prawirohardjo, 2010;hal.53-54).
  • 12. 2 Di Indonesia, berdasarkan perhitungan oleh Departemen Kesehatan RI diperoleh AKI tahun 2007 sebesar 248/100.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan AKI tahun 2002 sebesar 307/100.000 kelahiran hidup, AKI tersebut sudah jauh menurun, namun masih jauh dari target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 (102/100.000 kelahiran hidup) (Efendy, 2009; hal. 205) Berdasarkan data propinsi lampung tahun 2010 dari 182.815 ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum sebesar 60-50% (95.826) yang berlanjut menjadi hiperemesis gravidarum mencapai 10-15% (25.500 orang), sedangkan di kota bandar lampung yang mengalami hiperemesis gravidarum sebanyak 25% dari 22,791 orang (profildinkes tahun 2015). Menurut Sastrawinata dalam Rukiyah dan Yulianti (2010;hal.118.) dikatakan bahwa salah satu masalah yang terjadi pada masa kehamilan, yang bisa meningkatkan derajat kesakitan dan rasionalnya akan menjadi angka kematian maternal salah satunya terjadinya gestosis pada masa kehamilan atau penyulit yang khas pada masa kehamilan dan salah satu gestosis dalam kehamilan adalah Hiperemesis Gravidarum (mual-muntah yang berlebih hingga mempengaruhi keadaan umum ibu lemah, dehidrasi, nadi meningkat dan tekan darah menurun pada kehamilan TM I). Berdasarkan hasil studi kasus pendahuluan di BPS Evi Andriani Amd.Keb Bandar Lampung pada tanggal 07 April 2015, terdapat ibu hamil yang
  • 13. 3 berkunjung dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat I yaitu Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu (pada tanggal 07 april 2015). maka penulis melakukan pengkajian dan memberikan asuhan terhadap Ny. N dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat I dengan judul ”Asuhan kebidanan pada ibu hamil terhadap Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu (pada tanggal 07 april 2015) dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat I di BPS Evi Andriani Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2015”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan pada latar belakang diatas maka masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimanakah asuhan kebidanan pada ibu hamil terhadap Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu (pada tanggal 07 april 2015) dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPS Evi Andriani Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2015. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penulis dapat melakukan Asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat 1 terhadap Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu (pada tanggal 07 april 2015) di BPS Evi Andriani Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2015 sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
  • 14. 4 1.3.2 Tujuan Khusus 1.3.2.1 Penulis dapat melakukan pengumpulan data dasar terhadap Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu (pada tanggal 07 april 2015) dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPS Evi Andriani Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2015. 1.3.2.2 Penulis dapat melakukan interpretasi data dasar terhadap Ny.N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu (pada tanggal 07 april 2015) dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPS Evi Andriani Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2015. 1.3.2.3 Penulis dapat mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial terhadap Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu (pada tanggal 07 april 2015) dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPS Evi Andriani Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2015. 1.3.2.4 Penulis dapat mengidentifikasi kebutuhan yang membutuhkan penanganan segera terhadap Ny.N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu (pada tanggal 07 april 2015) dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPS Evi Andriani Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2015. 1.3.2.5 Penulis dapat merencanakan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan terhadap Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu (pada tanggal 07 april 2015) dengan Hiperemesis
  • 15. 5 Gravidarum Tingkat I di BPS Evi Andriani Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2015. 1.3.2.6 Penulis dapat melaksanakan rencana asuhan secara menyeluruh terhadap Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu (pada tanggal 07 april 2015) dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPS Evi Andriani Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2015. 1.3.2.7 Penulis dapat mengevaluasi hasil pelaksanaan asuhan sesuai kebutuhan terhadap Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu (pada tanggal 07 april 2015) dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPS Evi Andriani Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2015. 1.4 Ruang Lingkup 1.4.1 Sasaran Objek penelitian dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu (pada tanggal 07 april 2015) dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I. 1.4.2 Tempat Penelitian ini dilakukan di BPS Evi Andriani Amd.Keb Bandar Lampung.
  • 16. 6 1.4.3 Waktu Waktu penelitian ini dilakukan pada tanggal 07 April 2015 sampai dengan 16 April 2015. 1.5 Manfaat Penulisan Manfaat penulisan dalam karya tulis ini adalah : 1.5.1 Bagi Institusi Pendidikan Dapat menjadi sumber bacaan untuk menambah informasi dan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa serta acuan untuk penelitian selanjutnya. 1.5.2 Bagi Lahan praktik Dapat memberikan informasi dan menjadi bahan masukan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil khususnya dengan masalah Hiperemesis Gravidarum tingkat I Mengetahui perkembangan secara nyata dilapangan sesuai teori yang ada. 1.5.3 Bagi Pasien/Masyarakat Dapat menambah informasi dan pengetahuan khususnya bagi ibu hamil mengenai Hiperemesis Gravidarum tingkat I atau mual muntah yang berlebihan dan mengganggu aktivitas. 1.5.4 Bagi Penulis Dapat menambah informasi dan ilmu pengetahuan serta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama perkuliahan mengenai
  • 17. 7 asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat I secara langsung. 1.6 Metodologi dan Teknik Memperoleh Data 1.6.1 Metodologi penelitian Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmodjo,2005;hal.138). 1.6.2 Teknik memperoleh data Teknik yang digunakan untuk memperoleh data ada 2 cara, yaitu: 1. Data primer a. Anamnesa Anamnesa adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan–pertanyaan. Dalam penulisan karya tulis ini anamnesa yang dilakukan menggunakan cara auto anamnesa, yaitu anamnesa yang dilakukan kepada pasien langsung (Sulistyawati, 2010;hal.166.). b. Pengkajian Fisik pengkajian pada proses keperawatan atau tahap pengkajian atau pemeriksaan klinis dari sistem pelayanan terintegrasi, yang
  • 18. 8 prinsipnya menggunakan cara – cara yang sama dengan pengkajian fisik kedokteran, yaitu inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi (Prihardjo,2006;hal.2-3.) 2. Data sekunder a. Studi Pustaka metode pengumpulan data dengan mempelajari catatan tentang pasien yang ada (Notoatmodjo, 2005;hal.62). b. Studi Dokumentasi Semua bentuk dokumen baik yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan, yang ada dibawah tanggung jawab instansi resmi, misalnya laporan, statistik, catatan-catatan di dalam kartu klinik (Notoatmodjo, 2005;hal.62).
  • 19. 9 BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Medis 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Pengertian kehamilan Menurut Obstetri Ginekologi internasional, kehamilan di definisikan sebagai penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila di hitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional (Prawirohardjo, 2009; hal. 213). Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20-35 tahun. kehamilan dikatakan beresiko tinggi adalah kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun (Kumalasari, 2012;hal 9). Umur pasien dikaji untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat - alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun, rentan sekali terjadi perdarahan saat persalinan maupun nifas (walyani;2015;hal 118).
  • 20. 10 2.1.1.2 Tujuan asuhan kehamilan 1. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu dan tumbuh kembang janin. 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, serta sosial ibu dan bayi. 3. Menemukan secara dini adanya masalah/gangguan dan kemungkinan komplikasi yang terjadi selama masa kehamilan. 4. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat, baik ibu maupun bayi dengan trauma seminimal mungkin. 5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI eksklusif berjalan normal. 6. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam memilih bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal. Kunjungan Ante-natal Care (ANC) minimal : 1) satu kali pada trimester I ( usia kehamilan 0 – 13 minggu) 2) satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14 – 27 minggu) 3) dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28 – 40 minggu). (Sulistyawati, 2012;hal.4). Standar Pelayanan
  • 21. 11 Pelayanan ANC minimal 5T, meningkat menjadi 7T, dan sekarang menjadi 12T, sedangkan untuk daerah gondok dan endemik malaria menjadi 14T, yakni : 1) Ukur tinggi badan/berat badan 2) Ukur tekanan darah 3) Ukur tinggi fundus uteri 4) Pemberian imunisasi TT 5) Pemberian tablet zat besi ( minimal 90 tablet ) selama kehamilan 6) Test terhadap penyakit menular seksual/VDRL 7) Temu wicara/konseling (sulistyawati,2012;hal 5). 2.1.1.3 Perubahan anatomi dan fisiologi kehamilan 1. Sistem Reproduksi Uterus Pembesaran uterus merupakan perubahan anatomik yang paling nyata pada ibu hamil. Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron pada awal kehamilan akan menyebabkan hipertrofi miometrium. Hipertrofi tersebut dibarengi dengan peningkatan yang nyata dari jaringan elastis dan akumulasi dari jaringan fibrosa sehingga struktur dinding uterus menjadi lebih kuat terhadap regangan dan distensi. Hipertrofi miometrium juga disertai dengan peningkatan
  • 22. 12 vaskularisasi dan pembuluh limfatik. Peningkatan vaskularisasi, kongesti, dan edema jaringan dinding uterus dan hipertrofi kelenjar servik menyebabkan berbagai perubahan yang dikenal sebagai tanda Chadwick, Goodell, dan Hegar (Prawirohardjo,2009;hal 217) Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertropi dan hiperplasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Perubahan pada isthmus uteri (rahim) menyebabkan isthmus menjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah- olah kedua jari dapat saling sentuh. Perlunakan isthmus disebut tanda Hegar. Perubahan konsentrasi hormonal yang memengaruhi rahim, yaitu estrogen dan progesteron menyebabkan progesteron mengalami kontraksi rahim yang disebut Braxton Hicks Pertumbuhan rahim tidak sama ke semua arah, tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat di daerah implantasi plasenta, sehingga rahim bentuknya tidak sama. Bentuk rahim yang tidak sama disebut tanda Piskaseck (Manuaba, 2012;hal.85- 88).
  • 23. 13 Tabel 2.1 Bentuk uterus menurut usia kehamilan Usia Kehamilan Bentuk dan Konsistensi Uterus Bulan pertama Seperti buah alpukat. Isthmus rahim menjadi hipertropi dan bertambah panjang, sehingga bila diraba terasa lebih lunak, yang disebut dengan tanda Hegar. 2 bulan Sebesar telur bebek 3 bulan Sebesar telur angsa 4 bulan Berbentuk bulat 5 bulan Rahim teraba seperti berisi cairan ketuban, rahim terasa tipis, sehingga bagian – bagian janin dapat dirasakan melalui perabaan dinding perut. Sumber : Sulistyawati, 2012;hal.60 Panjang fundus uteri pada usia kehamilan 28 minggu adalah 25 cm, pada usia kehamilan 32 minggu panjangnya 27 cm, dan umur kehamilan 36 minggu panjangnya 30 cm. Regangan dinding rahim karena besarnya pertumbuhan dan perkembangan janin menyebabkan isthmus uteri makin tertarik ke atas dan menipis di segmen bawah rahim (SBR) (Manuaba, 2012;hal. 88).
  • 24. 14 Tabel 2.2 Tinggi fundus uteri (TFU) menurut penambahan per tiga jari Usia Kehamilan (Minggu) Tinggi Fundus Uteri (TFU) 12 3 jari diatas simfisis 16 Pertengahan pusat – simfisis 20 3 jari dibawah simfisis 24 Setinggi pusat 28 3 jari diatas pusat 32 Pertengahan pusat – prosesus xipoideus (px) 36 3 jari dibawah prosesus xipoideus (px) 40 Pertengahan pusat – prosesus xipoideus(px) Sumber : Sulistyawati, 2012; hal 60 Servik Serviks uteri bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak, kondisi ini yang disebut dengan tanda goodel (Dewi dan Sunarsih,2012;hal 91) Ovarium Dengan Terjadinya kehamilan indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu. Kejadian ini tidak dapat lepas dari kemampuan vilikorealis yang mengeluarkan hormon korionikgonadotropin yang mirip dengan hormon luteotropik hifofisis anterior (Manuaba, 2009; hal.92).
  • 25. 15 Vagina dan Vulva Vagina dan vulva mengalami perubahan karena pengaruh estrogen. Akibat dari hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna livid pada vagina disebut tanda chadwick (Dewi dan Sunarsih, 2012; hal. 91). 2. Payudara Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen, progesteron, dan somatomamotrofin. Fungsi hormon mempersiapkan payudara untuk memberikan ASI dijabarkan sebagai berikut. a. Estrogen, berfungsi : 1. Menimbulkan hipertofi sistem saluran payudara 2. Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga payudara tampak makin membesar. 3. Tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air dan garam menyebabkan rasa sakit pada payudara. b. Progesteron, berfungsi : 1. Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi. 2. Meningkatkan jumlah sel as c. Somatomamotrifin, berfungsi :
  • 26. 16 1. Memengaruhi sel asinus untuk membuat kasien, laktalbumin, dan laktoglobulin. 2. Penimbunan lemak disekitar alveolus payudara. 3. Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan (Manuaba,2010;hal 92). Perubahan payudara pada ibu hamil : a. Payudara menjadi lebih besar b. Areola payudara makin hitam karena hiperpigmentasi c. Glandula Montgomery makin tampak menonjol dipermukaan areola mamae. d. Pada kehamilan 12 minggu keatas dari putting susu akan cairan putih jernih (kolustrum) yang berasal dari kelenjar asinus yang mulai bereaksi. e. Pengeluaran ASI belum terjadi karena prolaktin ini ditekan oleh PIH (Prolactine inhibiting hormone). f. Setelah persalinan, dengan dilahirkan plasenta, maka pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotrofin terhadap hipotalamus hilang sehingga prolaktin dapat dikeluarkan dan laktasi terjadi (Dewi dan Sunarsih,2012;hal 92).
  • 27. 17 3. Kulit Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh Melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada stiae gravidarum livide atau alba, areola mamae, papila mamae, linea nigra, pipi (kloasma gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang (Manuaba,2010;hal 94). Topeng kehamilan adalah bintik–bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi. Peningkatan pigmentasi juga terjadi disekeliling puting susu, sedangkan diperut bawah bagian tengah biasanya tampak garis gelap yaitu spider angioma (pembuluh darah kecil yang seperti laba–laba) bisa muncul dikulit dan biasanya diatas pinggang. Pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding tipis sering kali tampak ditungkai bawah. Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robekan serabut elastis di bawah kulit, sehingga menimbulkan striae gravidarum. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya disebut linea nigra. Adanya vasodilatasi kulit menyebabkan ibu mudah berkeringat. Ibu hamil mulai akan mengalami hiperpigmentasi pada muka biasanya terjadi pada usia
  • 28. 18 kehamilan 12 minggu akibat dari pengaruh hormon (Sulistyawati, 2012; hal. 65). 4. Sistem endokrin Selama minggu–minggu pertama, korpus luteum dalam ovarium menghasilkan estrogen dan progesteron fungsi utamanya pada stadium ini adalah untuk mempertahankan pertumbuhan desidua dan mencegah pelepasan serta pembebasan desidua tersebut. Sel–sel trofoblast menghasilkan hormon korionik gonadotropin yang akan mempertahankan korpus luteum sampai plasenta berkembang penuh dan mengambil alih produksi estrogen dan progesteron dari korpus luteum (Rukiyah, 2009; hal. 43). 5. Sistem perkemihan Selama kehamilan ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang volumenya meningkat (sampai 30- 50% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar). Dalam keadaan normal, aktivitas meningkat ketika berbaring dan menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu wanita hamil sering ingin merasa berkemih ketika mereka mencoba untuk berbaring atau tidur. Pada akhir kehamilan,
  • 29. 19 peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi pada wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung (Sulistyawati, 2012; hal. 62). Pengaruh desakan hamil muda dan turunya kepala bayi pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh. Hemodulusi menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan urine akan bertambah. Filtrasi pada glomerulus bertambah sekitar 69 sampai 70 %. Pada kehamilan, ureter membesar untuk dapat menampung banyaknya pembentukan urine, terutama pada ureter kanan karena peristaltik ureter terhambat karena pengaruh progesteron, tekanan rahim yang membesar dan terjadi perputaran ke kanan, dan terdapat kolom dan sigmoid disebelah kiri yang menyebabkan perputaran rahim ke kanan. Tekanan rahim pada ureter kanan dapat menyebabkan infeksi pielonefritis ginjal kanan (Manuaba,2010;hal 94) 6. Sistem percernan Pada pencernaan pengaruh estrogen terhadap asam lambung meningkat dan dapat menyebabkan :
  • 30. 20 a. Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi). b. Daerah lambung terasa panas. c. Terjadinya mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari, yang disebut morning sickness. d. Muntah, yang terjadi disebut emesis gravidarum. e. Muntah berlebih sehingga mengganggu kehidupan sehari- hari, disebut hiperemesis gravidarum. f. Progesteron menimbulkan gerakan usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi (Manuaba,2010;hal 94). Berikut dalam saluran pencernaan: a. Rongga mulut Saliva meningkat sehubungan dengan kesukaran menelan akibat nausea. Gusi dapat menjadi hiperemesis dan melunak, kadang berdarah apabila hanya terkena cedera ringan, misalnya pada saat gosok gigi. Pembengkakan gusi sangat vaskular disebut epulis kehamilan yang terkadang dapat timbul, tetapi secara khas mengecil secara spontan setelah kelahiran. Keadaan tersebut disebabkan oleh pengaruh hormone estrogen yang meningkat atau kadang terjadi pada pengguna kontrasepsi oral dan ibu yang mengalami defesiensi vitamin c. Tidak ada bukti yang menjelaskan bahwa kehamilan mendorong proses pembusukan pada gigi.
  • 31. 21 b. Mortalitas saluran gastrointestinal Biasanya ada penurunan tonus dan mortalitas saluran gastrointestinal yang menimbulkan pemanjangan waktu pengosongan lambung dan transit usus. Hal ini mungkin merupakan akibat jumlah progesteron yang benar selama proses kehamilan dan menurunya kadar motalin- suatu peptida hormonal yang diketahui mempengaruhi otot-otot halus atau keduanya. Hormone estrogen membuat pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan pengeluaran air liur yang berlebih (hipersalivasi), daerah lambung terasa panas, terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari yang disebut morning sickness. Muntah yang terjadi pada ibu hamil disebut emesis gravidarum. Apabila muntah berlebihan dan mengganggu kehidupan sehari-hari disebut hiperemesis gravidarum. c. Lambung dan Esofagus Pirosis merupakan kejadian yang umum pada kehamilan, paling mungkin disebabkan oleh refluks sekret-sekret asam lambung ke esofagus bagian bawah. Tonus esofagus dan lambung berubah lebih tinggi. Selain itu, pada saat yang bersamaan peristaltik esofagus mempunyai kecepatan gelombang dan amplitudo yang rendah. Perubahan-
  • 32. 22 perubahan tersebut menyokong terjadinya refluks gastroesofageal yang menimbulkan heart burn. d. Usus Kecil, Besar dan Apendiks Hormon progesteron menimbulkan gerakan usus makin berkurang (relaksasi otot-otot polos) sehingga makanan lebih lama berada didalam lambung dan apa yang telah dicerna lebih lama di dalam usus. Hal ini mungkin baik untuk reabsorpsi, tetapi dapat menimbulkan konstipasi dimana hal ini merupakan salah satu keluhan dari ibu hamil. Konstipasi dapat juga terjadi karena kurangnya aktivitas/senam penurunan intake cairan (Dewi dan Sunarsih,2012;hal 96-97). 6. Sistem kardiovaskuler Selama kehamilan jumlah darah yang di pompa oleh jantung yang di pompa setiap menitnya atau biasa disebut sebagai curah jantung (cardiac autput) meningkat sampai 30-50% peningkatan ini mulai terjadi pada usia kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 16- 28 minggu. Oleh karena curah jantung yang meningkat, maka denyut jantung pada saat istirahat juga meningkat (dalam keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80-90 kali/menit). Setelah mencapai usia kehamilan 30 minggu curah jantung agak menurun karena pembesaran rahim
  • 33. 23 menekan vena yang membawa darah dari tungkai ke jantung. Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi karena adanya perubahan dalam aliran darah ke rahim. Janin yang terus tumbuh, menyebabkan darah lebih banyak dikirim ke rahim ibu. Pada akhir usia kehamilan, rahim menerima seperlima dari seluruh darah ibu (Sulistyawati, 2009; hal. 61-62). 7. Sistem respirasi Selama periode kehamilan, sistem respirasi mengalami perubahan. Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang rahim dan pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi sedikit berbeda dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam kerena memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan untuk dirinya. Lingkar dada ibu hamil agak membesar. Lapisan saluran pernafasan menerima lebih banyak darah tekanan dan kualitas ibu hamil juga agak berubah (Sulistyawati, 2009; hal. 69). Perubahan pada sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O2 terjadi desakan diagfragma karena dorongan rahim yang membesar pada usia kehamilan 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas
  • 34. 24 lebih dalam sekitar 20 sampai 25% dari pada biasanya (Manuaba,2010;hal 93). 8. Perubahan berat badan Pertambahan berat badan ibu hamil menggambarkan status gizi selama hamil, oleh karena itu perlu dipantau setiap bulan. Perkiraan peningkatan berat badan: a. 4 kg dalam kehamilan trimester I b. 0,5 kg/minggu pada kehamilan trimester II sampai III c. Totalnya sekitar 15-16 kg. Tabel 2.3 Komponen pertambahan berat badan ibu selama kehamilan : Komponen Jumlah (dalam Kg) Jaringan ekstrauterin Janin Cairan amnion Plasenta Payudara Tambahan darah Tambahan cairan jaringan Tambahan jaringan lemak 1 3-3,8 1 1-1,1 0,5-2 2-2,5 1,5-2,5 2-2,5 Total 11,5-16 (Sulistyawati,2009;hal.69). Sedangkan menurut Sulistyawati (2009,hal123) ketidaknyamanan pada ibu hamil Pada trimester I yaitu ibu hamil sering mengalami keluhan BAK, kelelahan, keputihan,
  • 35. 25 mengidam, mual muntah, yang merupakan perubahan fisiologis yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada ibu pada masa kehamilan. Selain perubahan fisiologis ibu hamil juga mengalami perubahan psikologis yaitu 1. Perubahan psikologis TM I (Periode penyesuaian) Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya, kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan, bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja. Kadang ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapatkan perhatian yang seksama, oleh karena perutnya masih kecil kehamilan merupakan rahasia seseorang yang mungkin akan diberitahukan kepada orang lain atau malah mungkin dirahasiakannya. Hasrat berhubungan seksnya pun berbeda-beda pada tiap wanita, tapi kebanyakan akan mengalami penurunan. 2. Perubahan psikologis TM II (Periode kesehatan yang baik) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbisa dengan kadar hormon yang tinggi, ibu sudah bisa menerima kehamilannya, mulai merasakan gerakan janinnya,
  • 36. 26 merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran, libido meningkat, menuntut perhatian dan cinta, merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya. 3. Perubahan psikologis pada TM III (Periode penantian dengan penuh kewaspadaan). Rasa tidak nyaman muncul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik, merasa tidak menyenangkan ketika bayinya tidak lahir tepat waktu, takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan dan khawatir akan keselamatannya. Khawatir bayi yang akan dilahirkannya dalam keadaan tidak normal, merasa sedih karena akan terpisah dengan bayinya, merasa kehilangan perhatian, perasaan mudah terluka,dan libido menurun (Sulistyawati, 2009; hal 76- 77). 2.1.1.4 Tanda dan Gejala kehamilan 1) Tanda pasti kehamilan a) Gerakan janin dapat dilihat/dirasa/diraba,juga bagian – bagian janin b) Denyut jantung janin,. c) Terlihat tulang – tulang janin dalam foto rontgen (Dewi dan Sunarsih, 2011;hal.111.).
  • 37. 27 2) Tanda – tanda tidak pasti kehamilan (presumtif) a) Amenorea b) Mual (nausea) dan muntah (emesis) c) Ngidam (menginginkan makanan tertentu) e) Kelelahan f) Payudara tegang g) Sering miksi h) Konstipasi i) Pigmentasi kulit k) Varises atau penampakan pembuluh darah 3) Tanda kemungkinan hamil a) Pembesaran perut b) Tanda Hegar adalah perlunakan dan dapat ditekannya isthmus uteri c) Tanda Goodel Adalah perlunakan serviks. d) Tanda Chadwicks Adalah Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks e) Tanda Piscaseck Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. f) Kontraksi Braxton Hicks Merupakan peregangan sel – sel otot uterus akibat meningkatnya actomysin di dalam otot
  • 38. 28 uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan delapan minggu. g) Teraba ballotement (Hani,2011;hal.74-75.) 2.1.1.5 Kebutuhan fisik ibu hamil 1. Kebutuhan energi atau nutrisi Kebutuhan makanan pada ibu hamil mutlak harus dipenuhi. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, IUGR, inersia uteri, perdarahan pasca persalinan, sedangkan kelebihan makanan karena beranggapan pemenuhan makanan untuk dua orang akan berakibat kegemukan, pre eklamsi, janin terlalu besar. a. Karbohidrat Merupakan sumber tambahan energi yang dibutuhkan bagi pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan. Pada trimester I digunakan untuk pembentukan sel darah merah, sedangkan pada trimester II dan III untuk persiapan tenaga ibu dalam proses persalinan (Jannah, 2012;hal.132.) Menganjurkan pada ibu hamil untuk meningkatkan asupan energinya menjadi 285 kkal perhari. Karbohidrat sumbernya seperti nasi, jagung, kentang (Sulistyawati;hal.108).
  • 39. 29 b. Protein Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan sebanyak 925 gr yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta bayi. Protein peningkatan kebutuhan protein sebanyak 75-100 gram. Sumber protein seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu, tahu, tempe. Zat besi sebesar 30–60 gram setiap hari, sumbernya seperti sayur-sayuran hijau (Sulistyawati, 2009; hal. 108). c. Zat besi Kebutuhan akan zat besi pada perempuan hamil meningkat 200-300%. Sekitar 1040 mg ditimbun selama hamil, sebanyak 300 mg ditransfer ke janin, 200 mg hilang saat melahirkan, 50-70 mg untuk pembentukan plasenta dan 450 mg untuk pembentukan sel darah merah. Pemberian suplemen zat besi sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhannya. Pemberian dilakukan selama trimester II dan III dan dianjurkan untuk menelan 30-60 mg tiap hari mulai minggu ke-12 kehamilan sampai selama 3 bulan (Arisman, 2009;hal.16.). Zat besi sebagai penunjang agar tidak terjadinya anemia, anemia sebagian besar disebabkan oleh
  • 40. 30 defisiensi zat besi, oleh karena itu perlu ditekankan kepada ibu hamil untuk mengkonsumsi zat besi selama hamil dan setelah melahirkan. Kebutuhan zat besi selama hamil meningkat sebesar 300% (1.040 mg selama hamil) dan peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya dari asupan makanan ibu selama hamil melainkan perlu diberikan sejak minggu ke-12 kehamilan sebesar 30-60 gram setiap hari selama kehamilan dan enam minggu setelah kelahiran untuk mencegah anemia postpartum. Pemantauan konsumsi suplemen zat besi perlu juga diikuti dengan pemantauan cara minum yang benar karena hal ini akan sangat mempengaruhi efektifitas penyerapan zat besi, sedangkan kopi, teh, garam kalsium, magnesium dan fitat (terkandung dalam kacang-kacang) akan menghambat penyerapan zat besi. Tidak bermanfaat bagi tubuh. Namun jangan diberikan bersamaan dengan tablet zat besi. Berilah jarak waktu kurang dua jam dari pemberian zat besi. Efek samping tablet zat besi yang berlebihan kurang baik, karena tablet besi terbukti dapat menurunkan kadar seng dalam serum. Oleh karena itu asupan zat besi dari makanan adalah yang terbaik (Sulistyawati,2009;hal108-109).
  • 41. 31 d. Asam folat Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya meningkat dua kali lipat selama hamil. Asam folat sangat berperan dalam metabolisme normal makanan menjadi energi, pematangan sel darah merah, sintesis DNA, pertumbuhan sel, dan pembentukan heme, jika kekurangan asam folat maka ibu dapat menderita anemia megaloblastik dengan gejala diare, depresi , lelah berat, dan selalu mengantuk. Jika kondisi ini terus berlanjut dan tidak segera ditangani maka pada ibu hamil akan terjadi BBLR, ablasio plasenta, dan kelainan bentuk tulang belakang janin (Spina bifida). Jenis makanan yang banyak mengandung asam folat adalah ragi, hati, brokoli, sayur berdaun hijau (bayam, asparagus), dan kacang-kacangan (kacang kering, kacang kedelai). Sumber lain adalah ikan, daging, buah jeruk, dan telur. Oleh karena asam folat tidak stabil dalam pemanasan, maka dianjurkan untuk memakan sayuran dalam keadaan mentah dengan dicuci sebelumnya agar sisa peptida dan cacing hilang. Oleh karana ada kekhawatiran asam tidak dapat terpenuhi hanya dari asupan makan, maka untuk pemberian asam folat dengan besaran 280,660, dan 470 mikrogram
  • 42. 32 untuk trimester I, II dan III. Asam folat sebaiknya diberikan 28 hari setelah ovulasi atau 28 hari setelah kehamilan karena sumsum tulang belakang dan otak dibentuk pada minggu pertama kehamilan (Sulistyawati,2009;hal 109). e. Vitamin B12 Vitamin B12 bersama dengan asam folat berperan dalam sintesis DNA dan memudahkan pertumbuhan sel. Selain itu juga penting untuk keberfungsian sel sumsum tulang, sistem persarafan, dan saluran cerna. Kebutuhan vitamin B12 sebesar 3 mikrogram per hari (Arisman, 2009;hal.19.). f. Vitamin D Kekurangan vitamin D selama hamil dapat menimbulkan gangguan metabolisme kalsium pada ibu dan janin berupa hipokalsemia dan tetani pada bayi baru lahir, hipoplasia enamel gigi bayi, dan osteomalasia pada ibu (Arisman,2010;hal.20.). g. Yodium Kekurangan yodium pada ibu hamil dapat mengakibatkan janin mengalami hipotiroid yang selanjutnya berkembang menjadi kretinisme. Kerusakan saraf sebagai akibat dari hipotiroid dapat
  • 43. 33 menyebabkan retardasi mental. Kekurangan yodium juga dapat mengakibatkan bayi lahir mati, aborsi, serta meningkatkan kematian bayi dan perinatal. Asupan yang dianjurkan adalah 200 mikrogram. Kebutuhan yodium dapat dipenuhi dengan mengonsumsi garam beryodium serta konsumsi bahan makanan yang bersumber dari laut (Arisman,2009;hal.20.). h. Kalsium Asupan yang dianjurkan kira – kira 1.200 mg/hari bagi ibu hamil yang berusia di atas 25 tahun, dan cukup 800 mg untuk mereka yang berusia lebih muda. Sumber utama kalsium adalah susu dan hasil olahannya seperti susu utuh, susu skim, yogurt, keju: udang, sarang burung, sarden dalam kaleng, serta beberapa bahan makanan nabati seperti: sayuran berwarna hijau tua dan lain – lain (Arisman, 2009;hal.21.). 1. Lingkungan yang bersih Salah satu pendukung untuk keberlangsungan kehamilan yang sehat dan aman adalah adanya lingkungan yang bersih, karena kemungkinan terpapar dan zat toksis yang berbahaya bagi ibu dan janin akan terminimalisir. Prilaku hidup bersih dan
  • 44. 34 sehat juga perlu di laksanakan seperti menjaga kebersihan diri (Sulistyawati,2009;hal 110). 2. Pakaian Pakaian hamil yang dianjurkan adalah pakaian yang longgar dan terbuat dari katun sehingga mempunyai kemampuan menyerap, terutama pakaian dalam. Pakaian dalam atas (bra) dianjurkan yang longgar dan mempunyai kemampuan untuk menyangga payudara yang makin berkembang. Pakaian dalam sering diganti untuk menjaga kebersihan dan menghalangi suasana lembab di sekitar pelipatan (Manuaba, 2012;hal.121.). 3. Pemeliharaan payudara Payudara yang di persiapkan untuk dapat memberikan laktasi, perlu perhatian yang seksama. Dengan pakaian dalam (bra) yang longgar, maka perkembangan payudara tidak terhalang. Putting susu penting diperhatikan agar tetap bersih. Putting susu perlu ditarik-tarik sehingga menonjol dan memudahkan untuk memberikan ASI. Putting susu yang terlalu masuk dikeluarkan dengan jalan operasi atau dengan pompa susu.
  • 45. 35 Perawatan payudara sebelum lahir (prenatal breast care) bertujuan memelihara higiene payudara, melenturkan/ menguatkan putting susu, dan mengeluarkan putting susu yang datar atau masuk ke dalam ( retracted nipple) (Manuaba,2010;hal 121). 4. Kebersihan tubuh Kebersihan tubuh ibu hamil perlu di perhatikan karena dengan perubahan sistem metabolisme mengakibatkan peningkatan pengeluaran keringat. Keringat yang menempel di kulit dan memungkinkan menjadi tempat berkembangnya mikroorganisme. Jika tidak di bersihkan (dengan mandi) maka ibu hamil sangat mudah untuk terkena penyakit kulit. Bagian tubuh lain yang sangat membutuhkan perawatan kebersihan adalah daerah vital, karena saat hamil terjadi pengeluaran sekret vagina yang berlebihan selain dengan mandi, mengganti celana dalam secara rutin minimal dua kali sehari sangat di anjurkan (Sulistyawati,2009;hal 118). 5. Eliminasi Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan eliminasi adalah konstipasi dan sering
  • 46. 36 buang air kemih. Konstipasi sering terjadi karena adanya pengaruh hormon progesteron yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot usus. Selain itu desakan usus oleh pembesaran janin yang menyebabkan bertambahnya konstipasi (Sulistyawati, 2009; hal. 119). 6. Seksual Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat sering abortus dan kelahiran prematur, perdarahan pervaginam, koitus harus di lakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir kehamilan, bila ketuban sudah pecah koitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi janin intrauteri (Manuaba,2010;hal 120). 7. Pola istirahat dan tidur Pada malam hari rata – rata lama tidur yang normal adalah 6 – 8 jam. Sedangkan pada siang hari 1-2 jam untuk menjaga kesehatan selama hamil (Sulistyawati,2012;hal.184.). 8. Imunisasi Imunisasi saat kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada ibu dan janin. Jenis imunisasi yang
  • 47. 37 diberikan adalah tetanus toxoid (TT) yang dapat mencegah penyakit tetanus dan imunisasi lainnya diberikan sesuai dengan indikasi. Tabel 2.4 Pemberian suntikan TT Status Jenis suntikan TT Interval waktu Lama perlindungan Presentase T0 Belum pernah suntik TT T1 TT1 80 T2 TT2 4 mg dari TT1 3 tahun 95 T3 TT3 6 bln dari TT2 5 tahun 99 T4 TT4 Minimal 1 tahun dari TT3 10 tahun 99 T5 TT5 1 tahun dari TT4 Seumur hidup Sumber: Sulistyawati, 2009; hal. 121 a) Ketidaknyamanan dan cara mengatasi Dalam proses adaptasi tersebut tidak jarang ibu akan mengalami ketidaknyamanan terutama pada trimester pertama yang meskipun hal itu adalah fisiologis namun tetap perlu diberikan suatu pencegahan dan perawatan.
  • 48. 38 Tabel 2.5 ketidaknyamanan masa hamil pada trimester pertama dan cara mengatasinya : Ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil pada trimester I Penyebab Cara Menangani/mengatasi Pusing Pengaruh hormon saat kehamilan yang menjadi penyebabnya. Hormon progesteron memicu dinding pembuluh darah melebar. Sehingga mengakibatkan penurunan tekanan darah dan membuat calon ibu merasa pusing. Keluhan ini akan hilang dengan sendirinya Penanganan yang tepat tentu dengan mengetahui lebih dulu penyebabnya. Bila akibat pengaruh hormonal,penanganannya dengan tidur dan menghindar stres.bila karena anemia dan hipertensi, harus diatasi dulu faktor penyebab terjadinya. Sedangkan jika karena tekanan darah rendah, kurangi aktivitas dan hemat pengeluaran energi. hindari gerakan mendadak seperti dari posisi duduk atau jongkok langsung ke posisi berdiri. Mual dan Muntah. (Morning Sickness) Morning sickness terjadi karena plasenta yang berkembang dan menghasil kan sejenis hormon HCG. Hormon ini prosentasenya meninggi sesuai dengan per tumbuhan pada plasenta. Diperkirakan, hormon ini yang mengakibatkan muntah melalui rangsangan terhadap otot dari poros lambung. Makin tinggi hormon ini makin cepat merangsang muntah Sebenarnya hormon HCG sangat dibutuhkan pada awal kehamilan. Selain membentuk plasenta, HCG juga akan menjaga janin tumbuh dengan baik. Sediakan snack atau makanan ringan seperti, crackers, kue beras atau sebatang coklat di samping tempat tidur. Makanlah makanan tersebut ketika bangun atau setelah mual hilang. Makanan- makanan tersebut dapat menghilangkan rasa mual. Selain itu, jagalah pola makan dan makanlah sedikit tapi sering.Tujuannya untuk menjaga agar perut tidak berada dalam keadaan kosong dan tetap menjaga gula darah yang stabil. Perbanyak mengkonsumsi tinggi karbohidrat, Perbanyak minum, konsumsi vitamin B6, istirahat cukup, menjauhi makanan pedas serta bersikap positif terhadap kehamilan dapat mengurangi gejala mual-mual.
  • 49. 39 Buang air kecil Inilah keluhan yang paling sering dialami Adanya janin membuat tekanan pada kandung kemih. Kadang kala penyebabnya cenderung ibu hamil yang minum lebih banyak. Akibatnya, ginjal lebih banyak pula memproduksi air seni. Selain itu letak kandung kemih yang bersebelahan dengan rahim membuat kapasitasnya berkurang. Itulah salah satu sebab ibu hamil sering buang air kecil. Yang perlu diwaspadai, saat ini sering terjadi infeksi pada saluran atau kandung kemih pada ibu hamil. Sulit membedakan buang air kecil yang disebabkan oleh infeksi atau tidak. Yang mungkin dapat dijadikan pedoman yakni rasa nyeri yang menyertai. Jika keluarnya air seni diiringi oleh rasa nyeri dan warnanya merah atau keruh mungkin itu pertanda infeksi. Untuk mengatasinya, jangan menunda keinginan buang air kecil. Pegal-pegal Penyebabnya bisa karena ibu hamil kekurangan kalsium atau karena ketegangan otot. Sepanjang kehamilan, boleh dibilang ibu membawa beban berlebih. Otot-otot tubuh juga mengalami pengenduran sehingga mudah merasa lelah. Hal inilah yang membuat posisi ibu hamil dalam beraktivitas apa pun jadi terasa serba salah. Penyebab lainnya, yaitu ibu hamil kurang banyak bergerak atau olahraga. Amat disarankan untuk senantiasa menyempatkan waktu berolahraga atau setidaknya beraktivitas ringan. Ibu hamil pun sebaiknya menjaga sikap tubuh. Ibu diwajibkan mengonsumsi susu dan makanan yang kaya kalsium. Ngidam Berkaitan dengan persepsi individu wanita hsmil mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah sehingga indra pengecap menjadi tumpul jadi makanan yang lebih merangsang dicari-cari Tidak seharusnya menimbulkan kekhawatiran asalkan cukup bergizi dan makanan yang diinginkan makanan yang sehat Menjelaskan makanan yang tidak baik Mendiskusikan makanan yang dapat diterima yang meliputi makanan yang bergizi dan memuaskan ngidam atau kesukaan tradisional
  • 50. 40 Keputihan Hyperplasia, mukosa vagina, Peningkatan produksi lendir dan kelenjar endocervical sebagai akibat dari peningkatan kadar esterogen Perubahan peningkatan sejumlah glikogen pada sel epitel vagina menjadi asam laktat oleh doderlein basilus Meningkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari Memakai pakaian dalam yang terbuat dari kain katun agar lebih kuat daya serapnya Memakai pakaian dalam yang terbuat dari kain katun agar lebih kuat daya serapnya Menghindari pencucian vagina (douching) dan mencuci vagina dari arah depan kebelakang Gunakan bedak tabor untuk mengeringkan tetapi jangan terlalu berlebihan Cara tradisional : merendam vagina dengan air rebusan sirih Kelelahan Penuruanan dan perubahan laju metabolism basal pada awal kehamilan Yakinkan hal ini normal terjadi dalam kehamilan Anjurkan ibu untuk sering istirahat Lakukan aktifitas yang ringan dan nutrisi yang baik (Dewi sunarsih;hal 144-148). b) Tanda-tanda bahaya pada ibu hamil 1) Kehamilan muda a) Perdarahan pervaginam Perdarahan pada masa awal kehamilan < 22 minggu. Perdarahan pervaginam dikatakan tidak normal jika ada tanda-tanda : keluar darah merah, banyak dan terasa nyeri. Perdarahan semacam ini perlu dicurigai terjadinya abortus, kahamilan ektopik atau kehamilan mola. Perdarahan pervaginam dapat juga disebabakan karena serviks yang
  • 51. 41 rapuh, varicas yang pecah, luka jalan lahir akibat jatuh atau setelah coitus. b) Hipertensi gravidarum Disebabkan karena kelahiran vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam masa kehamilan dan nifas. Hipertensi dalam kehamilan termasuk hipertensi karena kehamilan dan hipertensi kronik (meningkatnya tekanan darah sebelum usia kehamilan 20 minggu). Nyeri kepala, kejang, dan hilangnya kesadaran sering berhubungan dengan hipertensi dalam kehamilan. Jika tekanan diastolik ≥ 90 mmHg pada dua pemeriksaan berjarak 4 jam atau lebih, diagnosanya adalah hipertensi. Jika hipertensi pada kehamilan > 20 minggu, pada persalinan, atau dalam 48 jam sesudah persalinan, diagnosanya adalahhipertensi dalam kehamilan. Jika hipertensi terjadi pada kehamilan < 20 minggu, diagnosanya adalah hipertensi kronik.
  • 52. 42 Nyeri abdomen yang hebat, menetap dan tidak hilang Setelah beristirahat bias disebabkan karena kehamilan ektopik terganggu, abortus, penyakit radang panggul, infeksi saluran kemih, gastritis. c) Muntah terus menerus (hiperemesis gravidarum). Menimbulkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari dan dehidrasi, nyeri pada daerah epigastrium, tekanan darah menurun, nadi meningkat, lidah kering, mata tampak cekung. 2) Kehamilan lanjut a. Perdarahan pervaginam Yaitu perdarahan yang terjadi pada kehamilan setelah 22 minngu sampai setelah persalinan.Dikatakan tidak normal jika: keluar darah merah segar atau kehitaman dengan bekuan, terkadang perdarahan banyak atau tidak terus menerus berdarah disertai nyeri.
  • 53. 43 b. Sakit kepala hebat Sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan istirhat kadang disertai dengan penglihatan kabur merupakan gejala pre eklamsi. c. Pandangan kabur Terjadi perubahan visual mendadak, penglihatan kabur, melihat binti-bintik., berkunang-kunang disertai nyeri kepala yang hebat merupakan gejala pre eklamsia berat dan pre eklamsia. d. Bengkak pada vagina Oedema merupakan penimbunan cairan secara umum dan berlihatan dalm jaringan tubuh, dapat diketahui dengan kenaikan berat badab serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka, jika BB naik 1 kg perminggu curigai gejala pre eklamsia ringan.
  • 54. 44 2.1.2 Hiperemesis gravidarum 2.1.2.1 Pengertian Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan yang terjadi pada ibu hamil sehingga menyebabkan ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan, dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi. Hal ini terjadi pada minggu keempat sampai minggu kesepuluh kehamilan, sebaliknya akan membaik pada usia kehamilan 20 minggu, namun pada beberapa kasus akan terus berlanjut sampai pada tahap kehamilan berikutnya (Runiari, 2010; hal. 8). Hiperemesis gravidarum adalah gejala mual muntah yang berlebihan pada ibu hamil. Insiden dari hiperemesis gravidarum adalah 0,5-10/1.000 kehamilan. Penyakit ini rata-rata muncul pada usia kehamilan 8-12 minggu. Hiperemesis gravidarum sering disertai dengan dehidrasi dan dan kehilangan BB > 5 %, gangguan elektrolit dan ketosis (Fadlun, 2012; hal. 39). 2.1.2.2 Etiologi Kejadian hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa faktor predisposisi dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Faktor adaptasi dan hormonal Primagravida belum mampu beradaptasi terhadap hormon estrogen dan Human Chorionik Gonadotropin (HCG)
  • 55. 45 Peningkatan hormon ini membuat kadar asam lambung meningkat, hingga munculah keluhan rasa mual. Keluhan ini biasanya muncul di pagi hari saat perut ibu dalam keadaan kosong dan terjadi peningkatan asam lambung, sedangkan pada kehamilan ganda atau mola hidatidosa, jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi dapat menyebabkan Hiperemesis Gravidarum (Rukiyah, 2010; hal. 119). b. Faktor psikologis Besar kemungkinan karena wanita takut hamil, takut persalinan, takut kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan dengan suami, kehamilan tidak direncanakan dan tidak diinginkan, pendapatan rendah menyebabkan terjadinya perasaan berduka, serta konflik (Manuaba, 2009; hal. 230). Selain faktor psikologis, faktor budaya juga dapat pemicu terjadinya hiperemesis gravidarum. Menurut Tiran (2004) dalam Runiari (2010; hal. 9-10) menyatakan bahwa faktor budaya merupakan hal penting berkaitan dengan pemilihan jenis makanan yang akan dikonsumsi. c. Faktor alergi Pada kehamilan diduga terjadi invasi jaringan vili korialis yang masuk dalam pembuluh darah ibu (Manuaba, 2009; hal. 230).
  • 56. 46 2.1.2.3 Diagnosis Menetapkan kejadian hiperemesis gravidarum tidak sukar, dengan menentukan kehamilan, muntah berlebihan sampai menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi. Muntah yang terus menerus tanpa pengobatan dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim dengan manifestasi klinisnya, oleh karena itu hiperemesis gravidarum berkelanjutan harus dicegah dan harus mendapat pengobatan yang adekuat. Kemungkinan penyakit lain yang menyertai kehamilan harus berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit hati, ginjal, dan penyakit tukak lambung. Pemeriksaan laboratorium dapat membedakan ketiga kemungkinan hamil yang disertai penyakit (Manuba, 2010;hal.230). Diagnosis dapat dengan ditegakan melalui beberapa gambaran klinis seperti : a. Amenore b. Mual muntah berlebihan sampai mengganggu aktivitas sehari– hari c. Nyeri perut bagian bawah yaitu nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal. Hal ini dapat mengindikasikan terjadinya kehamilan ektopik, abortus, apendiksitis, penyakit radang panggul, persalinan prematur, gastritis, infeksi saluran kemih (Sulistyawati, 2009; hal. 168).
  • 57. 47 2.1.2.4 Patofisiologis Hiperemesis yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak simbangnya elektrolit dengan alkolosis hipokloremik. Serta dapat menyebabkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Kekurangan intake dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida dalam darah maupun dalam urine turun, selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi sehingga menyebabkan aliran darah ke jaringan berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi leat ginjal menyebabkan frekuensi muntah bertambah banyak, sehingga dapat merusak hati. (Runiari, 2010; hal. 11). 2.1.2.5 Tanda dan gejala Hiperemesis gravidarum memiliki gejala–gejala yang berbeda sesuai tingkatannya, berdasarkan tingkat keparahannya dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu: a. Tingkat I Ringan ditandai dengan muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, terjadi dehidrasi, tekanan darah menurun, denyut nadi meningkat sekitar 100x permenit, dan dapat disertai dengan naiknya suhu tubuh, nyeri
  • 58. 48 epigastrium, turgor kulit mengurang,merasa lemah dan nafsu makan menurun (Sulistyawati, 2012; hal. 167). b. Tingkat II Dehidrasi bertambah ditandai dengan turgor kulit makin berkurang, lidah kering dan kotor, berat badan menurun, mata cekung. Jika mengalami gangguan sirkulasi darah yang ditandai dengan nadi cepat dan tekanan darah turun, terjadi hemokonsentrasi, oliguria, obstipasi. Gangguan metabolisme ditandai dengan terjadinya metabolisme anaerob dalam pemecahan lemak yang menyebabkan adanya bau keton pada nafas, dan gangguan fungsi lever terjadi ikterus (Sulistyawati, 2012; hal. 168). c. Tingkat III Dehidrasi makin berat, mual muntah berhenti, terjadi perdarahan esofagus dan retina. Gangguan fungsi lever yang terus meningkat, penurunan kesadaran samnolen sampai koma (Sulistyawati, 2009; hal. 168) 2.1.2.6 Penatalaksanaan Penanganan hiperemesis gravidarum berdasarkan klasifikasi : a. Hiperemesis Gravidarum Tingkat I Dapat dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisilogik, kemudian dengan menganjurkan mengubah makan
  • 59. 49 sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi duanjurkan untuk makan roti kering dan biskuit dengan teh hangat. Makan dan minum sebaiknya disajikan hangat, banyak istirahat dan tidur akan mengurangi muntah, minum obat anti muntah misalnya B1 dan B6. Hiperemesis gravidarum tingkat I hanya perlu rawat jalan dengan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual muntah merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makan sehari- hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering (Runiari, 2010; hal. 17). b. Hiperemesis Gravidarum Tingkat II 1. Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan sebagai suatu proses yang fisikologik. Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan mengnjurkan makan sehari–hari dengan jumlah kecil tapi sering. 2. Terapi obat sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan
  • 60. 50 B6 keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik seperti disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin (Rukiyah, 2010; h. 123). 3. Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap di rumah sakit. 4. Kadang-kadang pada beberapa wanita hanya tidur di rumah sakit saja telah banyak mengurangi mual muntahnya. 5. Isolasi 6. Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan suatu hal yang wajar, normal dan fisiologi, jadi tidak perlu takut dan khawatir cari dan hilangkan faktor psikologis seperti keadaan ekonomi dan pekerjaan lingkungan (Runiari:2010;hal 19). 7. Penanganan cairan Berikan cairan-parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena (Runiari:2010;hal 19).
  • 61. 51 8. Selama pemberian cairan perhatian keseimbangan cairan yang masuk dan keluar, bila pengeluaran urin lancar menandakan keadaan wanita berangsur–angsur baik. 9. Mengobservasi suhu, nadi, tekanan darah, dan pernafasan 3 kali sehari. 10. Bila keadaan membaik melakukan mobilisasi ringan 11. Pada beberapa kasus dan bila terapi tidak dapat dengan cepat memperbaiki keadaan umum, dapat dipertimbangkan suatu abortus buatan (Rukiyah;2010:hal 128). c. Hiperemesis Gravidarum Tingkat III Pemberian oksigen, pemberian cairan IV, monitor intake dan out put, observasi kesadaran dan tanda vital, observasi perdarahan, observasi kesejahteraan janin, kolaborasi terminasi kehamilan (Runiari, 2010; hal. 55). 2.1.2.7 Diet Ciri khas diet hiperemesis gravidarum adalah penekanan karbohidrat kompleks terutama pada pagi hari, Ada tiga macam diet yaitu: a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak di berikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya.Makanan ini kurang akan zat-zat gizi kecuali vitamin C karena itu hanya di berikan selama beberapa hari.
  • 62. 52 b. Diet hiperemesis II di berikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai di berikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Pemberian minum tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat-zt gizi kecuali vitamin A dan D. c. Diet hiperemesis III diberikan pada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh di berikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium (Runiari;2010:hal 22). 2.1.2.8 Komplikasi Menurut Wiknjosastro dalam Rukiyah dampak yang di timbulkan dapat terjadi pada ibu dan janin, seperti ibu akan kekurangan nutrisi dan cairan sehinga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah dapat pula mengakibatkan gangguan asam basa, pneumoni aspirasi, robekan mukosa pada hubungan gastroesofagus yang menyebabkan perdarahan ruptur esofagus, kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang mengakibatkan peredaran darah janin berkurang. Pada bayi, jika hiperemesis ini terjadi hanya di awal kehamilan tidak berdampak terlalu serius, tetapi jika sepanjang kehamilan si
  • 63. 53 ibu menderita hiperemessi gravidarum, maka kemungkinan bayinya mengalami BBLR, IUGR, Prematur hingga terjadi abortus. Hal ini didukung oleh pernyataan Gross et al menyatakan bahwa ada peningkatan peluang retradasi pertumbuhan intrauterus jika ibu mengalami penurunan berat badan sebesar 5 % dari berat badan sebelum kehamilan, karena pola pertumbuhan janin terganggu oleh metabolisme maternal.Terjadi pertumbuhan janin terhambat sebagai akibat kurangnya pemasukan oksigen dan makanan yang kurang adekuat dan hal ini mendorong terminasi kehamilan lebih dini (Rukiyah,2010;hal.128-129). 2.1.2 Tinjauan Teori Manajemen Kebidanan Menurut Varney 2.1.2.1 Pengertian Manajemen asuhan kebidanan atau sering disebut manajemen asuhan kebidanan adalah suatu metode berfikir dan bertindak secara sistematis dan logis dalam memberi asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua belah pihak baik klient maupun pemberi asuhan. Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan sebgaai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan, dalam rangkaian tahap- tahap yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus terhadap klien.
  • 64. 54 Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang dikembangkan oleh Helen Varney dalam buku Varney’s Midwifery, edisi ketiga tahun 1997, menggambarkan proses manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah yang berturut secara sistematis dan siklik (Soepardan, 2008;hal.96). Varney menjelaskan bahwa proses pemecahan masalah yang ditemukan oleh perawat dan bidan pada tahun 1970-an. 2.1.2.2 Langkah dalam Menejemen Kebidanan Menurut Varney 1. Pengkajian data dasar Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien dilakukan dengan anamnesa. Anamnesa adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang pasien melalui pertanyaan-pertanyaan. Untuk memperoleh data dengan cara: a. Auto anamnesa Adalah anamnesa yang dilakukan kepada pasien langsung. Jadi data yang di peroleh adalah data primer, karena langsung dari sumbernya. b. Allo anamnesa Adalah anamnesa yang dilakukan kepada keluarga pasien untuk memperoleh data tentang pasien. Ini
  • 65. 55 dilakukan pada keadaan darurat ketika pasien tidak memungkinkan lagi untuk memberikan data yang akurat. Anamnesa dilakukan untuk mendapatkan data anamnesa terdiri dari beberapa kelompok penting sebagai berikut: 1. Data subjektif a. Identitas 1) Nama Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan (walyani,2015;hal 118). 2) Umur Umur pasien dikaji untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat- alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan saat persalinan maupun nifas (walyani,2015;hal 118). 3) Agama Agama pasien dikaji untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien untuk berdoa (walyani,2015;hal 118). 4) Suku
  • 66. 56 Dalam hal ini pengaruh suku terhadap kebidanan adalah dalam hal adat istiadat dan kebiasaan kebiasaan yang sering dilakukan oleh ibu dan adat istiadat (walyani,2015;hal 118.). 5) Pendidikan Pendidikan ibu tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang berpendidikan tinggi biasanya akan bertindak lebih rasional. Oleh karena itu orang yang berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasan baru. Demikian halnya dengan ibu yang berpendidikan tinggi akan memeriksakan kehamilanya secara teratur demi menjaga keadaan kesehatan dirinya dan anak dalam kandunganya (walyani,2015;hal 91). 6) Pekerjaan Pekerjaan seorang ibu akan menggambarkan aktivitas dan tingkat kesejahteraan ekonomi yang akan didapatkan (Jannah, 2012;hal.143.).
  • 67. 57 7) Alamat Alamat pasien dikaji untuk mengetahui keadaan lingkungan sekitar pasien, dan kunjungan rumah bila diperlukan (walyani,2015 hal 118). b. Anamnesa 1) Alasan kunjungan Alasan wanita datang ke tempat bidan/klinik, yang diungkapkan dengan bahasa sendiri (Hani 2011;hal.87.). 2) Keluhan utama Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan (Sulistyawati,2012;hal.167.). 3) Riwayat kebidanan a) Riwayat menstruasi Anamnesa haid memberikn kesan tentang faal alat reproduksi atau kandungan (Hani,2011;hal.89.) Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi. Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam hitungan hari. Volume menjelaskan
  • 68. 58 seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan (Sulistyawati,2012;hal.167.). b) Gangguan kesehatan alat reproduksi Memberikan petunjuk tentang organ reproduksi pasien. c) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan KB yang lalu Meliputi jumlah kehamilan, anak yang lahir hidup, persalinan yang aterm, persalinan yang prematur, keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan dengan tindakan, riwayat perdarahan pada kehamilan, persalinan atau nifas sebelumnya; hipertensi disebabkan kehamilan sekarang atau kehamilannya sebelumnya; berat bayi sebelumnya < 2500 atau > 4000 gr; dan masalah – masalah lain yang dialami. Dapat membantu mengelola asuhan pada kehamilan ini (Dewi dan Sunarsih, 2011;hal.151.). d) Riwayat kehamilan sekarang HPHT adalah hari pertama haid terakhir tanggal dimana ibu baru mengeluarkan darah menstruasi dengan frekuensi dan lama seperti
  • 69. 59 menstruasi biasa sebelum hamil. Cara menentukan HPHT adalah dengan melakukan anamnesis pada ibu secara tepat karena apabila terjadi kesalahan, maka penentuan usia kehamilan juga menjadi tidak tepat. (Hani,2011;hal.79.). 4) Riwayat kesehatan Digunakan sebagai penanda akan adanya penyulit masa hamil. Adanya perubahan fisik dan fisiologis pada masa hamil yang melibatkan seluruh sistem dalam tubuh akan memengaruhi organ yang mengalami gangguan (Sulistyawati, 2012;hal.168-169.). 5) Data psikososial Adanya respon dari suami dan keluarga terhadap kehamilan akan mempercepat proses adaptasi ibu dalam menerima perannya (Sulistyawati, 2012;hal.169.). 6) Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari a) Pola makan Untuk mendapatkan gambaran bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya selama hamil. Menu dikaitkan dengan pola diet
  • 70. 60 seimbang bagi ibu hamil, jika pengaturan menu makan yang dilakukan oleh pasien kurang seimbang sehingga ada kemungkinan beberapa komponen gizi tidak akan terpenuhi maka pendidikan kesehatan mengenai penyusunan menu seimbang bagi ibu dapat diberikan. Frekuensi makan akan memberi petunjuk tentang seberapa banyak asupan makanan yang dikonsumsi ibu. Jumlah makan per hari memberikan volume atau seberapa banyak makanan yang ibu makan dalam waktu satu kali makan (Sulistyawati,2012;hal.169.). Pada hiperemesis gravidarum tingkat I, ditandai dengan terjadinya penurunan nafsu makan (Mitayani, 2010;hal.41.). b) Pola eliminasi Pada bulan – bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih (Prawirohardjo, 2010;hal.185.). Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus (tonus otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB (Hani,2011;hal.74.).
  • 71. 61 c) pola istirahat Untuk mengetahui hambatan yang mungkin muncul jika didapatkan data yang senjang tentang pemenuhan kebutuhan istirahat. Pada malam hari rata – rata lama tidur yang normal adalah 6 – 8 jam. Sedangkan pada siang hari 1- 2 jam. (Sulistyawati,2012;hal.170.). d) Aktivitas sehari – hari Aktivitas yang terlalu berat dapat menyebabkan abortus dan persalinan prematur (Sulistyawati, 2012;hal.170.). e) Personal hygiene Data ini akan memengaruhi kesehatan pasien dan bayinya. Jika pasien mempunyai kebiasaan yang kurang baik dalam perawatan kebersihan dirinya, maka bidan harus memberikan bimbingan mengenai cara perawatan kebersihan diri dan bayinya sedini mungkin (Sulistyawati, 2012;hal.185.). f) Aktivitas seksual Hubungan seksual bisa dilakukan seperti biasa kecuali jika terjadi perdarahan atau keluar cairan dari kemaluan, maka harus dihentikan
  • 72. 62 (abstinentia). Jika ada riwayat abortus sebelumnya, koitus ditunda sampai usia kehamilan diatas 16 minggu, dimana plasenta diharapkan sudah terbentuk, dengan implantasi dan fungsi yang baik (Dewi dan Sunarsih, 2011;hal.125.) 2. Pemeriksaan umum 1) Keadaan umum Keadaan umum yang baik, jika pasien memperlihatkan respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain, serta secara fisik pasien tidak mengalami ketergantungan dalah berjalan. Sedangkan pasien dimasukkan dalam kriteria lemah jika ia kurang atau tidak memberikan respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain, dan pasien sudah tidak mampu lagi untuk berjalan sendiri (Sulistyawati, 2012;hal.189.). 2) Kesadaran Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran kondisi pasien, kita dapat melakukan pengkajian tingkat kesadaran mulai dari keadaan
  • 73. 63 composmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan koma (pasien tidak dalam keadaan sadar). 3) Tanda – tanda vital Tekanan darah, suhu, nadi dan pernafasan. Tekanan darah pada ibu hamil tidak boleh mencapai 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik karena batas normal 120 mmHg sistolik atau 80 mmHg diastolik. Perubahan 30mmHg sistolik dan 15 mmHg diastolik di atas tensi sebelum hamil, menandakan toxaemia gravidarum (keracunan kehamilan) (Hani,2011;hal.91.). Sementara itu, pada kasus hiperemesis gravidarum tingkat I, tekanan darah sistolik mengalami penurunan dan nadi menjadi lebih cepat sekitar 100 x/menit (Mitayani, 2010;hal.41.). 4) Tinggi Badan Menurut Rochyati (2000) dalam Pantikawati dan Saryono (2010;hal.10.) dikatakan bahwa tinggi badan diperiksa sekali pada saat ibu hamil datang pertama kali kunjungan, dilakukan untuk memdeteksi tinggi badan ibu yang berguna untuk
  • 74. 64 mengkategorikan adanya resiko apabila hasil pengukuran < 145 cm. 5) Berat Badan, sebelum hamil dan pemeriksaan Walaupun prognosis kehamilan dan persalinan bagi orang gemuk kurang baik dibandingkan dengan orang yang normal beratnya, dalam menimbang seseorang bukan beratnya saja yang penting, tapi lebih penting lagi perubahan berat badan setiap kali ibu memeriksakan diri (Hani,.2011;hal.91.). 6) LILA (Lingkar Lengan Atas) Ukuran LILA yang normal adalah 23,5 cm, ibu dengan LILA di bawah ini menunjukkan adanya kekurangan energi yang kronis (Sulistyonigsih, 2011;hal.110.). 7) TP (Tapsiran Persalinan) TP adalah tanggal taksiran perkiraan persalinan ibu. Bisa ditentukan setelah HPHT didapatkan. Rumus yang digunakan : a) TP = Tanggal HPHT ditambahkan 7 Bulan HPHT dikurangi 3 Tahun HPHT ditambahkan 1 (jika bulan lebih dari 4 –12)
  • 75. 65 b) TP = Tanggal HPHT ditambahkan 7 Bulan HPHT dikurangi 3 Tahun HPHT ditambahkan 1 (jika bulan lebih dari 1 -3) (Hani,2011;hal.80.). 3. Pemeriksaan Fisik 1) Rambut : Apakah bersih, adakah nyeri tekan 2) Muka :Apakah ada edema, adakah chloasma gravidarum 3) Mata :Adakah pucat pada kelopak mata bawah,. Adakah Kuning atau ikterik pada sklera 4) Hidung : Adakah pengeluaran sekret 5) Mulut : Adakah karies, adakah stomatitis, 6) Telinga : Ketajaman pendengaran secara umum, bentuk 7) Leher :Adakah pembesaran kelenjar tiroid dan limfe 8) Dada : Bentuk simetris atau tidak, puting payudara menonjol,
  • 76. 66 datar atau tidak apakah keluar cairan lain dari puting susu 9) Abdomen : Bentuk pembesaran perut, bekas luka operasi, linea dan striae. UTERUS Leopold 1 : Untuk menentukan umur kehamilan (berdasarkan TFU) dan menentukan bagian apa yang terdapat perut ibu bagian atas di fundus. Ukur dari fundus sampai tepi atas simfisis menggunakan jari atau dengan metelin. Leopold II : Untuk menentukan bagian perut ibu sebelah kanan dan kiri Leopold III : Untuk menentukan bagian apa yang terdapat di bawah dan apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan atau tidak jika tidak berarti tubuh janin telah memasuki pintu atas panggul bagian bawah.
  • 77. 67 Leopold IV : Untuk menentukan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul. 10) Ekstremitas: Adakah edema, turgor kulit, varises, kuku jari pucat dan reflek patella 11) Genetalia : Adakah varises, cairan, pembengkakan kelenjar bartholini 12) Anus : Adakah haemoroid. 4. Pemeriksaan penunjang 1) Pemeriksaan obstetrik Pemeriksaan panggul dilakukan untuk mengetahui diagnosis prognosis jalannya persalinan dan keadaan panggul. Keadaan panggul terutama penting pada primigravida, karena panggulnya belum pernah diuji dalam persalinan, sebaliknya pada multigravida anamnesis mengenai persalinan yang gampang dapat memberikan keterangan yang berharga mengenai keadaan panggul.
  • 78. 68 2) Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang pertama kali, lalu periksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi adanya anemia pada ibu hamil. Pembagian anemia : 1. Anemia ringan : 9-10 gr% 2. Anemia sedang : 7-8 gr% 3. Anemia berat : < 7 gr% Pemeriksaan protein urine dilakukan untuk mendeteksi ibu hamil ke arah preeklamsia, ditujukan pada ibu hamil dengan riwayat tekanan darah tinggi, kaki oedema. Sedangkan pemeriksaan glukosa urine/urine reduksi hanya kepada ibu dengan indikasi penyakit gula, DM atau riwayat penyakit gula pada keluarga ibu dan suami (Pantikawati dan Saryono, 2010;hal.12- 13.). II. Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data – data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah
  • 79. 69 dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Masalah sering berkaitan dengan hal – hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa (Hani, 2011;hal.97.). A. Diagnosa kebidanan Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan. Dalam diagnosis kebidanan yang disimpulkan oleh bidan antara lain : 1. Paritas Paritas adalah riwayat reproduksi seorang wanita yang berkaitan dengan kehamilannya (jumlah kehamilan). Dibedakan dengan primigravida (hamil yang pertama kali) dan multigravida (hamil yang kedua atau lebih). 2. Usia kehamilan dalam minggu 3. Keadaan janin 4. Normal atau tidak normal (Sulistyawati, 2012;hal.191-192.)
  • 80. 70 B. Masalah Masalah adalah hal – hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis (Hani, 2011;hal.99.). C. Kebutuhan Kebutuhan adalah hal – hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisis data (Hani,2011;hal.99.). III. Identifikasi Diagnosis dan Masalah Potensial Pada langkah ketiga kita mengidentifikari masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah teridentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan (Soepardan, 2008;hal.99-100.). IV. Antisipasi Tindakan Segera atau Kolaborasi Pada langkah ini, bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan konsultasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. Selain itu, juga mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/ untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
  • 81. 71 yang lain sesuai dengan kondisi klien (Hani,2011;hal. 101.). V. Perencanaan Pada langkah kelima, direncanakan asuhan menyeluruh yang ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen untuk masalah atau diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini, informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi (Soepardan, 2008;hal. 101.). Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum adalah 1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan fisik 2. Jelaskan pada ibu tentang keluhan yang dirasakan dan cara mengatasi. 3. Beritahu ibu cara mengubah pola makanan sehari – hari 4. Beritahu ibu untuk menghindarkan makanan yang menimbulkan bau. 5. Beritahu ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri. 6. Beritahu ibu untuk cukup istirahat. 7. Berikan terapi obat (Rukiyah dan Yulianti, 2010:hal. 122-125).
  • 82. 72 VI. Pelaksanaan Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan dengan efisien dan aman. Pelaksaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya (Soepardan, 2008;hal 101.). Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum adalah : 1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan kurang baik dengan tekanan darah: 90/70 mmHg, Nadi : 90x/menit, pernapasan : 20x/menit, suhu : 37,8o c. 2. Menjelaskan pada ibu keluhan yang di alami ibu adalah hiperemesis gravidarum tingkat 1 ( mual- muntah yang berlebih yang menyebabkan ibu lemas nyeri ulu hati dan aktivitas sehari-hari terganggu dan dapat mengganggu pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan ibu. Dan Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering makan dan minum sewaktu masih hangat, makan roti kering sebelum bangun dari tempat tidur dan banyak minum air putih agar tidak dehidrasi, serta menghindari minuman kopi dan soda untuk mencegah peningkatan asam lambung.
  • 83. 73 3. Memberitahu ibu tentang cara diet hiperemesis gravidarum III yaitu minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah roti panggang, biskuit, crackers, buah segar dan sari buah, minuman botol ringan, sirup, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer. 4. Memberitahu ibu untuk menghindarkan makanan yang menimbulkan bau dan membuat mual-muntah saluran pencernaan dan berbumbu tajam seperti makanan yang berminyak dan berbau lemak. Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi dan yang mengandung zat tambahan (pengawet, pewarna dan penyedap rasa) juga harus dihindarkan 5. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri dengan mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari atau saat lembab. 6. Memberitahu ibu untuk istirahat cukup dengan tidur ± 6-8 jam pada malam hari dan ± 1-2 jam pada siang hari serta mengurangi kerja berat. 7. Memberikan terapi obat yaitu vitamin B6 yang berfungsi untuk menurunkan keluhan atau gangguan mual dan muntah bagi ibu hamil dan juga membantu dalam sintesa lemak untuk pembentukan sel darah
  • 84. 74 merah. Vitamin B1 dan B2 berfungsi untuk mempertahankan kesehatan saraf, jantung, otot, serta meningkatkan pertumbuhan dan perbaikan sel. 8. Memberitahu tentang tanda bahaya kehamilan TM I yaitu hiperemesis gravidarum (mual-muntah yang berlebih hingga mempengaruhi keadaan ibu lemah, dehidrasi, menngganggu aktivitas dengan tekanan darah menurun dan nadi meningkat), sakit kepala hebat, sakit perut yang hebat, dan demam tinggi. 9. Menganjurrkan pada ibu tentang kunjungan ulang untuk pemeriksaan kehamilan atau keluhan ibu bertambah. (Rukiyah dan Yulianti, 2010;hal. 122-125). VII. Evaluasi Pada langkah ini, dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan. Hal yang dievaluasi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi dan mengatasi diagnosa dan masalah yang telah diidentifikasi. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar – benar efektif dalam pelaksanaannya (Hani,2011;hal. 103.).
  • 85. 75 2.3. Landasan Hukum Kewenangan Bidan 2.3.1 Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi: 1. Kewenangan normal: Pelayanan kesehatan ibu 2. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan. Kewenang ini meliputi: Pelayanan kesehatan ibu 1) Ruang lingkup: a) Pelayanan konseling pada masa pra hamil b) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal f) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan 2) Kewenangan: a) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil b) Penyuluhan dan konseling c) Bimbingan pada ibu hamil. d) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan. (http://www.kesehatanibu.depkes.go.id). d) Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter.
  • 86. 76 2.3.2 Keputusan Menteri kesehatan RI no. 828/Menkes/SK/IX/2008 a. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani : Komplikasi yang dimaksud adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, inu nifas yang dapat mengancam jika ibu dan bayi. b. Komplikasi dalam kehamilan Abortus, Hiperemesis gravidarum, perdarahan pervaginam, Hipertensi dalam kehamilan (preeklamsi-eklamsi), Kehamilan lewat bulan, Ketuban pecah dini (Kementrian kesehatan,2008).
  • 87. 77 BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP NY. N UMUR 27 TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 8 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT 1 DI BPS EVI ANDRIANI Amd.Keb BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 Anamnesa : Epta Mayasari Tanggal : 07 April 2015 Pukul : 15.30 WIB I. PENGKAJIAN A. Identitas IBU SUAMI Nama : Ny. N : Tn. M Umur : 27 tahun : 30 tahun Agama : Islam : Islam Suku : Jawa : Lampung Pendidikan : SMA : SMA Pekerjaan : Ibu rumah tangga : Wiraswasta Alamat : Jalan imam bonjol gang. Cempaka no. 27 kemiling bandar lampung.
  • 88. 78 B. Anamnesa 1. Alasan kunjungan : Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya 2. Keluhan utama : Ibu mengatakan lemas, pusing, sering mual dan muntah setiap kali makan ± 7 kali, serta nyeri ulu hati hingga mengganggu aktivitas dan khawatir akan kondisinya saat ini. 3. Riwayat Kesehatan a) Riwayat menstruasi Menache : ± 12 tahun Siklus : ± 28 hari Keluhan : Tidak ada keluhan Volume : ± 3 – 4 kali ganti pembalut HPHT : 10-02-2015 b) Gangguan kesehatan reproduksi Keputihan : Tidak ada keputihan Infeksi : Tidak ada infeksi Gatal karena jamur : Tidak ada gatal karena jamur Tumor : Tidak ada tumor
  • 89. 79 c) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan KB yang lalu No Kehamilan Persalinan Nifas Komplikasi Alkon KBUsia Penyulit Jenis persalinan BB Bayi Penolong Penyulit Ini kehamilan yang pertama d) Riwayat Kehamilan Sekarang HPHT : 10-02-2015 Keluhan selama hamil : Lemas, sering mual dan muntah. Kunjungan ANC : 3 kali Gerakan janin : Tidak dikaji Obat – obatan yang dikonsumsi : Tidak ada obat obatan yang dikonsumsi Mengonsumsi jamu – jamuan : Tidak ada. 4. Riwayat Kesehatan a) Riwayat kesehatan sekarang Penyakit menular ( TBC, Hepatitis, Malaria) : Tidak ada Penyakit menurun ( DM, Jantung, Hipertensi ) : Tidak ada Alergi obat antibiotik : Tidak ada b) Riwayat kesehatan yang lalu Penyakit menular (TBC, Hepatitis, Malaria, PMS, HIV ) : Tidak ada
  • 90. 80 Penyakit menurun (DM, Jantung, Hipertensi, Asma) : Tidak ada c) Riwayat kesehatan keluarga Keturunan kembar : Tidak ada Penyakit menular ( TBC, Hepatitis, Malaria, AIDS) : Tidak ada Tidak ada Penyakit menurun ( DM, Asma, Hipertensi) : Tidak ada 5. Data Psikososial a) Riwayat perkawinan : Syah b) Respon ibu terhadap kehamilan ini : Sangat Senang c) Respon suami terhadap kehamilan ini : Sangat Senang d) Respon keluarga terhadap kehamilan ini : Senang e) Adat istiadat yang berhubungan dengan kehamilan ini : Tidak ada 6. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari – hari a) Nutrisi Makan Menu : Nasi Frekuensi : 1 kali/hari Jumlah per hari : 2 sendok /hari Pantangan : Tidak ada pantangan. Minum : 2-3 gelas /hari Jenis : Air putih. b) Pola eliminasi Sebelum hamil BAK : ± 4-6 kali sehari, jernih, dan berbau khas urine
  • 91. 81 BAB : ±1 kali sehari,agak kecoklatan,dan berbau khas Saat hamil BAK : ± 6-8 kali sehari, jernih, dan berbau khas BAB : ±2 hari sekali, agak kecoklatan, dan berbau khas c) Pola istirahat Malam hari : ± 5 jam / hari. Siang hari : ± 30 menit / hari. d) Pola aktivitas : ibu hanya dapat duduk dan berbaring di tempat tidur. e) Personal hygiene Mandi : 2 kali sehari Keramas : ± 3 – 4 kali seminggu Ganti baju dan celana dalam : 1 kali sehari. Kebersihan kuku : Bersih f) Aktivitas seksual Frekuensi : Sesuai kebutuhan Gangguan : Tidak ada gangguan aktivitas seksual C. Pemeriksaan Umum 1. Keadaan umum : Lemah 2. Kesadaran : Composmentis 3. Keadaan emosional : Stabil 4. Tanda – tanda vital a) Tekanan darah : 90/70 mmHg
  • 92. 82 b) Nadi : 90 x/menit c) Pernapasan : 20 x/menit d) Suhu : 37,80 c 5. TB : 155 cm 6. BB sebelum hamil : 45 kg BB sekarang : 43 kg 7. LILA : 24 cm 8. TP : 17-11-2015 D. Pemeriksaan Khusus Kebidanan 1. Pemeriksaan fisik a) Rambut Mudah rontok atau tidak : Tidak mudah rontok Kebersihan : Bersih b) Muka Cloasma : Tidak ada cloasma Oedema : Tidak ada oedema c) Mata Simetris : Simetris kanan dan kiri Konjungtiva : pucat Sklera : Putih Kelopak mata : Sedikit cekung d. Hidung Simetris : Simetris kanan dan kiri
  • 93. 83 Polip : Tidak ada pembesaran Kebersihan : Bersih e. Telinga Simetris : Simetris kanan dan kiri Kebersihan : Bersih Gangguan pendengaran : Tidak ada gangguan pendengaran f. Mulut Bibir : Kering Lidah : Sedikit kotor, tidak ada stomatitis Gigi : Tidak ada karies Gusi : Tidak ada pembengkakan g. Leher Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran kelanjar tiroid h. Dada Simetris : Simetris kanan dan kiri Payudara Simetris : Simetris kanan dan kiri Rasa nyeri : Tidak ada rasa nyeri Benjolan : Tidak ada benjolan Keadaan puting : Menonjol Hiperpigmentasi : Ada di bagian areola Pengeluaran : Belum ada pengeluaran
  • 94. 84 Gangguan pernapasan : Tidak ada gangguan pernafasan. i. Abdomen Bekas luka operasi : Tidak ada bekas luka operasi Pembesaran : Belum teraba Striae gravidarum : Tidak ada striae gravidarum Linea nigra : Ada linea nigra Acites : Tidak ada acites Tumor : Tidak ada tumor Benjolan : Tidak ada benjolan Palpasi uterus : Belum dapat dilakukan TFU Mc Donald : Belum dapat dilakukan TBJ : Belum dapat dilakukan DJJ : Belum dapat dilakukan j. Ekstremitas Atas Bentuk : Simetris kanan dan kiri Turgor kulit : Kelembapan dan elastisitas berkurang. Oedema : Tidak ada oedema Kuku jari : Bersih, tidak ada kebiruan Bawah Bentuk : Simetris kanan dan kiri Turgor kulit : Kelembapan dan elastisitas berkurang. Oedema : Tidak ada oedema
  • 95. 85 Kuku jari : Bersih, tidak ada kebiruan Varices : Tidak ada varices Reflek patella : positif k. Anogenital Kebersihan : Bersih Perdarahan pervaginam : Tidak ada perdarahan pervaginam Tanda – tanda infeksi vagina : Tidak ada tanda – tanda infeksi vagiana. Varices : Tidak ada varices Oedema : Tidak ada oedema Pembesaran kelenjar bartholini : Tidak ada pembesaran kelenjar bartholini l. Anus Haemorroid : Tidak ada pembesaran Kebersihan : Bersih E. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan Obstetrik a. Lingkar panggul : 86 cm b. Distansia spinarum : 26 cm c. Distansia kristarum : 28 cm d. Boudenloque : 20 cm 2. Pemeriksaan Laboratorium a. HB : 10,6 gr % b. Glukosa urine : Negatif (-). c. Protein urine : Negatif (-).
  • 96. 86 TABEL 3.1 MATRIK TGL/ JAM PENGKAJIAN INTERPERETASI DATA DX POTENSIAL / MASALAH POTENSIAL ANTISIPASI / TINDAKAN SEGERA PERENCANAAN PELAKSANAAN EVALUASI 07 April 2015/ 15.30 wib Ds : Ibu mengatakan lemas, pusing, sering mual dan muntah tiap kali makan ± 7 kali, serta nyeri ulu hati, hingga mengganggu aktivitas dan khawatir akan kondisinya saat ini Do : - Keadaan umum lemah - Kesadaran composmentis Diagnosa : Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu dengan hiperemesis gravidarum tingkat I Dasar : DS - Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama, belum pernah melahirkan dan belum pernah keguguran - Ibu mengatakan HPHT tanggal 10 Februari 2015. Hiperemesis gravidarum tingkat II Penanganan hiperemesis gravidarum tingkat I (diet hiperemesis III) 1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan 1. Memberitahu ibu pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan kurang baik dengan tekanan darah : 90/70 mmHg, Nadi : 90x/menit, Pernapasan : 20 x/menit, Suhu : 37,8o c - pemeriksaan fisik: Mata sedikit : cekung. konjungtiva : pucat. bibir : tampak kering turgor kulit : kelembapan, dan 1. Ibu mengerti bahwa saat ini ia dalam kondisi kurang baik
  • 97. 87 - Keadaan emosional stabil - TTV TD : 90/70 mmHg N : 90 x/menit RR : 20 x/ menit S : 37,80 c - pemeriksaan fisik : Mata sedikit : cekung. konjungtiva : pucat. bibir : tampak kering turgor kulit : kelembapan, dan elastisitas berkurang. - Berat badan sebelum hamil 45 kg dan saat pemeriksaan berat badan ibu 43 kg DO - Keadaan umum : lemah - Kesadaran : composmentis - Keadaan emosional : stabil - TTV TD : 90/70 mmHg N : 90 x/menit RR : 20 x.menit S : 37,80 c - pemeriksaan fisik : Mata sedikit : cekung. konjungtiva : pucat. bibir : tampak kering turgor kulit : kelembapan, dan elastisitas berkurang. - Berat badan sebelum hamil 45 kg dan saat pemeriksaan berat badan ibu 43 kg 2. Jelaskan pada ibu mengenai keluhan yang dialami saat ini elastisitas berkurang. - Berat badan sebelum hamil 45 kg dan saat pemeriksaan berat badan ibu 43 kg -Pemeriksaan laboratorium Hb : 10,6 gr% Protein urine : Negatif (-) Glukosa urine : Negatife (-) 2. Menjelaskan pada ibu mengenai keluhan yang ibu alami saat ini adalah hiperemesis gravidarum tingkat 1 atau mual muntah yang berlebih yang menyebabkan ibu lemas, nyeri ulu hati 2. Ibu mengerti keadaan nya saat ini
  • 98. 88 -Pemeriksaan laboratorium Hb : 10,6 gr% Protein urine : Negatif (-) Glukosa urine : Negatife (-) Masalah : Mual muntah berlebih, lemas dan nyeri ulu hati. Kebutuhan : Penanganan Hiperemesis gravidarum tingkat I. 3. Beritahu ibu cara penanganan keluhan yang dialami dan aktivitas sehari – hari terganggu dan dapat mengganggu pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan ibu. 3. Memberitahu ibu cara menangani keluhan yang dialami ibu dengan makan sedikit tapi sering, makan dan minum sewaktu masih hangat, makan roti kering sebelum bangun dari tempat tidur, dan banyak minum air putih agar tidak dehidrasi, serta menghindari minuman kopi dan soda untuk mencegah 3. Ibu mengerti dan mau melakukan anjuran yang diberikan
  • 99. 89 4. Beritahu ibu untuk Menghindari makanan yang menimbulkan mual. 5. Beritahu ibu untuk selalu menjaga personal hygine peningkatan asam lambung. 4. Memberitahu ibu untuk menghindari makanan dan minuman menimbulkan mual seperti makanan yang berminyak, berlemak dan pedas seperti makanan yang digoreng, rujak dan makanan bersantan. 5. Memberitahu ibu ibu untuk menjaga personal hygine dengan mandi 2 kali sehari, menggosok gigi 2 kali sehari mengganti baju dan celana dalam minimal 2 kali sehari atau saat 4. Ibu mengerti dan akan mengehindari makanan yang menimbulkan mual 5. Ibu mengerti dan bersedia untuk menjaga kebersihan dirinya
  • 100. 90 6. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup 7. Beritahu ibu manfaat terapi obat dan vitamin yang diberikan oleh bidan dan ajarkan cara meminumnya lembab. 6. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dengan tidur ± 6-8 jam pada malam hari dan ± 1- 2 jam pada siang hari serta mengurangi kerja berat. 7. Memberitahu ibu manfaat terapi obat dan vitamin yang diberikan oleh bidan yaitu, parasetamol untuk mengurangi rasa pusing yang diminum 3 kali sehari; antasida untuk mengurangi nyeri ulu hati yang diminum 3 kali sehari sebelum makan; dan vitamin 6. Ibu mengerti dan bersedia untuk istirahat cukup 7. Ibu mengerti manfaat terapi obat yang diberikan oleh bidan dan waktu meminumnya
  • 101. 91 8. Beritahu ibu tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil B6 untuk mengurangi mual dan muntah yang diminum 3 kali sehari sebelum makan. 8. Menberitahu ibu tentang kebutuhan nutrri ibu hamil dengan mengkonsumsi makanan seperti karbohidrat yang didapat dari nasi, jagung, umbi – umbian. Protein hewani seperti daging, ikan, dan telur, protein nabati yaitu tahu dan tempe, sayuran hijau yang banyak mengandung serat, zat besi, vitamin seperti bayam, 8. Ibu mengerti tentang kebutuh an nutrisi ibu hamil.
  • 102. 92 9. Beritahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan TM 1 kangkung, brokoli, daun katuk, dan mengkonsumsi buah-buahan serta mineral seperti air. 9. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan TM 1 yaitu ibu mengalami hiperemesis gravidarum (mual – muntah yang berlebih, hingga mempengaruhi keadaan ibu lemah, lemas, nyeri epigastrium, dehidrasi), nyeri abdomen yang hebat, sakit kepala hebat dan demam tinggi. 9. Ibu mengerti tentang tanda bahaya kehamilan TM I
  • 103. 93 10 April 2015/ 09.30 wib Ds : - Ibu mengatakan masih merasakan mual, tidak mengalami muntah dan tidak nafsu makan, hanya 1 kali makan pada siang hari, nyeri ulu hati sudah berkurang Do : - Keadaan umum baik - Kesadaran composmentis - Keadaan Emosional stabil - TTV Diagnosa : Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu 3 hari dengan emesis gravidarum Dasar : Ds - Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama belum pernah melahirkan dan belum pernah keguguran - Ibu mengatakan bersalin pada HPHT tangga l 10 februari 2015 - Ibu mengatakan masih meraskan mual, tidak muntah dan tidak nafsu makan pada siang hari, Hiperemesis gravidarum Penanganan emesis gravidarum 1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan 1. Memberitahu ibu pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan sudah mulai membaik dengan tekanan darah : 110/70 mmHg, Nadi : 90 kali/menit, Pernapasan : 20 kali/menit, Suhu : 37,8o c. 1. Ibu mengerti bahwa saat ini sudah mulai membaik.
  • 104. 94 TD : 110/70 mmHg N : 90 x/menit RR : 22 x/menit S : 37,20 c Berat badan sebelum hamil : 45 kg Berat badan saat ini : 43 kg nyeri ulu hati 2. Ingatkan kembali pada ibu cara menangani masalah yang ia alami 2. Mengingatkan kembali pada ibu cara menangani masalah yang ia alami yaitu dengan makan sedikit tapi sering, makan dan minum sewaktu masih hangat, makan roti kering sebelum bangun dari tempat tidur, dan banyak minum air putih agar tidak dehidrasi, serta menghindari minuman kopi dan soda untuk mencegah 2. Ibu mengatakan telah dapat menangani mual muntah yang ia alami, meski terkadang masih merasa mual
  • 105. 95 Sudah berkurang. Do : - Keadaan umum baik - Kesadaran composmentis - Keadaan Emosional stabil - TTV TD : 110/70 mmHg N : 90 x/menit RR : 22 x/menit S : 37,20 c Berat badan sebelum hamil : 45 kg Berat badan saat ini : 43 kg. Masalah : Mual dan tidak nafsu makan 3. Ingatkan ibu untuk menghindari makanan yang menimbulkan mual. 4. ingatkan ibu untuk tetap banyak istirahat peningkatan asam lambung. 3. Mengingatkan ibu untuk menghindari makanan dan minuman yang menimbulkan mual seperti makanan yang berminyak, berlemak dan pedas seperti makanan yang digoreng, rujak dan makanan bersantan. 4. Mengingatkan ibu untuk tetap banyak istirahat ± 6-8 jam 3. Ibu mengatakan telah menghindari dan tidak mengkonsumsi makanan yang menimbulkan mual. 4. Ibu mengatakan telah mulai
  • 106. 96 Kebutuhan : Penanganan emesis gravidarum. 5. Ingatkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri. pada malah hari dan ± 1-2 jam pada siang hari serta mengurangi kerja berat 5. Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri dengan mandi 2 kali sehari, menggosok gigi 2 kali sehari, mengganti pakaian dalam setiap saat lembab. menjaga istirahatnya dengan tidur ± 6 jam pada malam hari dan ± 1-2 jam pada siang hari 5. Ibu mengerti tentang menjaga kebersihan diri.
  • 107. 97 6. Ingatkan ibu untuk melanjutkan terapi obat yang telah diberikan 7. Ingatkan ibu tentang kebutuhan nutrisi 6. Mengingatkan ibu untuk tetap melanjutkan terapi obat yang telah diberikan agar kondisi ibu semakin membaik. 7. Mengingatkan kembali ibu tetang kebutuhan nutrisi ibu hamil 6. Ibu mengatakan telah mengonsumi obat yang diberikan secara rutin 7. Ibu telah mengerti tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil dengan dengan mengkonsum si makanan seperti karbohidrat yang didapat dari nasi, jagung, umbi – umbian.
  • 108. 98 Protein hewani seperti daging, ikan, dan telur, protein nabati yaitu tahu dan tempe, sayuran hijau yang banyak mengandung serat, zat besi, vitamin seperti bayam, kangkung, brokoli, daun katuk, dan mengkonsum si buah- buahan serta mineral seperti air
  • 109. 99 8. Ingatkan kembali ibu tentang tanda bahaya kehamilan TM I 8. Mengingatkan kembali ibu tentang tanda bahaya kehamilan TM I yaitu ibu mengalami hiperemesis gravidarum (mual- muntah yang berlebih, hingga mempengaruhi keadaan ibu lemah, lemas, nyeri epigastrium, dehidrasi), nyeri abdomen yang hebat, sakit kepala hebat dan demam tinggi. 8. Ibu mengatakan telah mengetahui tanda tanda bahaya kehamilan TM I.
  • 110. 100 12 April 2015/ 10.00 wib Ds : - Ibu mengatakan muntah 1 kali pada pagi hari, dan masih merasakan mual apabila mencium bau menyengat, nyeri ulu hati berkurang Do : - Keadaan umum baik - Kesadaran composmentis - Keadaan emosional stabil - TTV normal (TD : Diagnosa : Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu 5 hari dengan emesis gravidarum. Dasar Ds : - Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama belum pernah melahirkan dan belum pernah keguguran - Ibu mengatakan HPHT tanggal 10 Februari 2015. - Ibu mengatakan muntah 1 kali pada pagi hari, dan masih merasakan mual apabila mencium bau Hiperemesis gravidarum Penanganan emesis gravidarum 1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan 2. Pastikan apakah ibu mengikuti cara yang diberikan untuk menangani mual 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan secara fisik bahwa ia dalam kondisi yang sudah mulai membaik, tekanan darah 100/70 mmHg, Nadi : 86x/menit, pernapasan : 20 x/menit, suhu : 37,0 o c 2. Memastikan apakah ibu mengikuti cara untuk menangani mual muntah yang dialami 1. Ibu mengerti bahwa kondisinya sudah membaik 2. Ibu mengatakan telah mengikuti cara yang diberikan untuk
  • 111. 101 100/70 mmHg, N: 86 x/menit, RR: 20 x/menit S: 37,00 c) Berat badan ibu sebelum hamil : 45 kg. Berat badan saat ini : 43,5 kg. menyengat, nyeri ulu hati berkurang. Do : - Keadaan umum baik - Keadaan emosional stabil - Kesadaran composmentis - TTV normal : TD: 100/70 mmHg, N: 86 x/menit, RR: 20 x/menit dan S: 37,00 c Berat badan sebelum hamil : 45 kg Berat badan saat ini : 43,5 kg. Masalah : muntah yang dialami menangani mual muntah yang dialami dengan makan sedikit tapi sering, makan roti sebelum bangun dari tempat tidur, dan menghindari makanan yang dapat menyebabkan mual seperti makanan berminyak, pedas dan bersantan.
  • 112. 102 Tidak ada Kebutuhan : Jelaskan hasil pemeriksaan Ingatkan kembali pada ibu tentang cara mengatasi mual dan muntah, kebutuhan nutrisi yang tepat, pola istirahat yang cukup dan personal hygene. 3. Pastikan kebutuhan istirahat ibu 4. Pastikan ibu untuk selalu menjaga personal hygene. 3. Memastikan kebutuhan istirahat ibu cukup 4. Memastikan ibu untuk tetap selalu mejaga personal hyegene dengan mandi 2 kali sehari, menggosok gigi 2 kali sehari, mengganti pakaian 3. Ibu mengatakan telah mencukupi kebutuhan istirahatnya dengan tidur malam ± 6 jam dan siang ± 1 jam. 4. Ibu mengerti untuk tetap menjaga personal hyegene
  • 113. 103 5. Pastikan ibu untuk tetap mengonsumsi obat yang diberikan 6. Pastikan ibu tentang kebutuhan nutrisi dalam setiap saat lembab. 5. Memastikan ibu untuk tetap mengonsumsi obat yang diberikan bila keluhan timbul kembali yaitu parasetamol untuk mengurangi rasa pusing, antasida untuk mengurangi nyeri ulu hati dan vitamin B6 untuk mengurangi mual 6. Memastikan kepada ibu tentang kebutuhan 5. Ibu tetap mengonsums i obat bila keluhan timbul kembali. 6. Ibu telah mengerti tentang
  • 114. 104 ibu hamil TM I nutrisi ibu hamil TM I kebutuhan nutrisi ibu hamil dengan dengan mengkonsum si makanan seperti karbohidrat yang didapat dari nasi, jagung, umbi – umbian. Protein hewani seperti daging, ikan, dan telur, protein nabati yaitu tahu dan tempe, sayuran hijau yang banyak mengandung serat, zat besi, vitamin
  • 115. 105 7. Pastikan ibu mengerti tentang tanda bahaya kehamilan TM I 7. Memastikan ibu mengerti tentang tanda bahaya kehamilan TM I mengalami hiperemesis gravidarum ( mula- muntah yang berlebih, hingga memepengaruhi seperti bayam, kangkung, brokoli, daun katuk, dan mengkonsum si buah- buahan serta mineral seperti air 7. Ibu menegerti tentang tanda bahaya kehamilan TM I.
  • 116. 106 8. Pastikan ibu untuk mengetahui kapan harus kunjungan ulang keadaan ibu lemah, lemas, nyeri epigastrium, dehidrasi), nyeri abdomen yang hebat, sakit kepala hebat dan demam tinggi. 8. Memastikan ibu mengetahui tentang kapan harus kunjungan ulang untuk memeriksakan kehamilan atau sewaktu waktu bila ada keluhan ibu bertamabah. 8. Ibu mengerti tentang kunjungan ulang ketenanga kesehatan
  • 117. 107 16 April 2015/ 15.30 wib Ds: - Ibu mengatakan hanya merasakan mual saja sejak kemarin tidak muntah dan mulai dapat melakukan aktifitas seperti berjalan – jalan dan menyapu - Ibu mengatakan mengonsumsi obat secara rutin. Do: - Keadaan umum baik - Kesadaran composmentis - TTV dalam batas Diagnosa: Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 9 minggu 4 hari Berat badan saat ini : 43,5 kg Dasar Ds : - Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama belum pernah melahirkan dan belum pernah keguguran - Ibu mengatakan HPHT tanggal 10 Februari 2015. berat badan sebelum hamil : 45 kg berat badan saat ini : Tidak ada Tidak ada 1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan 2. Evaluasi kebutuhan asupan nutrisi ibu 1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik dengan tekanan darah ibu : 110/70 mmhg, Nadi : 86 kali/menit, pernapasan : 20 kali/menit, suhu : 37,0o c dan kadar Hb ibu 10,8 gr%. 2. Mengevaluasi kebutuhan nutrisi ibu dan menanyakan yang telah di konsumsi. 1. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan dan keadaan nya saat ini. 2. Ibu telah mengkonsums i nasi dan sayur sebanyak 2 porsi sekali dalam sehari pada siang hari dan sering mengkonsums
  • 118. 108 normal (TD: 110/70 mmHg, N: 89 x/menit, S: 37,00 c dan RR: 20 x/menit) kadar Hb ibu 10,8 gr%. - Berat badan sebelum hamil : 45 Kg - Berat badan saat ini : 43,5 kg 43,5 kg. - Ibu mengatakan hanya merasakan mual saja sejak kemarin tidak muntah dan mulai dapat melakukan aktifitas seperti berjalan –jalan dan menyapu. - Ibu mengatakan mengkonsumsi obat secara rutin. Masalah : Tidak ada Kebutuhan : Jelaskan hasil pemeriksaan. Evaluasi tentang kebutuhan nutrisi ibu, 3. Evaluasi kebutuhan istirahat ibu 4. Evaluasi personal hygine ibu 3. Mengevaluasi kebutuhan istirahat ibu pada siang hari dan malam hari 4. Mengevaluasi personal hygine ibu i makanan ringan dan kering seperti roti dan biskuit. 3. Ibu telah memenuhi kebutuhan istirahat dengan tidur malam hari ± 7 jam dan siang hari ± 1 jam. 4. Ibu telah menjaga kebersihan diri dengan mandi 2 kali sehari, menggosok gigi 2 kali sehari dan
  • 119. 109 pola istirahat, personal hygene dan beritahu ibu tentang kunjungan ulang. 5. Tanyakan kembali kepada ibu tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil 5. Menanyakan kepada ibu tentang kebutuhan nutrri ibu hamil mengganti pakain dalam setiap saat lembab. 5. Ibu telah mengerti tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil dengan dengan mengkonsum si makanan seperti karbohidrat yang didapat dari nasi, jagung, umbi – umbian. Protein hewani seperti daging, ikan, dan telur, protein
  • 120. 110 6. Tanyakan kembali kepada ibu tentang tanda bahaya kehamilan TM I 6. Menanyakan kembali kepada ibu tentang tanda bahaya kehamilan TM I nabati yaitu tahu dan tempe, sayuran hijau yang banyak mengandung serat, zat besi, vitamin seperti bayam, kangkung, brokoli, daun katuk, dan mengkonsum si buah- buahan serta mineral seperti air 6. Ibu telah mengerti tentang tanda bahaya kehamilan seperti hiperemesis
  • 121. 111 gravidarum (mual- muntah yang berlebih hingga mempengaru hi keadaan ibu lemah, dehidrasi sampai mengganggu aktivitas ibu dengan tekanan darah menurun dan nadi meningkat), sakit kepala hebat, sakit perut yang hebat dan demam tinggi.
  • 122. 112 7. Anjur kan ibu untuk kunjungan ulang 7. Menganjurkan ibu tentang kunjungan ulang untuk pemeriksaan kehamilan atau sewaktu-waktu bila keluhan ibu bertambah. 7. Ibu mengerti kapan harus kunjungan ulang
  • 123. 113 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengkajian Data Pengkajian dilakukan untuk mengumpulkan data dasar mengenai keadaan pasien. Pada studi kasus ini, penulis melakukan pengkajian terhadap Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu ( pada tanggal 7 Apri 2015) dengan hiperemesis gravidarum tingkat I. 4.1.1 Identitas 4.1.1.1 Nama 1). Tinjauan teori Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan (walyani,2015;hal 118). 2). Tinjauan kasus Dalam kasus ini nama ibu adalah Ny. N 3) Pembahasan Dalam kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik karena Ny. N memiliki nama jelas yang dapat membedakan dengan klien yang lain. 4.1.1.2 Umur 1) Menurut tinjauan teori
  • 124. 114 Umur pasien dikaji untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat- alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun, rentan sekali untuk terjadi perdarahan saat persalinan maupun nifas (Walyani,2015;hal 118.). 2) Menurut tinjauan kasus Berdasarkan pengkajian, Ny. N berumur 27 tahun. 3) Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus, tidak terdapat kesenjangan karena Ny. N berumur 27 tahun sehingga alat reproduksinya telah matang dan resiko untuk terjadi perdarahan saat persalinan maupun nifas menjadi berkurang. 4.1.1.3 Agama 1) Menurut tinjauan teori Agama pasien dikaji untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien untuk berdoa (Walyani,2015;hal 118). 2) Menurut tinjauan kasus Berdasarkan kasus, Ny. N beragama islam 3) Pembahasan Berdasarkan tinjauan dan tinjauan kasus, tidak terdapat kesenjangan karena Ny.N beragama islam sehingga lebih
  • 125. 115 mudah untuk mengetahui keyakinan untuk mengarahkan pasien untuk berdoa. 4.1.1.4 Suku 1) Menurut tinjauan teori Dalam hal ini pengaruh suku terhadap kebidanan adalah dalam hal adat istiadat dan kebiasaan kebiasaan yang sering dilakukan oleh ibu dan adat istiadat (Walyani,2015;hal 118.). 2) Menurut tinjauan kasus Ibu bersuku jawa dan selama ini ibu tidak memiliki kebiasaan kebiasaan yang berpengaruh terhadap kehamilan, persalinan dan nifas. 3) Pembahasan Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan karena ibu tidak memiliki kebiasaan adat istiadat yang berpengaruh terhadap kehamilan, persalinan dan nifas. 4.1.1.5 Pendidikan 1) Menurut tinjauan teori Pendidikan ibu tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang berpendidikan tinggi biasanya akan bertindak lebih rasional. Oleh karena itu orang yang berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasan baru. Demikian halnya dengan ibu yang berpendidikan tinggi
  • 126. 116 akan memeriksakan kehamilanya secara teratur demi menjaga keadaan kesehatan dirinya dan anak dalam kandunganya (Walyani,2015;hal 91). 2) Menurut tinjauan kasus Berdasarkan hasil pengkajian, pendidikan Ny. N adalah SMA. 3) Pembahasan Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus, karena menurut tinjauan teori ibu dengan tingkat pendidikan tinggi biasanya akan bertindak lebih rasional dan lebih mudah menerima gagasan baru. Sedangkan pendidikan terakhir Ny. N adalah SMA dimana tingkat pengetahuan ibu cukup baik dengan pemahaman informasi dan Ny. N mempunyai jumlah pemeriksaan kehamilan lebih baik yaitu sebanyak 3 kali kunjungan. Serta selalu memperhatikan kesehatannya. 4.1.1.6 Pekerjaan 1) Menurut tinjauan teori Pekerjaan seorang ibu akan menggambarkan aktivitas dan tingkat kesejahteraan ekonomi yang akan didapatkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang bekerja mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik dari pada ibu yang tidak bekerja. Oleh karena itu, pada ibu yang bekerja akan lebih
  • 127. 117 memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain sehingga lebih mempunyai banyak peluang juga untuk mendapat informasi seputar keadaannya (Jannah, 2012;hal.143.). 2) Tinjauan kasus Berdasarkan hasil pengkajian, pekerjaan Ny. N adalah ibu rumah tangga sedangkan pekerjaan Tn. M adalah wiraswasta. 3) Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, terdapat kesenjangan karena kebutuhan ekonomi keluarga Ny. N kurang tercukupi dengan pekerjaannya saat ini. 4.1.1.7 Alamat 1) Tinjauan teori Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan (Elisabeth,2015;hal 118.). 2) Tinjauan kasus Alamat rumah Ny, N adalah Jalan imam bonjol gang. Cempaka no. 27 kemiling bandar lampung. 3) Pembahasan Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena Ny. N memiliki alamat rumah yang lengkap untuk mempermudah dalam melakukan kunjungan rumah.
  • 128. 118 4.1.2 Anamnesa 4.1.2.1 Keluhan utama 1) Menurut tinjauan teori Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan (Sulistyawati,2012;hal.167.). Gejala hiperemesis gravidarum tingkat I adalah muntah terus – menerus yang memengaruhi keadaan umum, menimbulkan rasa lemah, penurunan nafsu makan, berat badan turun, dan nyeri epigastrium. Frekuensi nadi ibu biasanya naik menjadi 100 kali/menit, tekanan darah sistolik menurun, lidah kering dan mata cekung (Mitayani, 2010;hal.41.). 2) Menurut tinjauan kasus Berdasarkan pengkajian, Ny. N datang dengan keluhan lemas, pusing, sering mual muntah ± 7 kali, nyeri ulu hati hingga mengganggu aktivitas dan khawatir akan kondisinya saat ini. 3) Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak terdapat kesenjangan karena berdasarkan teori yang ada, keluhan yang dirasakan Ny. N merupakan tanda gejala dari hiperemesis gravidarum tigkat I.
  • 129. 119 4.1.2.2 Riwayat Kebidanan a. Menstruasi 1) Tinjuan teori Data ini memang secara tidak lansung berhubungan, namun dari data yang kita peroleh akan mempunyai gambaran tentang keadaan dasar organ reproduksinya (Sulistyawati,2012;181). 2) Tinjuan kasus Dasar hasil pemeriksaan Ny.N mengalami menstruasi. 3) Pembahasan Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena Ny.N mengalami menstruasi. b. Menarche 1) Tinjauan teori Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi. Wanita indonesia pada umumnya mengalami menarche sekitar 12 sampai 16 tahun (Sulistyawati, 2012:181). 2) Tinjauan kasus Dari pernyataan Ny.N mengalami menarche umur 12 tahun. 3) Pembahasan Tidak ada kesenjangan antara tijauan teori dan tinjauan kasus karena Ny.N mengalami menarche 12 tahun.
  • 130. 120 c. Siklus 1) Tinjauan teori Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam hitungan hari. Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari (Sulistyawati,2012:181). 2) Tinjuana kasus Dari pernyataan Ny.N siklus mentruasi setiap 28 hari 3) Pembahasan Tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terjadi kesenjangan karena siklus menstruasi Ny.N setiap 28 hari. d. Volume 1) Tinjauan teori Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan. Kadang kita akan kesulitan untuk mendapatkan data yang valid. Sebagai acuan biasanya kita gunakan kriteria banyak, sedang, dan sedikit. Jawaban yang diberikan oleh pasien biasanya bersifat subyektif, namun kita dapat dikaji lebih dalam lagi dalam beberapa pernyataan pendukung, misalnya sampai berapa kali mengganti pembalut dalam sehari (Sulistyawati, 2012:181).
  • 131. 121 2) Tinjauan kasus Dari pernyataan Ny.N 3 sampai 4 kali sehari ganti pembalut. 3) Pembahasan Tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terjadi kesenjangan karena Ny.N selalu mengganti pembalut 3 sampai 4 kali sehari ganti pembalut. e) HPHT 1) Tinjauan teori Bidan ingin mengetahui tanggal hari pertama dari menstruasi terakhir klien untuk memperkirakan kapan kira- kira sang bayi akan dilahirkan (walyani,2015:120). 2) Tinjuan kasus Dari pernyataan HPHT Ny. N pada tanggal 10-02-2015 3) Pembahasan Tinjauan teori dan tinjuan kasus tidak terjadi kesenjangan karena HPHT Ny.N terkaji dengan jelas sehingga usia kehamilan 8 minggu (pada tanggal 07 april 2015) dan tafsir persalinan pada tanggal 17 November 2015. 4.1.2.3 Riwayat kehamilan sekarang 1) Tinjauan teori Riwayat kehamilan sekarang meliputi HPHT dan apakah normal, gerakan janin (kapan mulai dirasakan dan apakah ada
  • 132. 122 perubahan yang terjadi), keluhan-keluhan yang lazim dialami pertrimester pada kehamilan, penggunaan obat-obatan (termasuk jamu-jamuan), kekhawatiran lain yang dirasakan oleh ibu (walyani,2015;85). 2) Tinjauan kasus Dari hasil pemeriksaan HPHT Ny. N tanggal 10-02-2015, Ny.N belum merasakan adanya gerakan janin, Ny.N mengalami mual-muntah yang berlebih sampai mengganggu aktivitasnya sehari-hari, Ny.N tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan seperti alcohol atau jamu-jamuan dan ibu meraskan khawatir terhadap kehamilannya dimana ini merupakan kehamilan yang sangat diinginkan. 3) Pembahasan Antara tinjauan teori dan tinjauan kasus terjadi kesenjangan dimana dimana pad trimester I merupakan hal yang wajar jika mengalami mual muntah yang berlebihan tetapi Ny. N mengalami mual muntah yang berlebih hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. 4.1.2.4 Riwayat kesehatan 1) Tinjauan teori Data dari riwayat kesehatan ini dapat kita gunakan sebagai “penanda” (warning) akan adanya penyulit masa hamil. Adanya perubahan fisik dan fisiologis pada masa
  • 133. 123 hamil yang melibatkan seluruh sistem dalam tubuh akan mempengaruhi organ yang mengalami gangguan. Beberapa data penting tentang riwayat kesehatan pasien yang perlu kita ketahui adalah apakah pasien pernah atau sedang menderita penyakit, seperti jantung,diabetes melitus (DM), hipertensi/hipotensi, ginjal dan hepatitis (Sulistyawati,2012:183). 2) Tinjauan Kasus Ny.N mengatakan tidak pernah menderita penyakit akut seperti jantung, DM, Hipertensi/Hipotensi, asma. 3) Pembahasan Jadi tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena dalam hal ini Ny. N tidak memiliki riwayat penyakit akut seperti jantung, DM, Hipertensi/Hipotensi, asma. 4.1.2.5 Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan nifas yang lalu 1) Menurut tinjauan teori Meliputi jumlah kehamilan, anak yang lahir hidup, persalinan yang aterm, persalinan yang prematur, keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan dengan tindakan, riwayat perdarahan pada kehamilan, persalinan atau nifas sebelumnya; hipertensi disebabkan kehamilan sekarang atau kehamilannya sebelumnya; berat bayi sebelumnya < 2500
  • 134. 124 atau > 4000 gr; dan masalah – masalah lain yang dialami. Dapat membantu mengelola asuhan pada kehamilan ini (Dewi dan Sunarsih, 2011;hal.151.). Hiperemesis paling sering muncul pada kehamilan pertama dan cenderung berulang pada kehamilan berikutnya (Arisman,2010;hal.27.). Menurut Wiknjosastro (2005) dalam Rukiyah dkk, (2010) beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah di temukan adalah sebagai berikut, Faktor predisposisi yang sering di kemukakan adalah primigravida, molahidatidosa dan kehamilan ganda. 2) Menurut tinjauan kasus Berdasarkan pengkajian, kehamilan ini merupakan kehamilan yang pertama bagi Ny. N , belum pernah melahirkan dan belum pernah keguguran. 3) Pembahasan Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus, dikarenakan kehamilan Ny. N saat ini adalah kehamilan yang pertama, Menurut Wiknjosastro (2005) dalam Rukiyah dkk, (2010) beberapa faktor predisposisi kejadian hiperemesis gravidarum salah satunya adalah primigravida.
  • 135. 125 4.1.2.6 Data Psikososial a. Respon ibu terhadap kehamilan ini 1) Tinjauan teori Dalam mengkaji data ini kita dapat menanyakan langsung kepada pasien megenai bagaimana perasaannya terhadap kehamilan ini (Sulistyawati,2012:187). 2) Tinjauan kasus Dari pernyataan Ny.N mengatakan sangat senang dengan kehamilannya saat ini. 3) Pembahasan Tinjuan teori dan tinjauan kasus tidak terjadi kesenjangan karena menurut pengkajian langsung terhadap Ny. N, Ny.N sangat senang dengan kehamilannya. b. Respon suami dan keluarga terhadap kehamilan ini 1) Menurut tinjauan teori Respon suami dan keluarga memberikan gambaran mengenai kenyamanan psikologis ibu. Adanya respon dari suami dan keluarga terhadap kehamilan akan mempercepat proses adaptasi ibu dalam menerima perannya (Sulistyawati, 2012;hal.169.).
  • 136. 126 2) Menurut tinjauan kasus Berdasarkan pengkajian, suami dan keluarga memberikan respon yang baik terhadap kehamilan dengan menerima adanya kehamilan saat ini. 3) Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak terdapat kesenjangan karena suami dan keluarga Ny. N memberikan respon yang baik terhadap kehamilan sehingga membantu Ny. N dalam menerima perannya. c. Adat-istiadat setempat yang berkaitan dengan masa hamil 1) Tinjauan teori Untuk mendapatkan data ini bidan sangat perlu melakukan pendekatan terhadap keluarga pasien, terutama orang tua. Hal ini penting yang biasanya mereka anut berkaitan dengan mas hamil adalah menu makan untuk ibu hamil, misalnya ibu hamil dengan pantangan makanan yang berasal dari daging, ikan telur, dan gorengan karena dipercaya akan menyebabkan pasien dan janin karena hal tersebut justru akan membuat pertumbuhan tidak optimal dan pemulihan kesehatannya akan terlambat (Sulistyawati,2012;hal 188).
  • 137. 127 2) Tinjauan kasus Dari pernyataan Ny. N didalam keluarganya tidak ada adat istiadat yang berkaitan dengan kehamilannya. 3) Pembahasan Tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terjadi kesenjangan karena di dalam keluarga Ny. N tidak menganut adat-istiadat yang berkaitan dangan kehamilannya. 4.1.2.7 Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari a. Pola Nutrisi 1) Menurut tinjauan teori Ibu hamil membutuhkan nutrisi dan cairan yang cukup untuk kebutuhan bagi si ibu itu sendiri dan janinnya yang dikandung, ibu hamil harus benar-benar memperhatikan makanan apa saja yang baik untuk dikonsumsi bagi dirinya dan calaon bayi yang dikandung nya saat ini. Ibu hamil harus mengkonsumsi banyak makanan yang kaya akan zat besi, protein, Asam folat yang baik bagi pembentukan janin yang dikandungnya saat ini dan kebutuhan nutrisi ibu . Menurut penelitian lain mengenai pengaruh budaya terhadap Hyperemesis gravidarum dilakukan juga oleh Rabinerson, et. All, hasil penelitiannya menemukan bahwa
  • 138. 128 kejadian hiperemsis gravidarum dapat meningkat pada wanita yang mengalami pembatasan dalam intake nutrisi (contohnya pada wanita yang menjalankan puasa) (Runiari,2010;hal 10). Dan memberitahukan pada ibu nutrisi yang baik bagi ibu hamil seperti nutrisi yang baik bagi ibu adalah Makanan yang banyak mengandung protein seperti (Daging, ikan,telur,susu) dantinggi akan Asam folat (Ragi,hati,brokoli, sayuran berdaun hijau seperti bayam,asparagus dan kacang kedelai bisa juga didapat dari sumber lain yaitu dari ikan,daging,buah jeruk,dan telur) (Sulistyawati, 2009;hal.108-109). Kebutuhan makanan pada ibu hamil mutlak harus dipenuhi. Kekurangan nutrisi dapat meneyebabkan anemia, abortus, IUGR, inersia uteri, perdarahan pasca perslinan, sedangkan kelebihan makanan karena beranggapan pemenuhan makanan untuk dua orang akan berakibat kegemukan, pre eklamsi, janin terlalu besar, Kebutuhan dasar asupan nutrisi yang harus terpenuhi yang sesui untuk ibu hamil : a). Karbohidrat Widya karya pangan dan gizi nasional menganjurkan pada ibu hamil untuk meningkatkan asupan energinya
  • 139. 129 menjadi 285 kkal perhari. Karbohidrat sumbernya seperti nasi, jagung, kentang. b). Protein Protein peningkatan kebutuhan protein sebanyak 75- 100 gram. Sumber protein seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu, tahu, tempe. Zat besi sebesar 30 – 60 gram setiap hari, sumbernya seperti sayur-sayuran hijau.(Sulistyawati, 2009; hal. 108). c).Vitamin dan mineral Vitamin A ditambah 50 mg/hari, tiamin 0,2 mg/ hari, riboflavin 0,2 mg/hari, niacin 2 mg/ hari, vitamin C 20 mg /hari, kalsium 0,6 mg/ hari dan banyak mengkonsumsi buah–buahan. Kebutuhan gizi ibu selama hamil meningkat karena selain diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu juga diperlukan untuk janin yang dikandungnya. Sementara itu, pada hiperemesis gravidarum tingkat I, ditandai dengan terjadinya penurunan nafsu makan (Mitayani, 2010;hal.41.). 2) Menurut tinjauan kasus Berdasarkan pengkajian, Ny. N mengatakan hanya 1 kali makan dalam sehari dengan 2 sendok nasi tanpa mengkonsumsi sayur-sayuran, lauk, atau buah dan susu.
  • 140. 130 3) Pembahasan Pada kasus ini terdapat kesenjangan antara teori dan kasus dimana secara teori ibu hamil membutuhkan karbohidrat untuk meningkatkan asupan energinya menjadi 285 kkal perhari, Zat besi sebesar 30 – 60 gram setiap hari sedangkan Ny. N tidak memenuhinya hal ini disebabkan oleh Ny.N mengalami hiperemesis gravidarum sehingga Ny. N kurang nafsu makan karena mual muntah yang dialaminya. b. Pola istirahat 1) Menurut tinjauan teori Pada malam hari rata – rata lama tidur yang normal adalah 6 – 8 jam. Sedangkan pada siang hari 1-2 jam sehari. 2) Menurut tinjauan kasus Berdasarkan pengkajian, Ny. N tidur ± 5 jam pada malam hari dan ± 30 menit pada siang hari. 3) Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, terdapat kesenjangan karena Ny. N tidak bisa memenuhi kebutuhan istirahatnya dengan optimal karena mual dan muntah berlebih yang dialaminya.
  • 141. 131 c. Personal hygiene 1) Menurut tinjauan teori Ganti baju minimal sekali dalam sehari, sedangkan celana dalam minimal dua kali. Namun, jika sewaktu – waktu baju dan celana dalam sudah kotor, sebaiknya segera diganti tanpa harus menunggu waktu untuk ganti berikutnya kebersihan mulut juga harus tetap terjaga minimal menggosok gigi 3 kali dalam sehari agar gigi terbebas dari kuman dan tidak ada bau aseton (Sulistyawati, 2012;hal.185.). 2) Menurut tinjauan kasus Berdasarkan pengkajian, Ny. N mengatakan mengganti baju dan celana dalam 1 kali dalam sehari setiap sore sehabis mandi dan merasa bibirnya sering kering dan merasa hawa nafasnya berbau. 3) Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, terdapat kesenjangan karena Ny. N kurang menjaga kebersihan dirinya terutama organ genetalia dengan hanya mengganti baju dan celana dalam satu kali dalam sehari. Bibir kering menunjukkan adanya gangguan keseimbangan cairan elektrolit serta penurunan oksigen dalam darah. Pada mulut terdapat hawa pernafasan berbau
  • 142. 132 asam karena cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi sehingga oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton, asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah yang dapat mempengaruhi hawa pernafasan, pada lidah kering dan pecah-pecah akibat muntah yang berlebihan. (Hanifa Wiknjosastro, 1999 dalam Rukiyah,2010;hal 121). d. Pola eliminasi 1) Menurut tinjauan teori Pada bulan – bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih (Prawirohardjo, 2010;hal.185.). 2) Menurut tinjauan kasus Berdasarkan pengkajian, Ny. N mengatakan saat hamil ± 6-8 kali sehari, jernih dan berbau khas. 3) Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak terdapat kesenjangan karena pada saat hamil kandung kemih tertekan dengan semakin besarnya uterus sehingga sering BAK.
  • 143. 133 4.1.3 Pemeriksaan umum 4.1.3.1 Keadaan umum 1) Menurut tinjauan teori Pasien dimasukkan dalam kriteria lemah jika ia kurang atau tidak memberikan respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain, dan pasien sudah tidak mampu lagi untuk berjalan sendiri (Sulistyawati, 2012;hal.189.). Pada hiperemesis gravidarum tingkat I, muntah yang terus menerus akan mempengaruhi keadaan umum ibu, dan menimbulkan rasa lemah (Mitayani, 2010;hal.41.). 2) Menurut tinjauan kasus Pada kasus ini, Keadaan umum Ny. N lemah 3) Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus, tidak terdapat kesenjangan karena keadaan umum Ny. N lemah akibat Ny. N mengalami hiperemesis gravidarum tingkat I. 4.1.3.2 Tekanan darah 1) Menurut tinjauan teori Tekanan darah ibu hamil tidak boleh mencapai 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik. Perubahan 30 mmHg sistolik dan 15 mmHg diastolik di atas tensi sebelum hamil, menandakan toxaemia gravidarum (keracunan kehamilan) (Hani,2011;hal.91.).
  • 144. 134 Pada hiperemesis gravidarum tingkat I, tekanan darah sistolik mengalami penurunan (Mitayani, 2010;hal.41.). 2) Menurut tinjauan kasus Berdasarkan hasil pemeriksaan, tekanan darah Ny. N 90/70 mmHg. 3) Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus, tidak terdapat kesenjangan karena tekanan darah Ny. N menurun akibat Ny. N mengalami hiperemesis gravidarum tingkat I. 4.1.3.3 Nadi 1) Menurut tinjauan teori Pada hiperemesis gravidarum tingkat I, nadi menjadi lebih cepat sekitar 100 x/menit (Mitayani, 2010;hal.41.). 2) Menurut tinjauan kasus Berdasarkan hasil pemeriksaan, nadi Ny. N 90 x/menit. 3) Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjuan kasus,terdapat kesenjangan karena pada hiperemesis gravidarum denyut nadi mencapai sekitar 100 x/menit. 4.1.3.4 Berat badan 1) Menurut tinjauan teori Pada hiperemesis gravidarum tingkat I, berat badan mengalami penurunan (Mitayani, 2010;hal.41.).
  • 145. 135 2) Menurut tinjauan kasus Berdasarkan hasil pemeriksaan dan anamnesa, berat badan Ny. N sebelum hamil adalah 45 kg dan saat pemeriksaan 43 kg. 3) Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak terdapat kesenjangan karena hiperemesis gravidarum tingkat I ditandai dengan penurunan berat badan. 4.1.3.5 LILA 1) Menurut tinjauan teori Ukuran LILA yang normal adalah 23,5 cm, ibu dengan LILA di bawah ini menunjukkan adanya kekurangan energi yang kronis (Sulistyonigsih, 2011;hal.110.). 2) Menurut tinjauan kasus Berdasarkan hasil pemeriksaan, lingkar lengan Ny. N adalah 24 cm. 3) Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak terdapat kesenjangan karena lingkar lengan Ny. N diatas normal yaitu 24 cm sehingga tidak menunjukkan adanya kekurangan energi yang kronis.
  • 146. 136 4.1.4 Pemeriksaan Fisik 4.1.4.1 Muka 1) Tinjauan teori Pada banyak perempuan kulit di garis pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam kecokelatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang-kadang akan muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang disebut chloasma gravidarum. Adanya peningkatan kadar serum melanocyte stimulating hormone (MSH). Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi. (Sulistyawati,2009;h.39). 2) Tinjauan kasus Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan tidak terdapat cloasma gravidarum 3) Pembahasan Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena ibu hamil mulai akan mengalami hiperpigmentasi pada muka biasanya terjadi pada usia kehamilan 12 minggu, sedangkan saat ini usia kehamilan Ny. N yaitu 8 minggu (pada tanggal 07 april 2015) dimana Ny. N belum mengalami hiperpigmentasi pada bagian muka yang disebabkan oleh hormone MSH.
  • 147. 137 4.1.4.2 Mata 1) Menurut tinjauan teori Pada hiperemesis gravidarum tingkat I salah satunya ditandai dengan mata yang cekung (Mitayani, 2010;hal.41.). 2) Menurut tinjauan kasus Berdasarkan hasil pemeriksaan, mata Ny. N sedikit cekung dan konjungtiva pucat. 3) Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak terdapat kesenjangan karena hasil pemeriksaan sesuai dengan teori yang ada, mata Ny. N sedikit cekung dan konjungtiva pucat disebabkan karena Ny. N mengalami hiperemesis gravidarum tingkat I. 4.1.4.3 Mulut 1) Menurut tinjauan teori Pada hiperemesis gravidarum tingkat I salah satunya ditandai dengan bibir dan lidah yang kering (Mitayani, 2010;hal.41.). 2) Menurut tinjauan kasus Berdasarkan hasil pemeriksaan, bibir dan lidah Ny. N tampak kering. 3) Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak terdapat kesenjangan karena hasil pemeriksaan sesuai dengan
  • 148. 138 teori yang ada, bibir dan lidah Ny. N tampak kering akibat mual muntah berlebih yang dialaminya. 4.1.4.4 Payudara 1) Menurut tinjauan teori Pada areola akan terlihat pigmentasi yang berlebihan (Prawirohardjo, 2010;hal 179.). Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada payudara, sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan sistem alveolar payudara. Bersama somatomamotropin, hormon – hormon ini menimbulkan pembesaran payudara, menimbulkan perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan pertama kehamilan, pelebaran puting susu, serta pengeluaran kolostrum (Hani,2011;hal72.). 2) Menurut tinjauan kasus Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan, payudara Ny. N simetris kanan dan kiri, tidak ada rasa nyeri dan benjolan, puting susu menonjol, tampak hiperpigmentasi pada aerola dan belum terdapat pengeluaran kolostrum 3) Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak terdapat kesenjangan karena perubahan yang terjadi pada Ny. N di bagian payudara disebabkan karena peningkatan hormon, dimana salah satunya adalah hormon estrogen.
  • 149. 139 4.1.4.5 Abdomen 1) Menurut tinjauan teori Fundus uteri mulai teraba pada usia kehamilan 12 minggu, yaitu 3 jari di atas simfisis ( Sulistyawati, 2012;hal. 59.). 2) Menurut tinjauan kasus Berdasarkan hasil pemeriksaan pada Ny. N belum teraba pembesaran rahim 3) Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak terdapat kesenjangan karena usia kehamilan Ny. N adalah 8 minggu (pada tanggal 07 april 2015), sehingga fundus belum teraba. 4.1.4.6 Turgor kulit 1) Menurut tinjauan teori Pada hiperemesis gravidarum tingkat I salah satunya ditandai dengan turgor kulit menurun ditandai dengan kelembapan dan elastisitas berkurang (Mitayani,2010;hal 41). 2) Berdasarkan tinjauan kasus Berdasarkan hasil pemeriksaan pada Ny. N turgor kulit menurun ditandai dengan kelembapan dan elastisitas kulit berkurang. 3) Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus diatas, tidak terdapat kesenjangan karena hasil pemeriksaan sesuai dengan
  • 150. 140 teori yang ada, turgor kulit Ny. N menurun dengan ditandai kelembapan dan elastisitas kulit berkurang disebabkan karena Ny. N mengalami hiperemesisi gravidarum tingkat I. 4.1.5 Pemeriksaan laboratorium 4.1.5.1 Pemeriksaan Haemoglobin 1) Menurut tinjauan teori Pemeriksaan pemeriksaan laboratorium yang diperlukan yakni protein urine, glukosa urine, dan haemoglobin. a. Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang pertama kali, lalu periksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi adanya anemia pada ibu hamil (walyani,2015;hal 81). Pembagian anemia : 1. Anemia ringan : 9-10% 2. Anemia sedang : 7-8 gr% 3. Anemia berat : < 7 gr% b. Pemeriksaan protein urine untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil. Protein urine ini untuk mendeteksi ibu hamil ke arah pre-eklamsi. c. Pemeriksaan Glukosa urine
  • 151. 141 Dilakukan hanya pada ibu dengan indikasi penyakit gula / DM atau riwayat penyakit gula pada keluarga ibu dan suami (walyani, 2015;hal 81). 2) Menurut tinjauan kasus Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar Hb ibu 10,6 gr% (anemia ringan), protein urine negatif dan glukosa urine negatif. 3) Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, terdapat kesenjangan dimana kadar HB Ny. N 10,6 gr%, normal pada trismester 1 lebih dari 11 gr%. 4.1.6 Pemeriksaan panggul 1) Tinjauan teori Keadaan panggul terutama penting pada primigravida karena panggulnya belum pernah diuji dalam persalinan, sebaliknya pada multigravida anamnesis mengenai persalinan yang gampang dapat memberikan keterangan yang berharga mengenai keadaan panggul (hanni,2010;). 2) Tinjuan kasus Dari hasil pemeriksaan panggul yang telah dilakukan terhadap Ny. N didapatkan hasil Distansia spinarum : 26 cm, Distansia kristarum : 28 cm, boudenloque : 20 cm, lingkar panggul 86 cm.
  • 152. 142 3) Pembahasan Berdasarkan kasus diatas terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus karena dari hasil pemeriksaan tinjauan kasus hasil pemeriksaan panggul ibu dalam keadaan normal. 4.2 Interprestasi data Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data – data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Masalah sering berkaitan dengan hal – hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa (Hani,2011;hal.97.) A. Diagnosa kebidanan 1). Menurut tinjauan teori Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan. Standar nomenklatur diagnosis kebidanan adalah sebagai berikut : 1) Diakui dan telah disahkan oleh profesi 2) Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan 3) Memiliki ciri khas kebidanan 4) Didukung oleh penilaian klinik dalam praktik kebidanan
  • 153. 143 5) Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan (Hani.2011;hal.97.). Dalam diagnosis kebidanan yang disimpulkan oleh bidan antara lain : a). Paritas Paritas adalah riwayat reproduksi seorang wanita yang berkaitan dengan kehamilannya (jumlah kehamilan). Dibedakan dengan primigravida (hamil yang pertama kali) dan multigravida (hamil yang kedua atau lebih). Contoh cara penulisan paritas dalam interpretasi data adalah sebagai berikut : a. Primigravida: G1P0A0 1) G1 (gravida 1) atau hamil yang pertama kali 2) P0 (partus nol) berarti belum pernah partus atau melahirkan 3) A0 (abortus nol) berarti belum pernah mengalami abortus b. Multigravida 1) G3 (gravid 3) atau ini adalah kehamilannya yang ketiga 2) P1 (partus 1) atau sudah pernah mengalami persalinan satu kali 3) A1 (abortus 1) atau sudah pernah mengalami abortus satu kali b). Usia kehamilan dalam minggu c). Keadaan janin d). Normal atau tidak normal (Sulistyawati, 2012;hal.191-192.). Pada hiperemesis gravidarum faktor predisposisi yang sering terkemuka adalah primigravida bahwa dan faktor hormon memegang peranan
  • 154. 144 karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan (Rukiyah,2010;hal119). 2. Menurut tinjauan kasus Diagnosa kebidanan : Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu (pada tanggal 07 april 2015) dengan hiperemesis gravidarum tingkat I. Dasar Data subjektif : a. Ibu mengatakan ini kehamilannya yang Pertama belum melahirkan dan belum pernah keguguran b. Ibu mengatakan HPHT tanggal 10 Februari 2015 c. Ibu mengatakan lemas,pusing, sering mual dan muntah tiap kali makan ± 7 kali, nyeri ulu hati hingga menggangu aktivitas dan khawatir akan kondisinya saat ini Data objektif : a. Keadaan umum lemah, kesadaran composmentis b. Tanda – tanda vital (TD: 90/70 mmHg, N: 90x/menit, S:37,80 c dan RR: 20 x/menit) c. Berat badan sebelum hamil 45 kg, saat pemeriksaan yaitu 43 kg.
  • 155. 145 3. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak terdapat kesenjangan karena diagnosa yang dibuat telah memuat usia kehamilan dan kelainan yang menyertai serta sesuai dengan data subjektif dan data objektif. B. Masalah 1. Menurut tinjauan teori Masalah adalah hal – hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis (Hani,2011;hal.99.). 2. Menurut tinjauan kasus Pada kasus ini, masalah yang dialami Ny. N adalah lemas,pusing, sering mual dan muntah tiap kali makan ± 7 kali, nyeri ulu hati hingga menggangu aktivitas. 3. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak terdapat kesenjangan karena masalah yang dialami Ny. N berkaitan dengan hiperemesis gravidarum tingkat I. C. Kebutuhan 1. Menurut tinjauan teori Kebutuhan adalah hal – hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisis data (Hani,2011;hal.99.).
  • 156. 146 2. Menurut tinjauan kasus Pada kasus ini, kebutuhan Ny. N dalah penjelasan hasil pemeriksaan dan masalah yang sedang dialami, penjelasan tentang pemenuhan nutrisi yang tepat, pola istirahat dan personal hyegene yang benar. 3. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak terdapat kesenjangan karena kebutuhan Ny. N saat ini sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi. 4.3 . Identifikasi Diagnosis dan Masalah Potensial 1) Menurut tinjauan teori Pada langkah ketiga kita mengidentifikari masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah teridentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan (Soepardan, 2008;hal.99-100.). Berdasarkan berat ringannya gejala, hiperemesis gravidarum dibagi menjadi tiga tingkatan : 1. Hiperemesis graviarum tingkat I Muntah terus – menerus yang memengaruhi keadaan umum, menimbulkan rasa lemah, badan turun, dan nyeri epigastrium. Frekuensi nadi ibu biasanya naik menjadi 100 kali/menit, tekanan darah sistolik menurun, lidah kering dan mata cekung.
  • 157. 147 2. Hiperemesis gravidarum tingkat II Ibu tampak lemas dan apatis, lidah kotor, nadi kecil dan cepat, suhu tubuh terkadang naik, serta mata sedikit ikterik. Berat badan ibu turun, timbul hipotensi, hemokonsentrasi, oliguria, konstipasi, dan napas bau aseton. 3. Hiperemesis gravidarum tingkat III Kesadaran ibu menurun dari samnolen hingga koma, muntah berhenti, nadi cepat dan kecil, suhu meningkat, serta tekanan darah semakin turun (Mitayani, 2010;hal.41.). 2) Menurut tinjauan kasus Pada kasus ini, Ny. N mengalami hiperemesis gravidarum tingkat I dan apabila tidak dilakukan penanganan maka berpotensi menjadi hiperemesis gravidarum tingkat II. 3) Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak terdapat kesenjangan karena diagnosa potensial yang akan terjadi sesuai dengan masalah Ny. N saat ini. 4.4 . Antisipasi Tindakan Segera atau Kolaborasi 1). Menurut tinjauan teori Pada langkah ini, bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan konsultasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. Selain itu, juga mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau
  • 158. 148 ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien (Hani,2011;hal. 101.). 2) Menurut tinjauan kasus Pada kasus ini, Ny. N mengalami hiperemesis gravidarum tingkat I yang ditandai dengan mual dan muntah yang berlebih, nyeri ulu hati dan pusing, serta potensial menjadi hiperemesis gravidarum tingkat II apabila tidak mendapat penanganan, oleh karena itu tindakan segera yang dilakukan adalah anjurkan ibu untuk diet hiperemesis gravidarum tingkat III. 3) Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak terdapat kesenjangan karena tindakan segera yang dilakukan sesuai dengan diagnosa atau masalah potensial yang mungkin terjadi. 4.5 Perencanaan Asuhan 1) Menurut tinjauan teori Pada langkah kelima, direncanakan asuhan menyeluruh yang ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen untuk masalah atau diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini, informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi (Soepardan, 2008;hal. 101.). Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum adalah : 1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan fisik 2. Jelaskan pada ibu tentang keluhan yang dirasakan dan cara mengatasi.
  • 159. 149 3. Beritahu ibu tentang cara memenuhi kebutuhan nutrisi. 4. Beritahu ibu untuk menghindari makanan yang menimbulkan mual- muntah. 5. Beritahu ibu tentang personal hyegene. 6. Beritahu ibu untuk cukup istirahat 7. Beri ibu terapi obat. 8. Beritahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan. 9. Beritahu ibu tentang kunjungan ulang. (Rukiyah dan Yulianti, 2010:hal. 122-125). 2) Menurut tinjauan kasus Pada kasus ini, rencana asuhannya adalah : 1. Tanggal 07 April 2015 a) Beritahu ibu hasil pemeriksaan fisik b) Jelaskan pada ibu tentang keluhan yang dirasakan dan cara mengatasi. c) Beritahu ibu cara memenuhi kebutuhan nutrisinya d) Beritahu ibu untuk menghindari makanan yang dapat menimbulkan mual-muntah. e) Beritahu ibu tentang personal hyegene. f) Beritahu ibu untuk cukup istirahat. g) Beritahu ibu tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil h) Beri ibu terapi obat. i) Beritahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan.
  • 160. 150 2. Tanggal 10 April 2015 a) Beitahu ibu tentang hasil pemeriksaan b) Ingatkan kembali pada ibu cara menangani masalah yang ia alami dan ingatkan ibu untuk banyak makan makanan yang mengandung zat besi c) Ingatkan ibu untuk tetap menjaga personal hyegene. d) Ingatkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan istirahat. e) Ingatkan ibu tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil f) Ingatkan ibu untuk melanjutkan terapi obat yang telah diberikan 3. Tanggal 12 April 2015 a) Beritahu ibu hasil pemeriksaan b) Pastikan kebutuhan nutrisi ibu c) Pastikan kebutuhan istirahat ibu d) Pastikan personal hygene ibu e) Pastikan ibu mengingat dan memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil f) Ingatkan ibu untuk tetap mengonsumsi obat yang diberikan 4. Tanggal 16 april 2015 a) Beritahu ibu hasil pemeriksaan b) Evaluasi kebutuhan nutrisi ibu c) Evaluasi kebutuhan istirahat ibu d) Evaluasi personal hygene ibu e) Evaluasi tenjtang pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu hamil g) Tanyakan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan TM I
  • 161. 151 h) Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang 3) Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak terdapat kesenjangan karena rencana asuhan yang dibuat sesuai dengan kebutuhan pasien. 4.6 Pelaksanaan Asuhan 1) Menurut tinjauan teori Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan dengan efisien dan aman. Pelaksaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya (Soepardan, 2008;hal 101.). Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum adalah : a) Menganjurkan mengubah pola makanan sehari – hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat terlebih dahulu. Makanan dan minuman seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin. b) Menganjurkan diet hiperemesis gravidarum III yaitu minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah roti panggang, biskuit, crackers, buah segar dan sari buah, minuman botol ringan, sirup, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer. c) Menganjurkan menghindarkan makanan yang merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam seperti makanan yang berminyak dan
  • 162. 152 berbau lemak. Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi dan yang mengandung zat tambahan (pengawet, pewarna dan penyedap rasa) juga harus dihindarkan. d) Memberikan terapi obat yaitu vitamin B6 yang berfungsi untuk menurunkan keluhan atau gangguan mual dan muntah bagi ibu hamil dan juga membantu dalam sintesa lemak untuk pembentukan sel darah merah. Vitamin B1 dan B2 berfungsi untuk mempertahankan kesehatan saraf, jantung, otot, serta meningkatkan pertumbuhan dan perbaikan sel. (Rukiyah dan Yulianti, 2010;hal. 122-125). 2) Menurut tinjauan kasus Pada kasus ini, pelaksanaan dari rencana asuhan sebelumnya adalah : 1. Tanggal 07 April 2015 a. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ia saat ini dalam kondisi kurang baik, tekananan darah 90/70 mmHg, Nadi : 90 x/menit, pernapasan : 20 x/menit, suhu : 37,8o C dan Melakukan pemeriksaan haemoglobin untuk mengetahui kadar haemoglobin tetapi kadar Hb ibu 10,6 gr% (kurang darah), namun hal itu normal terjadi dikarenakan ibu mengalami mual muntah berlebih sehingga asupan nutrisi menjadi berkurang. b. Menjelaskan pada ibu mengenai masalah yang ibu alami saat ini adalah hiperemesis gravidarum atau mual muntah yang berlebih yang menyebabkan ibu lemas dan aktivitas sehari – hari terganggu
  • 163. 153 dan dapat berakibat pada pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan ibu. c. Mengajarkan pada ibu penanganan masalah yang dialami ibu dengan makan sedikit tapi sering, makan dan minum sewaktu masih hangat, makan roti kering sebelum bangun dari tempat tidur, dan banyak minum air putih agar tidak dehidrasi, serta menghindari minuman kopi dan soda untuk mencegah peningkatan asam lambung. d. Memberitahu ibu untuk menghindari makanan dan minuman mengakibatkan mual seperti makanan yang berminyak, berlemak dan pedas seperti makanan yang digoreng, rujak dan makanan bersantan. e. Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan diri dengan mengganti baju dan celana dalam minimal 2 kali sehari atau saat lembab dan menjaga kebersihan mulutnya. f. Memberitahu ibu untuk istirahat cukup dengan tidur ± 6-8 jam pada malam hari dan ± 1-2 jam pada siang hari.. g. Memberitahu ibu tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil yaitu dengan memenuhi kebutuhan seperti mengkonsumsi karbohidrat yaitu didapat dari nasi, jagung, kentang dan umbi-umbian. Mengkonsumsi protein nabati seperti tahu dan tempe, protein hewani yaitu daging, ikan dan telur, mengkonsumsi sayuran hijau seperti kangkung, bayam, daun katuk, yang banyak mengandung serat dan zat besi, vitamin dari buah- buahan yang cukup, air dan mineral.
  • 164. 154 h. Memberitahu ibu manfaat terapi obat dan vitamin yang diberikan oleh bidan yaitu, parasetamol untuk mengurangi rasa pusing yang diminum 3 kali sehari; antasida untuk mengurangi nyeri ulu hati yang diminum 3 kali sehari sebelum makan; dan vitamin B6 untuk mengurangi mual dan muntah yang diminum 3 kali sehari sebelum makan. i. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan TM I yaitu hiperemesis gravidarum (Mual-muntah yang berlebih sampai mempengaruhi keadaan ibu lemah, dehidrasi, dan tekanan darah menurun, nadi meningkat), demam tinggi, sakit kepala hebat, perdarahan pervaginam, nyeri perut yang hebat dan sakit kepala yang hebat. 2. Tanggal 10 April 2015 a. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu sudah mulai membaik dengan tekanan darah : 110/70 mmHg, Nadi : 90x/menit, pernapasan: 22x/menit, suhu : 37,2o c. b. Mengingatkan kembali pada ibu cara menangani masalah yang ia alami yaitu dengan makan sedikit tapi sering, makan dan minum sewaktu masih hangat, makan roti kering sebelum bangun dari tempat tidur, dan banyak minum air putih agar tidak dehidrasi, serta menghindari minuman kopi dan soda untuk mencegah peningkatan asam lambung; selain itu banyak mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi untuk
  • 165. 155 mencegah anemia atau kurang darah seperti sayuran hijau, daging, hati ataupun telur c. Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga personal hygene dengan mandi 2 kali sehari, menggosok gigi 2 kali sehari, mengganti celana dalam setiap saat lembab. d. Mengingatkan ibu untuk tetap banyak istirahat ± 6-8 jam pada malam hari dan ± 1-2 jam pada siang hari serta mengurangi kerja berat. e. Mengingatkan ibu tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil yaitu dengan memenuhi kebutuhan seperti mengkonsumsi karbohidrat yaitu didapat dari nasi, jagung, kentang dan umbi-umbian. Mengkonsumsi protein nabati seperti tahu dan tempe, protein hewani yaitu daging, ikan dan telur, mengkonsumsi sayuran hijau seperti kangkung, bayam, daun katuk, yang banyak mengandung serat dan zat besi, vitamin dari buah-buahan yang cukup, air dan mineral. f. Mengaingatkan ibu untuk tetap melanjutkan terapi obat yang telah diberikan agar kondisi ibu semakin membaik. 3. Tanggal 12 April 2015 a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan secara fisik bahwa ia dalam kondisi yang sudah mulai membaik, tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi : 86x/menit Pernapasan : 20x/menit, suhu : 37,0o C. b. Memastikan kebutuhan nutrisi ibu apakah tercukupi atau tidak c. Memastikan kecukupan kebutuhan istirahat ibu d. Memastikan personal hygene ibu
  • 166. 156 e. Memastikan ibu tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil f. Memastikan ibu untuk tetap mengonsumsi obat yang diberikan bila keluhan timbul kembali. 4. Tanggal 16 April 2015 a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ia dalam kondisi membaik, tekanan darah 110/70 mmHg Nadi : 86x/menit Pernapasan : 20x/menit, suhu: 37,0o C dan kadar Hb ibu 10,8gr%. b. Mengevaluasi kebutuhan nutrisi ibu dengan menanyakan makanan yang telah dikonsumsi. c. Mengevaluasi kebutuhan istirahat ibu pada siang hari dan malam hari d. Mengevaluasi personal hyegene ibu. e. Menanyakan kepada ibu tentang ke butuhan nutrisi ibu hamil. f. Menanyakan ibu tentang pengetahuan tanda bahaya kehamilan TM I. g. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang sewaktu – waktu bila keluhan ibu bertambah. 3) Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak terdapat kesenjangan karena asuhan sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana asuhan.
  • 167. 157 4.7 Evaluasi 1) Menurut tinjauan teori Pada langkah ini, dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan. Hal yang dievaluasi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi dan mengatasi diagnosa dan masalah yang telah diidentifikasi (Hani,2011;hal.103.). 2) Menurut tinjauan kasus Pada kasus ini, evaluasi dari asuhan yang telah dilaksanakan adalah : 1. Tanggal 07 April 2015 a. Ibu mengerti bahwa saat ini ia dalam kondisi kurang baik b. Ibu mengerti bahwa ia mengalami mual muntah berlebih yang dialaminya dapat mengganggu pertumbuhan janinnya c. Ibu mengerti bagaimana cara menangani masalah yang sedang ibu hadapi d. Ibu mengerti dan akan mengehindari makanan yang membuat mual e. Ibu mengerti dan bersedia untuk menjaga kebersihan dirinya f. Ibu mengerti dan bersedia untuk istirahat cukup g. Ibu mengerti tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil. h. Ibu mengerti manfaat terapi obat yang diberikan oleh bidan dan waktu meminumnya. i. Ibu megerti tentang tanda bahaya kehamilan TM I. j. ibu mengerti tentang kunjungan ulang.
  • 168. 158 2. Tanggal 10 April 2015 a. Ibu menegerti tentang hasil pemeriksaan masih dalam kondisi kurang baik dan ibu mengerti hasil pemeriksaan kadar Hb ibu 10,6 gr% b. Ibu mengatakan telah dapat menangani mual muntah yang ia alami, meski terkadang masih merasa mual, dan akan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi c. Ibu mengatakan telah mulai menjaga istirahatnya dengan tidur ± 6 jam pada malam hari dan ± 1 jam pada siang hari d. Ibu mengatakan telah menjaga personal hygene. e. Ibu mengatakan telah megerti tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil. f. Ibu mengatakan telah mengonsumsi obat yang diberikan secara rutin 3. Tanggal 12 April 2015 a. Ibu mengerti bahwa kondisinya sudah membaik b. Ibu telah mencukupi kebutuhan nutrisinya dengan sedikit mengonsumsi nasi dan sayur pada siang hari, dan makanan kering seperti roti c. Ibu telah mengatakan mencukupi kebutuhan istirahatnya dengan tidur malam ± 6 jam dan siang ± 1 jam d. Ibu telah menjaga personal hygene dengan baik. e. ibu telah mengerti tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil. f. Ibu tetap mengonsumsi obat bila keluhan timbul kembali 4. Tanggal 16 April 2015 a. Ibu mengerti hasil pemeriksaan dan ia dalam kondisi baik
  • 169. 159 b. Ibu telah mengonsumsi nasi dan sayur sebanyak 3 porsi sekali dalam sehari pada siang hari, dan sering mengonsumsi makanan ringan dan kering seperti roti dan biskuit. c. Ibu telah memenuhi kebutuhan istirahatnya dengan tidur malam ± 7 jam dan ± 1 jam pada siang hari. d. Ibu telah mejaga kebersihan diri dengan mandi 2x sehari mengganti celana dalam pada setiap saat lembab. e. Ibu telah mengerti tentang tanda bahaya kehamilan seperti hiperemesis gravidarum (mual-muntah yang berlebih memperngaruhi keadaan ibu lemah mengganggu aktivitas keseharian ibu, dengan tekanan darah menurun dan nadi meningkat), sakit kepala hebat, sakit perut yang hebat, perdarahan lewat jalan lahir dan demam tinggi. f. ibu mengerti tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil yaitu dengan memenuhi kebutuhan seperti mengkonsumsi karbohidrat yaitu didapat dari nasi, jagung, kentang dan umbi-umbian. Mengkonsumsi protein nabati seperti tahu dan tempe, protein hewani yaitu daging, ikan dan telur, mengkonsumsi sayuran hijau seperti kangkung, bayam, daun katuk, yang banyak mengandung serat dan zat besi, vitamin dari buah- buahan yang cukup, air dan mineral. g. Ibu mengerti kapan harus kunjungan ulang.
  • 170. 160 3) Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas, tidak terdapat kesenjangan karena asuhan yang diberikan dapat dikatakan berhasil. Keluhan yang dirasakan dan dialami oleh Ny. N telah berkurang seperti tidak muntah lagi, meskipun terkadang masih merasakan mual. Keadaan umum membaik, dan ibu telah dapat beraktifitas ringan kembali.
  • 171. 161 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil terhadap Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu (pada tanggal 07 april 2015) dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPS Evi Andriani Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2015. Maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 5.1.1 Penulis telah melaksanakan pengkajian data terhadap Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu (pada tanggal 07 April 2015) dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat I yang terdiri dari data subjektif ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang pertama belum pernah melahirkan dan mengalami keguguran,HPHT : 10 Februari 2015 TP : 17-11-2015, ibu mengatakan mual-muntah, lemas, pusing setiap kali makan ± 7 kali, nyeri ulu hati hingga mengganggu aktivitas dan khawatir akan kondisinya. Dan data obyektif keadaan umum ibu : lemah, keadaan emosional stabil, kesadaran compos mentis, TD : 90/70 mmHg, Nadi : 90 x/menit, Pernapasan : 20x/menit, Suhu : 37,80 c, BB sekarang 43 kg BB sebelum hamil : 45 kg, muka pucat bibir kering, lidah kotor, kelopak mata cekung. Pengkajian tersebut telah dilakukan
  • 172. 162 terhadap Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu dengan Hiperemesis gravidarum tingkat I. 5.1.2 Penulis telah melakukan interpretasi data berdasarkan pengumpulan data dengan menentukan diagnosa kebidanan ibu hamil yaitu Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu (pada tanggal 07 april 2015) dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat I. Masalah dalam kasus ini adalah mual-muntah, lemas, pusing setiap kali makan ± 7 kali, nyeri ulu hati hingga mengganggu aktivitas. dan kebutuhan yang diperlukan ibu adalah penanganan mengenai masalah yang sedang ia alami. 5.1.3 Pada kasus ini diagnosa atau masalah potensial yang muncul adalah Hiperemesis Gravidarum tingkat II, namun hal ini tidak sampai terjadi Ny. N dapat melakukan asuhan apa yang telah dianjurkan oleh bidan, sehingga tidak sampai terjadi komplikasi yang tidak diinginkan. 5.1.4 Pada kasus ini, tindakan segera yang penulis lakukan adalah memberikan Diet Hiperemesis III untuk mendapatkan penangan segera bila keadaan Ny. N semakin memburuk seperti rujuk dan kolaborasi dengan dr.obgyn. 5.1.5 Pada kasus ini penulis telah memberikan rencana asuhan kepada Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu (pada tanggal 07 april 2015) dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat I yaitu beritahu ibu mengenai hasil pemeriksaan, beritahu ibu mengenai keluhan yang dialami ibu saat ini, beritahu ibu cara mengatasi mual-muntah yang dialami ibu saat ini, beritahu mengenai diet HEG III, beritahu ibu
  • 173. 163 mengenai kebutuhan istirahat, beritahu ibu mengenai tanda bahaya kehamilan, pantau keadaan ibu beritahu ibu mengenai pemberian obat, menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada Ny. N umur 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu dengan Hiperemesis gravidarum tingkat I dengan kebutuhan ibu saat ini, penanganan dengan keluhan yang ibu rasakan saat ini. 5.1.6 Pada kasus ini, penulis telah melaksanakan rencana asuhan kebidanan terhadap Ny. N umur 27 tahun G1P1A0 usia kehamilan 8 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat I yaitu memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, memberitahu kepada ibu bahwa mual- muntah yang dialami ibu saat ini disebut Hiperemesis gravidarum, memberitahu kepada ibu cara mengatasi mual-muntah yaitu mengubah pola makan sehari-hari dengan makan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering, memberitahu ibu diet HEG III, memberitahu kepada ibu mengenai kebutuhan istirahat, memberitahu kepada ibu mengenai tanda-tanda bahaya pada kehamilan TM I, memantau keadaan ibu, memeberitahu kepada ibu mengenai terapi obat untuk mengatasi mual muntah yang berlebih, menganjurkan kepada ibu untuk kunjungan ulang ketenaga kesehatan. 5.1.7 Pada kasus ini, penulis telah mengevaluasi (pada tanggal 16 April 2015) berdasarkan hasil asuhan yang telah dilakukan terhadap Ny. N umur 27 tahunG1P0A0 usia kehamilan 8 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat I. Keadaan umum mulai membaik, mual berkurang,
  • 174. 164 muntah dan nyeri ulu hati menghilang, dan telah dapat melakukan aktifitas ringan kembali. 5.2 Saran 5.2.1 Bagi institusi pendidikan Dapat menjadi sumber bacaan untuk menambah informasi dan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa serta acuan untuk penelitian selanjutnya dengan lebih meningkatkan keefektifan dalam belajar, pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan mahasiswa dalam mengaplikasikan studi yang telah didapatkan, serta untuk melengkapi sumber-sumber buku perpustakaan sebagai bahan informasi dan referensi yang penting dalam mendukung pembuatan Karya Tulis Ilmiah. 5.2.2 Bagi lahan praktek Memberikan informasi dan menjadi bahan masukan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil khususnya dengan masalah Hiperemesis Gravidarum tingkat I secara komprehensif berdasarkan kewenangan bidan dalam memberikan pelayanan. 5.2.3 Bagi pasien dan masyarakat khususnya ibu hamil Menambah informasi dan pengetahuan khususnya bagi ibu hamil mengenai Hiperemesis Gravidarum tingkat I untuk mendeteksi dini adanya penyulit kehamilan atau tanda- tanda bahaya kehamilan sehingga bila ada komplikasi dapat segera diatasi.
  • 175. 165 DAFTAR PUSTAKA Arisman.2009. Gizi dalam daur kehidupan pada masa kehamilan. Jakarta: Salemba Medika. Ayu, Ida Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan, dan KB.Jakarta: EGC. Dewi, Lia Nanny vivian. 2012. Asuhan Kehamilan untuk kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. Elisabet,walyani.2015.Asuhan Kebidana Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru. Fadlun & Achmad Feryanto. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika. Hani,Ummi.2011.Asuhan Kebidanan Padsa Kehamilan Fisiologis. Jakarta : Salemba Medika. Kesehatan ibu.2015.kesehatan ibu tahun 2015.http://www.go.id.diunduh tanggal 2 juli 2015 pukul 13.00 WIB. Buku Profil kesehatan Profinsi lampung. 2015. karakteristik ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.www.horsonosites.com.diunduh pada tanggal 2 juli 2015 pukul 13.30 WIB. Jannah, Nurul. 2012.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET. Mitayani.2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo,soekidjo.2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineke Cipta . Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu kebidanan. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Prawirohardjo. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Rukiyah, Ai Yeyeh & Lia Yulianti.2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta: Trans Info Media.
  • 176. 166 Runiari, Nengah. 2010. Asuhan keperawatan pada klien dengan hiperemesis Sgravidarum : penerapan konsep dan teori keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Soepardan, Soeryani. 2008. Konsep kebidanan. Jakarta : EGC. Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.
  • 177. 167
  • 178. 168 Gambar 1.1 Menimbang berat badan ibu
  • 179. 169 Gambar 1.2 Melakukan pemeriksaan tanda tanda vital ibu
  • 180. 170 Gambar 1.3 Melakukan konseling kepada ibu
  • 181. 171 SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) HIPEREMESIS GRAVIDARUM DISUSUN OLEH : Epta Mayasari AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG 2015
  • 182. 172 SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) HIPEREMESIS GRAVIDARUM Topik : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan hiperemesis gravidarum Sub pokok : Hiperemesis Gravidarum Hari : Rabu Pembicara : Epta Mayasari Tanggal : 07 April tahun 2015 Sasaran : Ibu Hamil Karakteristik : Ibu Yang Sedang Hamil Jumlah : 1 Orang Tujuan Umum : Diharapkan peserta penyuluhan mengerti tentang hiperemesis gravidarum. Tujuan khusus : 1. Diharapkan ibu mengerti tentang Hiperemesis Gravidarum. 2. Diharapkan ibu mengerti tentang tanda gejala hiperemesis gravidarum. 3. Diharapkan ibu mengetahui cara mengatasi hiperemesis gravidarum
  • 183. 173 MATERI 1. Pengertian Hiperemesis Gravidarum 2. Tanda gejala hiperemesis gravidarum 3. Cara mengatasi Hiperemesis Gravidarum METODE 1. Ceramah 2. Tanya jawab Media : Leaflet KEGIATAN NO MATERI KEGIATAN 1 Pembukaan (3 menit) 1. Mengucapkan salam 2. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus 3. Menyampaikan waktu/kontrak waktu yang akan digunakan dan mendiskusikan dengan peserta 4. Memberikan sedikit gambaran mengenai informasi yang akan disampaikan. 2 Proses (20 menit) 1. Menjelaskan pengertian hiperemesis gravidarum 2. Memberitahu tanda gejala hiperemesis gravidarum 4. Menjelaskan cara mengatasi hiperemesis gravidarum 3 Penutup (5 menit) 1. Penyuluh mengucapkan terima kasih atas perhatian peserta 2. Mengucapkan salam penutup.
  • 184. 174 Lampiran materi Pendahuluan Hiperemesis Gravidarum dapat menyebabkan cadangan kerbohidrat habis pakai dipakai untuk keperluan energi, sehingga pembakaran tubuh beralih pada cadangan lemak dan protein. Karena pembakaran lemak kurang sempurna terbentuklah badan keton didalam darah yang dapat menambah beratnya gejala klinik (Manuaba, h. 229) Melalui muntah maka sebagian isi lambung dikeluarkan beserta elektrolit, kalium, dan kalsium. Penurunan kalium dalam keseimbangan tubuh menambah mual muntahnya semakin bertambah. Materi penyuluhan Pengertian Hiperemesis Gravidarum Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada ibu hamil, seorang ibu menderita hiperemesis gravidarum jika seorang ibu memuntahkan segala yang dimakan dan diminumnya sehingga berat badan ibu menurun, turgor kulit kurang, dan mata terlihat cekung.tidak jelas, akan tetapi muntah yang menimbulkan gangguan kehidupan sehari – hari dan dehidrasi memberikan petunjuk bahwa wanita hamil telah memerlukan perawatan yang intensif. Beberapa faktor predisposisi dan factor lain yang menyebabkan hiperemesis gravidarum yaitu:
  • 185. 175 Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, factor adaptasi dan hormonal, pada wanita hamil yang kekurangfan darah akan lebih sering terjadi hiperemesis gravidarum. Tanda dan Gejala Hiperemesis Gravidarum Batas antara mual dan muntah dalam kehamilan yang masih fisiologis dengan hiperemesis gravidarum.Menurut wiknjosastro (2005), hiperemesis berdasarlan berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 tingkatan, yaitu: 1. Tingkatan I ringan, ditandai dengan muntah terus – menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibuy merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun, dan nyeri epigastrium. Nadi meningkat 100/menit, tekana darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan mata cekung. 2. Tingkatan II sedang, penderita terlihat lebih lemah dan apatis, turgor kulit Lebih mengurang lidah mongering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris. Berat badan menurun, mata cekung, aseton dapat tercium, dalam hawa pernafasan,karena mempunyai aroma yang khas dan dapt pula di temukan dalam kencing. 3. Tingkat III, Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadran menurun dan samnolen sampa koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B komplek.
  • 186. 176 Cara Penanganan Hiperemesis Gravidarum 1. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang- kadang muntah merupakan gejala yang normal pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan. 2. Menganjurkan ibu dipagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru bangun, cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun, bila merasa mual bangun tidur pagi makanlah snak atau biscuit sebelum mencoba untuk berdiri. 3. Menganjurkan kepada ibu untuk banyak minum air putih atau jus agar tidak dehidrasi serta hindari minuman yang mengandung kafein dan karbohidrat seperti kopi dan minuman yang bersoda. 4. Menganjurkan kepada ibu untuk menghindari makanan yang berminyak, berlemak dan pedas sepeti makanan yang yang digoreng, rujak, makanan bersantan karena dapat memperburuk rasa mual. 5. Memberikan ibu Vit.C dan Mediamer B6 6. Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukcup seperti tidur siang 1-2 jam dan pada malam hari 8 jam, serta menganjurkan kepada ibu agar tidak terlalu capek dan banyak fikiran. Evaluasi Jenis : Tanya jawab Bentuk : Secara lisan Jumlah : 3 soal
  • 187. 177 Pertanyaan : 1. Jelaskan pengertian hiperemesis gravidarum 2. Sebutkan tanda gejala hiperemesis gravidarum 3. Jelaskan cara mengatasi hiperemesis gravidarum
  • 188. 113
  • 189. 112